Ketua Muhammadiah Minta Pemerintah dan DPR Tanggung Jawab Jika Banyak Korban Berjatuhan di Pilkada

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menanggapi sikap pemerintah dan DPR yang bersikukuh menggelar Pilkada di tengah makin parahnya penularan Covi

Editor: Eko Setiawan
muhammadiyah.or.id
Ketua Umum Muhammadiyah, Haedar Nashir 

TRIBUNBATAM.id |JAKARTA -- Pemerintah dan DPR RI sejauh ini masih bersikukuh tetap meneruskan penyelenggaraan pemilu serentak.

Kendati sejauh ini banyak tokoh yang meminta kepada pemerintah untuk melakukan penundaan hingga tahun depan atau masa pandemi mulai berkurang.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menanggapi sikap pemerintah dan DPR yang bersikukuh menggelar Pilkada di tengah makin parahnya penularan Covid-19 di tanah air.

Haedar mengakui sikap pihaknya bersama ormas lain adalah wujud tanggung jawab moral atas keselamatan bangsa.

Mengenal Bagian Organ Ginjal Manusia, Apa Saja Fungsinya?

Tips Untuk Orangtua Mendukung Anak Hadapi Ujian Tengah Semester di Tengah Pandemi

Dirinya mengingatkan bahwa saat ini prosentase kematian akibat Covid-19 di negeri ini termasuk tinggi, bahkan untuk tenaga kesehatan yang tertinggi, bila dibanding negara lain.

Sehingga usulan penundaan diajukan demi mencegah timbulnya korban akibat pelaksanaan Pilkada.

Dirinya berharap pemerintah bersama pemangku kepentingan mau menunda gelaran Pilkada.

"Saran Muhammadiyah cukup elegan, agar pemerintah bermusyawarah secara optimal dengan DPR dan KPU demi keselamatan jiwa rakyat Indonesia.

Mau menunda atau meneruskan pilkada sepenuhnya tergantung kearifan dan sikap kenegarawanan mereka," tutur Haedar.

Haedar meminta pemerintah bersama KPU dan DPR mau bertanggungjawab jika terdapat konsekuensi yang ditanggung akibat penyelenggaraan Pilkada.

"Apapun keputusannya, yang penting pemerintah, DPR, KPU, dan semua pihak terkait benar-benar seksama dan dapat bertanggungjawab sepenuhnya atas segala keadaan dan konsekuensinya di belakang hari," kata Haedar.

Menurutnya, jika berkaca pada pelaksanaan pendaftaran calon yang menyebabkan kerumunan. Menurutnya hal ini berpotensi menyebabkan penularan Covid-19.

Semenjak new normal atau adaptasi baru, menurut Haedar, angka positif Covid-19 bertambah signifikan setelah new normal atau adaptasi baru diberlakukan.

Sehingga Rumah Sakit kelebihan beban dan disiplin masyarakat tidak dapat dikendalikan dengan baik.

Haedar juga meminta pemerintah untuk terjun langsung ke lapangan, demi melihat realita terkait makin tingginya penyebaran virus corona.

"Ormas percaya pada pemerintah dan menghargai kebijakan dan usaha yang telah dilakukan dalam menangani Covid-19 maupun persiapan pilkada.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved