BATAM TERKINI

Banyak Karyawan Swasta Terpapar Corona, Wali Kota Batam Tak Sarankan Swab Test Massal di Perusahaan

Wali Kota Batam, Rudi menilai, upaya tes swab Corona massal perlu dana yang tak sedikit.Karena itu, ia lebih sarankan perusahaan rapid test karyawan

Editor: Dewi Haryati
Roma Uly Sianturi/TRIBUNBATAM.id
TES SWAB - Wali Kota Batam Rudi mengatakan, upaya tes swab massal masih memerlukan dana yang tidak sedikit. Foto: Wali Kota Batam Rudi beberapa waktu lalu 

Editor: Dewi Haryati

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Perkembangan Covid-19 di Kota Batam telah mencapai taraf memprihatinkan. Selama sepekan ini, penambahan kasus Covid-19 di minggu ketiga bulan September mencapai 366 kasus, tertinggi sejak Maret 2020.

Lonjakan kasus yang sedemikian tinggi ini menyumbang angka positif Covid-19 menjadi 1357 kasus per 22 September 2020. Di antara kasus tersebut, pasien dengan latar belakang karyawan swasta mencetak angka tertinggi dari profesi lainnya, yaitu mencapai 462 kasus.

Bahkan, sekitar 130 karyawan di dua perusahaan kawasan industri Mukakuning telah dinyatakan positif Covid-19. Angka ini terus bergulir seiring dengan proses tracing yang tengah dilakukan Tim Gugus Tugas Covid-19.

Meski demikian, saat ini Wali Kota Batam, Muhammad Rudi justru terkesan enggan mempertimbangkan rencana lockdown sementara bagi dua perusahaan yang karyawannya terpapar Covid-19 tersebut.

Pasalnya, lockdown dapat mengakibatkan kegiatan produksi menjadi terhenti. Oleh karena itu, pemeriksaan tracing menggunakan rapid test pun jadi solusi.

Bukan Lockdown, Wali Kota Batam Minta Rapid Test di 2 Perusahaan yang Karyawannya Terpapar Corona

"Nggak mungkin pula kita mau lockdown. Makanya kita rapid test semua, solusinya itu," ungkap Rudi ketika diwawancarai di Hotel Sahid, Batam Center, Rabu (23/9/2020).

Selain itu, wacana tes swab massal juga digaungkan dapat menjadi solusi memutus persebaran virus Corona di lingkungan kerja. Akan tetapi, Rudi menganggap, upaya tes swab massal masih memerlukan dana yang tidak sedikit.

"Kita mengurangi cost. Kalau swab biayanya besar, tak tahan, mau berapa ribu pegawainya?," ujar Rudi.

Sementara itu, perkara kebijakan work from home bagi karyawan PT, akan ia serahkan pada keputusan perusahaan yang bersangkutan. Hal terpenting, menurutnya, adalah agar persebaran virus Corona di lingkungan perusahaan dapat terkendali.

Bakal Lockdown

Sebelumnya diberitakan, ada 67 kasus positif Covid-19 di Kota Batam, Provinsi Kepri, Selasa (22/9/2020).

Dari kasus tersebut, banyak pasien berasal dari dua perusahaan di Kawasan Batamindo Mukakuning dan Panbil.

Kepala Dinkes Kota Batam, Didi Kusmarjadi menginformasikan kedua perusahaan yang karyawannya banyak terpapar Covid-19 ada PT Infinion dan PT Philips.

"Karena itu, saya sudah kirim surat rekomendasi agar kedua PT itu di-lockdown sementara," tegas Didi ketika diwawancarai TRIBUNBATAM.id.

Menurut Didi, lockdown sementara waktu selama 14 hari ini harus dilakukan Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Batam untuk memutus penyebaran virus di kawasan tersebut.

 1731 Warga Kepri Terinfeksi Covid-19, Simak Sebaran Kasus Suspek dan Konfirmasi Corona

Betapa tidak, berdasarkan data Dinkes Kota Batam, ada 63 karyawan PT. Infenion Mukakuning yang terpapar Covid-19.

Jumlah karyawan PT yang terpapar akan bertambah jika dihitung lagi dengan karyawan dari PT. Philips.

"Karyawan PT. Philips baru dites swab kemarin. Sore nanti hasilnya baru keluar," ujar Didi.

Saat ini karyawan yang terpapar Covid-19 tersebut sudah dirujuk ke RSKI Galang.

Ini Kata Kadisnaker Batam Soal Rencana Lockdown

Sebelumnya diberitakan, sejumlah tenaga kerja dari dua perusahaan di kawasan industri Mukakuning terpapar Covid-19.

Sedikitnya 67 karyawan PT Philips Industries Batam, dan 63 karyawan PT Infineon Technologies Batam terkonfirmasi positif Covid-19.

Kabar tersebut turut menjadi perhatian Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Batam, Rudi Sakyakirti.

Menurutnya, jumlah karyawan PT Philips mencapai sekitar 3.300 tenaga kerja.

Konsekuensi lockdown bagi kedua perusahaan tersebut, tambahnya, dapat berpotensi menghentikan produksi untuk sementara waktu.

"Kita cari jalan keluar apa yang terbaik," ucapnya ketika dikonfirmasi, Selasa (22/9/2020).

Bagi perusahaan yang karyawannya terpapar Covid-19, menurutnya, ada opsi lain yakni dengan mengurangi jumlah karyawan yang bekerja di kantor, dan memberlakukan kembali sistem work from home (WFH).

Selain itu, tambah Rudi, pihak perusahaan juga tengah berupaya mencegah persebaran virus Corona di lingkungan kerjanya, salah satunya adalah dengan menerapkan pemeriksaan rapid test bagi seluruh pegawai.

"Pihak perusahaan juga melakukan rapid test, mungkin dalam minggu ini selesai," ujar Rudi.

Ia menambahkan, di PT Infineon sendiri, perusahaan telah memberlakukan kebijakan WFH bagi para pegawainya di kantor.

Menurut Rudi pula, hak karyawan untuk memperoleh gaji tetap harus diberikan oleh perusahaan kendati menjalani masa lockdown selama 14 hari.  

Tanggapan HKI Kepri

Wacana lockdown dua perusahaan di kawasan Mukakuning karena banyak karyawannya terpapar Covid-19 mendapat sorotan dari Ketua Korwil Himpunan Kawasan Industri (HKI) Kepri, Oka Simatupang.

Menurutnya, lockdown bukanlah solusi yang tepat bagi perusahaan yang karyawannya telah terpapar Covid-19. Terlebih lagi, jumlah tenaga kerja yang mencapai ribuan orang turut menjadi pertimbangan.

Pasalnya, persebaran virus Corona saat ini belum dapat terkendali. Para karyawan yang jumlahnya ribuan tersebut juga tidak dapat dipastikan akan terbebas dari Covid-19 saat perusahaan lockdown. Karena masih berpotensi terpapar akibat aktivitas sosial di luar tempat kerjanya.

"Pada awalnya operator itu terjangkit bukan di tempat kerjanya, tapi berinteraksi dengan masyarakat umum. Nah, mereka ini tanpa sadar jadi OTG dan menularkan ke orang sekitar," ujar Oka, Selasa (22/9/2020).

Apabila lockdown diterapkan, menurut Oka, perusahaan belum dapat menjamin apakah karyawan yang tinggal di luar kawasan industri tidak akan terpapar Corona dari aktivitas sosial dengan masyarakat lainnya.

 BANYAK Karyawan Terpapar Covid-19, PT Infineon Batam Masih Beroperasi

"Jangan sampai ketika lockdown dan tidak bekerja, malah menjadi carrier virus sehingga merambat ke mana-mana," keluh Oka.

Ia menambahkan, sejatinya langkah yang tepat adalah memberlakukan tracing secara mendetail, melakukan screening awal dengan rapid test, lalu merawat karyawan yang terpapar Covid-19 guna memutus mata rantai penyebarannya.

Dalam hal ini, Oka sangat mendukung diberlakukannya Perwako 49/2020 tentang Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan diterapkan secara tegas dan menyeluruh.

"Tanpa adanya punishment atau sanksi masyarakat kita masih mengganggap enteng masalah ini," tegas Oka.

Sempat Tutup 2 Hari

Salah satu perusahaan semi konduktor terbesar di Kota Batam, PT Infineon Technologies tengah jadi sorotan.

Itu karena banyak karyawannya terpapar Covid-19.

Awalnya, hanya 3 (tiga) karyawan saja terpapar Covid-19. Setelah dilakukan rapid test massal untuk mencegah penyebaran, sebanyak 79 karyawan lainnya dipastikan terkonfirmasi positif Covid-19.

Menurut Manager Komunikasi PT Infineon Technologies Batam, Yulis, rapid test sendiri digelar selama dua hari, tepatnya pada tanggal 19 hingga 20 September 2020 lalu.

Jadi, lanjut Yulis, dari hasil rapid test diketahui jika total karyawan terpapar Covid-19 sebanyak 82 orang.

"Perlu dicatat, 79 di antaranya adalah pro aktif testing dari PT Infineon Technologies. Begitu didapatkan 3 orang positif Covid-19, kami langsung ambil tindakan," tegas Yulis kepada Tribun Batam saat dikonfirmasi, Selasa (22/9/2020).

Yulis tegas menolak jika penyebaran virus ini karena adanya klaster karyawan di PT Infineon Technologies. Ia mengatakan, penularan justru dikarenakan adanya infeksi dari luar dan dibawa masuk ke perusahaan.

"Sifatnya mendapat infeksi dari luar. Dan rata-rata hasil penjaringan itu diketahui setelah rapid test digelar," katanya lagi.

Dari Yulis diketahui, PT Infineon Technologies Batam sendiri memiliki sebanyak 1800 karyawan.

Akibat banyak karyawan terpapar Covid-19, perusahaan yang berpusat di Jerman ini sempat melaksanakan Work from Home (WFH) bagi karyawan di kantor pada 17 September 2020 lalu.

"Beberapa bulan lalu kami juga telah menerapkan WFH juga. Tujuan tentu untuk meminimalkan interaksi sosial agar penularan dapat dicegah," tambah dia.

Diketahui pula, PT Infineon Technologies Batam sendiri sempat menutup pabrik mereka selama 2 hari, tepatnya pada tanggal 19 dan 20 September 2020 lalu.

Saat ditutup, pabrik tersebut disemprot dengan disinfektan ke seluruh area. Termasuk kantor, bagian produksi, dan area umum seperti toilet dan lainnya.

Tanggapan PT Infineon

Akibat banyak karyawan terpapar Covid-19, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam telah mengirim surat rekomendasi untuk dua perusahaan agar menutup operasionalnya sementara waktu.

Kedua perusahaan itu adalah PT Infineon Technologies Batam dan PT Philips.

Sebagaimana diketahui, kedua perusahaan sendiri terletak di kawasan industri Mukakuning, Kota Batam.

Menanggapi wacana penutupan operasional itu, Manager Komunikasi PT Infineon Technologies Batam, Yulis mengatakan, jika pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.

Termasuk dalam hal ini Dinkes Batam dan Tim Gugus Tugas Covid-19 Batam.

 PT Infineon Batam Sempat Tutup Pabrik 2 Hari, Banyak Karyawan Terpapar Covid-19

"Terkait (lockdown) itu sifatnya dinamis. Bahkan sebelum ada rekomendasi itu, kami telah berkoordinasi dengan pihak berwenang, beberapa karyawan kami juga banyak yang negatif Covid-19," tegas Yulis kepada Tribun Batam saat dikonfirmasi, Selasa (22/9/2020).

Yulis mengakui, PT Infineon Technologies sendiri tetap mengutamakan keselamatan dan kesehatan seluruh karyawan.

Akan tetapi, operasional perusahaan sewajarnya harus tetap dilakukan. Mengingat, hal ini berkaitan penuh dengan stabilitas perekonomian seluruh karyawan di perusahaan.

"Kesehatan dan keselamatan karyawan kami adalah prioritas. Tapi, kami harus tetap beroperasi dan bukan berarti kami ingin karyawan menjadi tumbal. Situasi dinamis saja," tambah dia.

Namun dia memastikan, koordinasi dengan Dinkes Batam dan Tim Gugus Tugas Covid-19 Batam akan terus dilakukan untuk memantau kesehatan seluruh karyawan.

Apalagi beberapa karyawan telah terpapar Covid-19.

"Kami telah mengadakan rapid test massal dan kebanyakan yang dinyatakan negatif adalah dari tim produksi," ungkap dia.

Tim produksi sendiri, lanjutnya, meliputi operator, teknisi, dan engineer.

Yulis juga memastikan jika pihaknya telah berkomunikasi dengan seluruh customer dan supplier perusahaan jika Covid-19 tak mengganggu kelancaran produksi atau kegiatan perusahaan.

Mengingat PT Infineon Technologies Batam sendiri adalah salah satu perusahaan semi konduktor terbesar di Batam yang berpusat di negara Jerman.

(TRIBUNBATAM.id/Hening Sekar Utami/Thomlimah Limahekin/Beres Lumbantobing/Ichwan Nur Fadillah)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved