Kisah Orang Jalanan Bertaruh Nyawa dengan Corona, Berlina Simangunsong 12 Jam di Luar Rumah

Di Batam, orang-orang yang terpaksa di jalanan dan bertaruh nyawa dengan corona masih banyak, Berlina Simangunsong (48) adalah salah satunya

TRIBUNBATAM.ID/Ronnye Lodo Laleng
Berlina Simangunsong, tukang parkir di kawasan Seraya, Batam yang bertaruh nyawa bekerja di jalanan dengan ancaman terpapar virus corona 

Dengan berseragam oranye bercampur biru serta masker kain berwarna hijau, dan topi ala koboi miliknya, ia terlihat semangat mengatur motor yang terparkir kurang rapi.

Sesekali ia meniupkan peluit untuk memberikan isyarat ke pengendara lain, sebagai tanda hati-hati, ada motor yang hendak keluar dari parkiran.

Seperti tukang parkir kebanyakan, Berlina mondar-mandir hanya untuk mengambil uang Rp 1.000 di setiap kendaraan roda dua yang hendak keluar dari parkiran.

Kisah Tukang Parkir Sukses Antarkan Anak ke Akademi Angkatan Laut, Padahal Dulu Gila & Masuk RSJ

Dengan wajah lesuh, ia mengaku banyak suka dan duka yang ia hadapi di lapangan selama menjadi tukang parkir.

Dukanya saat banyak orang tidak membayar parkir. Namun ia tidak mempermasalahkan itu.

"Saya yakin setiap rezeki itu sudah diatur oleh Tuhan," katanya sambil menghembuskan napas per lahan saat ditemui Tribun Batam, Rabu (23/9/2020).

Aksi seorang tukang parkir yang rela kebasahan diguyur hujan demi menyelamatkan helm pelanggan menjadi perbincangan di lini masa sosial media.
Aksi seorang tukang parkir yang rela kebasahan diguyur hujan demi menyelamatkan helm pelanggan menjadi perbincangan di lini masa sosial media. (Tiktok.com/@afrcherry)

Dari pekerjaannya ini, Berlina hanya bisa mendapatkan uang Rp 50 ribu hingga Rp 60 ribu per hari.

Uang itulah yang digunakannya untuk kehidupan sehari hari.

Gegara Tak Diberi Uang Parkir, Tukang Parkir di Blitar Ini Todong Tentara Pakai Parang

"Penghasilan saya biasanya kalau ramai itu Rp 70 ribu kalau sepi Rp 40 ribu atau Rp 50 ribu per hari.

Selanjutnya membayar ke koordinator perhubungan sebesar Rp 10 ribu," ucapnya.

Dahulunya, sebelum Covid-19 melanda, mereka bisa menyetor ke Dinas Perhubungan sebesar Rp 600 ribu sebulan.

Tongkrong Sebentar di Jembatan Dua Barelang, Andika Dipukul Oknum Tukang Parkir, Ini Kronologinya

"Saat pandemi ini, kami diberikan keringanan yakni cuma menyetor Rp 300 ribu saja," ujarnya.

Sebelum menjadi tukang parkir, Berlina sempat tidak yakin dengan keinginannya itu.

Namun karena suaminya bekerja sebagai tukang parkir, dan anaknya selalu memberi semangat kepadanya, dari situlah ia bekerja keras dan tetap semangat.

Reaksi Ganjar Pranowo saat Disindir Fadli Zon Ingin Ambil Alih Pekerjaan Tukang Parkir: Tidak Bos

Selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, dengan menjadi tukang parkir, warga RT 02, RW 02, Muara Takus ini sekaligus untuk berolahraga.

Kebetulan Berlina punya riwayat sakit diabetes sebelumnya.

.

.

.

(tribunbatam.id/Ronnye Lodo Laleng)

Sumber: Tribun Batam
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved