NEWS WEBILOG TRIBUN BATAM

Resesi Kuartal III & Dampaknya Terhadap Batam, STIE Bentara Persada: Perkuat UMKM, Genjot Pariwisata

Negara Indonesia diprediksi akan mengalami resesi pada kuartal ke-3. Dua ekonom STIE Bentara Persada melihat langkah yang diambil pemerintah di Batam.

TribunBatam.id/Rebekha Ashari Diana Putri
NEWS WEBILOG TRIBUN BATAM - Narasumber News Webilog (26/9) : Ketua STIE Bentara Persada, Pilifus Junianto (baju biru tua) dan Kepala Bidang Akademik STIE Bentara Persada, Felix Dabur (biru muda) 

Editor: Septyan Mulia Rohman

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Kepala Bidang Akademik STIE Bentara Persada, Felix Dabur melihat perlunya pemberdayaan kepada pelaku UMKM selama pandemi Covid-19.

Menurutnya, perlu ada pemanfaatan ruang, seperti memanfaatkan lingkungan dengan menanam sayuran di pekarangan, sehingga biaya pengeluaran menjadi tertolong.

Negara Indonesia diprediksikan akan mengalami resesi pada kuartal ketiga tahun 2020.

Hal tersebut tentu menjadi perhatian para ekonom, akademisi maupun lapisan masyarakat.

Dalam news webilog Tribun Batam yang membahas tentang 'Resesi Kuartal III Dan Dampaknya Terhadap Batam' Felix mengungkapkan, resesi adalah satu kondisi dimana telah terjadinya kelesuan ekonomi dimana kondisi produk domestik bruto mengalami penurunan dan terjadi pada dua kuartal berturut-turut.

Atau lebih yang membuat situasi ekonomi berangsur-angsur melemah.

Pendapat Ekonom Core Soal Jurang Resesi di Depan Mata: Normal di Tengah Wabah, Tak Perlu Panik

Indonesia Diambang Resesi, Ekonom Indef Sebut RI Dibayangi PHK Massal

Kondisi ini memiliki dampak yang besar. Dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin lama semakin menurun tentunya membutuhkan langkah-langkah khusus untuk menanganinya.

"Salah satu terjadinya resesi ialah adanya inflasi dan deflasi. Akhirnya akan berdampak pada terganggunya aktivitas investasi dan menyebabkan terjadinya pengangguran dimana-mana," ucapnya.

Ia pun meminta masyarakat untuk tidak perlu takut dengan kondisi resesi ini.

Meski demikian, bukan berarti sebagai masyarakat tidak boleh waspada.

Menurutnya, jika resesi ini berkelanjutan sampai dengan triwulan pertama tahun depan tentunya akan berdampak besar.

Indonesia dapat dikatakan masih lebih aman dibandingkan negara-negara yang mengalami resesi lainnya.

Hanya saja yang perlu diperhatikan ialah kebijakan yang tepat untuk menangani.

Ilustrasi resesi ekonomi
Ilustrasi resesi ekonomi (kompas.com)

Kalau tidak bisa ditangani, investor tidak mau berinvestasi di negara kita dan pengangguran akan semakin banyak.

Ketua STIE Bentara Persada, Pilifus Junianto menyebut, pandemi menjadi salah satu faktor terjadinya resesi.

Ini menyebabkan turunnya daya beli masyarakat dan pendapatan.

Kondisi ini berdampak pada perusahaan yang mengurangi biaya operasionalnya.

Pada akhirnya, konsumen mengalami kehilangan kepercayaan dan berdampak pada perlambatan alur ekonomi.

Ia mengungkapkan, saat lesunya ekonomi tahun 1998 di Indonesia, saat itu ada beberapa faktor pendorong yaitu terjadinya resesi secara global terutama asia tenggara.

Sedangkan faktor dominan ialah nilai tukar Rupiah yang melemah. Sebelum terjadinya krisis nilai tukar Rupiah terhadap USD hanya Rp 5 ribu.

Ketika resesi terjadi kurs nya menjadi belasan ribu.

Ilustrasi Resesi: Jika Indonesia Resesi, Apa yang akan terjadi?
Ilustrasi Resesi: Jika Indonesia Resesi, Apa yang akan terjadi? (IST/ Tribunnews)

"Faktor lainnya ialah adanya mosi tidak percaya masyarakat terhadap pemerintah, sehingga demo dan kerusuhan terjadi dimana-mana.berdampak pada kerusuhan. Dalam catatan sejarah, tahun 1998 sangat mengerikan dalam segi perekonomian," ungkapnya.

Batam sebagai kota industri menurutnya akan terdampak jika resesi ini benar terjadi.

Industri manufaktur akan mengalami penurunan, berpengaruh pada nilai ekspor.

Posisi strategis kota Batam menjadikan kita memiliki nilai ekspor terbesar dibandingkan daerah lain.

"Kita perlu waspada. Resesi yang terjadi di singapura juga memberikan dampak pada kita. Jumlah wisatawan akan berpengaruh.

Pemerintah perlu mengintegrasikan kenormalan baru dengan menyelaraskan program pemerintah dengan mengajak seluruh stakeholder pariwista untuk menerapkan protokol.

Pariwisata harus digenjot untuk menumbuhkan geliat ekonomi. Salah satu program jangka pendek yang relevan adalah memberikan bantuan langsung tunai kepada masyarakat.

Bukan sebagai agenda politik tetapi murni bantuan untuk masyarakat.(TribunBatam.id/Rebekha Ashari Diana Putri)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved