Pendapat Ekonom Core Soal Jurang Resesi di Depan Mata: Normal di Tengah Wabah, Tak Perlu Panik

hampir semua negara di dunia mengalami resesi dan yang lebih penting bagaimana dunia usaha bisa bertahan di tengah resesi.

Tribunnews.com
Ilustrasi uang: Indonesia di jurang resesi, disebut wajar di tengah wabah. 

Editor: Anne Maria

TRIBUNBATAM.id, JAKARTA - RI sudah berada di jurang resesi.

Hal itu seperti sinyal yang diberitahukan Menteri Keuangan Sri Mulyani akan laporan ekonomi kuartal III.

Lalu bagaimana sikap kita menghadapi resesi ekonomi?

"Saya sudah dari beberapa minggu lalu sampaikan masyarakat tidak perlu panik. Sekali lagi resesi sudah menjadi sebuah kenormalan baru di tengah wabah," kata Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah kepada Tribun, Jumat (25/9/2020).

Piter menyerukan, hampir semua negara di dunia mengalami resesi dan yang lebih penting bagaimana dunia usaha bisa bertahan di tengah resesi.

Menurutnya, apabila dunia usaha bisa bertahan, tidak mengalami kebangkrutan, maka kita akan bisa segera bangkit kembali dengan cepat.

"Kita optimis dengan berbagai kebijakan yang sudah diambil oleh pemerintah melalui program PEN, kita akan bisa meningkatkan daya tahan dunia usaha kita, dan kita akan recovery pada tahun 2021," urainya.

Indonesia Diambang Resesi, Ekonom Indef Sebut RI Dibayangi PHK Massal

Tak Hanya Singapura, Ini 18 Negara di Dunia yang Alami Resesi Ekonomi, Terdampak Covid-19

Ekonom Indef Sebut RI Dibayangi PHK Massal

Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi, perekonomian nasional akan memasuki masa resesi di akhir September 2020 ini.

Bendahara Negara itu mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III mendatang bakal berada di kisaran -2,9 persen hingga -1,1 persen.

Jika proyeksi tersebut terjadi, maka ekonomi Indonesia masuk dalam definisi resesi secara teknis. Yakni, pertumbuhan ekonomi negatif dalam dua kuartal berturut-turut. Sebab pada kuartal II yang lalu, Indonesia telah mencatatkan pertumbuhan ekonomi minus 5,32 persen.

Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira, mengatakan resesi ekonomi secara resmi baru akan diumumkan pada 5 november sesuai jadwal dari Badan Pusat Statistik yang mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal ke III.

Meskipun belum diumumkan, namun Bhima menyampaikan sejumlah indikator bahwa negara sudah masuk resesi. Bhima menjelaskan, dari data terakhir saat ini pertumbuhan kredit per Juli bergerak di 1 persen, angka yang cukup rendah dengan pertumbuhan kredit modal kerja minus 1,7 persen.

Selain itu, indeks kepercayaan konsumen berada di level 89,6 atau dibawah level optimisme 100. Artinya konsumen sedang pesimis melihat prospek ekonomi.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved