BATAM TERKINI
MIRIP Pasar Kaget, Kantor Disdukcapil Batam Selalu Diserbu Warga
Kantor Disdukcapil Batam yang berlokasi di kompleks perkantoran Sekupang mirip pasar kaget karena banyaknya warga yang berkerumun di tempat itu.
Penulis: Beres Lumbantobing |
Editor : Tri Indaryani
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Keramaian di kantor layanan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Sekupang, Kota Batam menyita sejumlah masyarakat.
Pasalnya kantor layanan kependudukan yang berlokasi di kompleks perkantoran Sekupang itu mirip pasar kaget.
Pantauan Tribun Batam, Senin (28/9/2020) pagi, warga berbondong-bondong memadati loket pelayanan.
Tak hanya loket, bahkan mulai dari parkiran hingga pintu masuk dan ruang tunggu serta teras kantor tampak dipenuhi warga.
Warga dari berbagai kecamatan berkumpul di kantor itu.
Namun, tak sedikit yang harus bersabar karena sudah tak bisa lagi mendapatkan nomor antrean.
"Antrean habis, silahkan lagi datang besok. Datangnya jam 07:00 WIB di pagi hari," ujar petugas loket layanan kependudukan surat pindah dan datang, tepat di loket pintu masuk kantor Disdukcapil itu.
Kata dia, antrean dibatasi sebanyak 50 nomor untuk mengurangi jumlah kunjungan warga ke kantor Disdukcapil.
• CATAT! Disdukcapil Batam Kini Batasi Antrean, Sehari Maksimal 50 Orang
Namun akibat kebijakan pembatasan antrean justru berujung amarah warga.
"Kamu tahu nggak, saya datang sudah dari jam 08:30 pagi disini, bahkan saya mengajukan libur kerja agar dapat mengurus berkas anak saya," teriak Gusto dengan nada keras di loket petugas.
Ia mengaku sangat kesal, pasalnya ia sudah dari kantor kelurahan, namun petugas kelurahan justru mengarahkannya ke kantor Disdukcapil.
Namun setelah di Disdukcapil ia malah disuruh pulang oleh petugas.
"Dari dulu ini kantor memang selalu begini, kenapa tidak mencoba menerapkan aturan sistem online? jadi tidak perlu kerumunan begini," ujarnya.
Ia pun berharap pemerintah jangan tutup mata terhadap layanam di Disdukcapil itu.
Tidak hanya dia, puluhan warga lainnya juga merasakan hal yang sama. Mereka hanya terduduk, menunggu layanan administrasi yang tak kunjung kelar.
(Tribunbatam.id/Beres Lumbantobing)