FAKTA-FAKTA Kehidupan DN Aidit Setelah Peristiwa G30S PKI, Menghilang dan Tak Pernah Kembali

Ilham Aidit, anak DN Aidit menceritakan ketika peristiwa 30 September itu ia berusia 6,5 tahun

wikipedia.org
DN Aidit 

TRIBUNBATAM.id - Bicara soal Partai Komunis Indonesia (PKI),  tak bisa dilepaskan nama Dipa Nusantara Aidit.

Nama DN Aidit mulai menjadi sorotan sejak tahun 1945.

Pada tahun itu DN Aidit terpilih menjadi anggota Central Comitee (CC) PKI pada Kongres PKI.

Selanjutnya, Dipa Nusantara Aidit terpilih juga menjadi Sekretaris Jenderal PKI.

Dipa Nusantara Aidit ( DN Adit )sebagai pemimpin PKI membuat partai tersebut menjadi partai komunis ketiga terbesar di dunia setelah Uni Soviet dan Tiongkok.

 

tribunnews
7 jnderal korban gerakan 30s/pki (tribunnews)

Perjalanan DN Aidit sebagai pemimpin tak terlepas dari pengalaman pendidikan yang melatarbelakanginya.

Dilansir dari Wikipedia, pria kelahiran Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, 30 Juni 1923.

DN Aidit merantau ke Jakarta dan meninggalkan tanah kelahirannya pada tahun 1940.

Pada masa kecilnya, Aidit mendapatkan pendidikan Belanda.

Ayahnya, Abdullah Aidit, ikut serta memimpin gerakan pemuda di Belitung dalam melawan kekuasaan kolonial Belanda, dan setelah merdeka sempat menjadi anggota DPRS mewakili rakyat Belitung.

Abdullah Aidit juga pernah mendirikan sebuah perkumpulan keagamaan, "Nurul Islam", yang berorientasi kepada Muhammadiyah.

Keluarga Aidit berasal-usul dari Maninjau, Agam, Sumatra Barat.

Di Jakarta DN Aidit mendirikan perpustakaan "Antara" di daerah Tanah Tinggi, Senen, Jakarta Pusat.

DN Aidit masuk ke Sekolah Dagang ("Handelsschool").

Dia belajar teori politik Marxis melalui Perhimpunan Demokratik Sosial Hindia Belanda (yang belakangan berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia).

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved