HUMAN INTEREST
KISAH Petugas Kebersihan Pertama RSKI Covid-19 Galang, Rasa Takut Corona Hilang Berubah Jadi Iba
Petugas kebersihan di RSKI Covid-19 Galang harus membersihkan ruangab isolasi pasien virus Corona.
Penulis: ronnye lodo laleng | Editor: Septyan Mulia Rohman
“Saya yakin kalau ini dilakukan dengan tulus dan hati-hati serta mematuhi aturan kesehatan maka tidak akan terpapar,” ujar Izam.
• CERITA Pekerja PT Infineon Batam di RSKI Covid-19 Galang, Kami Tak Merasakan Gejala Corona
• EKSKLUSIF Melihat ke Dalam RSKI Galang, Bertemu Ratusan Tim Medis dan Pasien COVID19, Mereka Curhat!
Sebelum menjalankan tugasnya, ia mengaku mendapat pembekalan khusus, karena ruangan yang dibersihkan itu adalah ruang isolasi pasien Covid-19 sehingga proses pembersihannya memang dilakukan seperti biasa, namun lebih mengedepankan unsur kehati-hatian.
Izam mengisahkan ketika pertama masuk ruang isolasi di RSKI Galang Ia mengaku kaget tatkala begitu memasuki ruangan isolasi, pasien yang sementara dalam perawatan ternyata masih muda.
“Rasa takut terhadap virus itu seketika hilang dari bayangan saya saat melihat pasien Covid-19.
Di dalam ruangan kami tetap patuhi aturan dengan tetap jaga jarak dan selalu memakai Alat Pelindung Diri (ADP),” katanya.
Seketika itu, lanjut Izam, rasa percaya diri dan ingin menolong saudara- saudari mulai tertanam dalam hatinya.
Setiap hari ia terus membangun komunikasi agar bisa meningkatkan imun tubuh dan bisa cepat sembuh.
“Saya setiap hari membutuhkan waktu 1-2 jam untuk membersihkan ruangan pasien positif Covid-19," lanjutnya.
Dari situ ia bercerita, menghibur dan meberikan motivasi agar menghindari stres yang bisa menyebabkan imun tubuhnya menurun,” kisah Izam.
Pria mudah itu menyebutkan, setelah membersihkan ruangan isolasi, ia tetap mematuhi protokol kesehatan penanganan Covid-19 sehingga harus membersihkan diri terlebih dahulu di ruangan yang telah disediakan dan mengamankan APD yang ditanggalkan.
Izam menjelaskan, jika saat ia sudah terbiasa melakukan tugasnya di ruangan isolasi itu.
Kendati demikian ia dan kawan-kawan selalu saling mengingatkan, dan tetap mengikuti protokol kesehatan.
“Dulu pas baru masuk kerja teman-teman saya tidak mau dekat dengan saya, ajak cerita juga susah sekali pas di RSKI.
Ada perasaan kecewa juga yang saya rasakan, tapi saya berusaha memahami bahwa itulah konsekuensi dan dampak yang harus terima demi kebaikan bersama,” ungkapnya.
Ia menambahkan, jika itu merupakan tantangan baginya , untuk itu ia selalu memberikan apresiasi kepada pemerintah karena kesehatan mereka sangat diperhatikan, seperti menyediakan APD, pola makan hingga penginapan.
