Jendral Idham Azis Marah Besar, Hendak Tempelang Anak buahnya, Padahal Dinas di Kampung Kapolri
Berawal dari pertanyaan anggota DPR RI asal Sulsel, Supriansa saat rapat di DPR RI. Di depan anggota DPR, Kapolri Jenderal Idham Azis marah besar mau
"Untung baik saja kalau helikopter tidak jatuh, coba bayangkan kalau jatuh di situ, pak Kapolri," ujarnya.
Supriansa berharap polisi bekerja sesuai prosedur sehingga tidak bertentangan dengan tugasnya sebagai pelayan masyarakat.
Aksi polisi di Sultra itu kontraproduktif dengan upaya polisi meningkatkan citra sebagai pengayom masyarakat.
"Bahaya sekali ini kalau polisi bertindak di luar SOP," kata politisi asal Soppeng, Sulsel ini.
Sebelumnya diberitakan, ratusan mahasiswa berunjuk rasa memperingati setahun kematian dua mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Randi dan Muhammad Yusuf Kardawi di Perempatan markas Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara (Sultra), Sabtu (26/9/2020).
Kepolisian menggunakan helikopter untuk membubarkan ratusan pendemo. Akibatnya massa aksi berlarian menghindari debu dan sampah kering yang berterbangan di lokasi aksi.
Helikopter yang terbang rendah tersebut muncul dari dalam Mapolda lalu mengarah ke atas pendemo.
Mahasiswa berupaya melempar helikopter tersebut dengan batu dan botol air minum.
Mahasiswa marah, karena aksi polisi dengan menurunkan helikopter di saat mereka masih berorasi menyampaikan tuntutan mengenai kasus penembakan dua rekan mereka.
Mahasiswa mengelar aksi hingga malam hari, dan polisi membubarkan aksi dengan menembakkan gas air mata hingga ke Jalan Martandu, bundaran tank, Kendari.
Demo ini dilakukan oleh ratusan mahasiswa dari berbagai organisasi intra kampus, antara lain dari Fakultas Teknik UHO, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).
Organisasi IMM, HMI dan mahasiswa yang menamakan dirinya keluarga besar Randi dan Yusuf.(*)
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Jenderal Idham Azis Marah Besar Mau Tempeleng Polisi di Kendari, Bubarkan Demo Mahasiswa Pakai Heli