TRIBUN WIKI
Penyebab dan Gejala Pneumotoraks pada Paru-paru, Waspada Bila Nyeri Dada Mendadak
Pneumotoraks merupakan kondisi kolapsnya atau mengempisnya paru-paru karena udara masuk ke ruang antara paru-paru dan dinding dada.
Editor: Widi Wahyuning Tyas
TRIBUNBATAM.id - Salah satu organ paling penting dalam tubuh manusia adalah paru-paru.
Sebagai organ respirasi, paru-paru memiliki peran besar dalam sistem pernapasan manusia.
Dengan peran yang besar tersebut, risiko paru-paru terserang penyakit juga besar.
Organ berjumlah sepasang ini berpotensi terserang penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, penyumbatan, peradangan, dan masih banyak lagi.
Dalam kondisi tertentu, paru-paru juga bisa mengalami kolaps.

Kondisi ini dikenal dengan penyakit pneumotoraks.
Pneumotoraks dapat terjadi saat udara masuk ke ruang antara paru-paru dan dinding dada.
Akibatnya, bagian luar paru-paru terdorong oleh udara tersebut sehingga pada akhirnya kolaps.
Umumnya, hanya sebagian paru-paru yang mengalami kolaps.
Biasanya penyakit ini disebabkan oleh cedera tumpul atau tembus pada dada, prosedur medis tertentu atau kerusakan yang disebabkan oleh penyakit paru–paru, atau terkadang dapat terjadi tanpa ada penyebab yang jelas.
Gejala utama yang terjadi biasanya meliputi nyeri dada mendadak dan sesak.
Pada kondisi tertentu, pneumotoraks dapat mengancam nyawa.
Pengobatan untuk pneumotoraks biasanya dengan memasukkan selang yang lentur atau jarum diantara tulang rusuk untuk mengeluarkan udara yang berlebih.
Namun, pneumotoraks spontan yang kecil mungkin dapat sembuh dengan sendirinya.
Penyebab dan Faktor Risiko
• Cara Merawat Kesehatan Paru Paru, Rajin Cuci Tangan hingga Konsumsi Kedelai Sangat Membantu
• Disebabkan oleh Adanya Infeksi, Apa Itu Pleuritis pada Paru-paru? Waspada bila Dada Terasa Nyeri
Pneumotoraks bisa menyerang seseorang yang tak memiliki riwayat penyakit paru-paru.
Kondisi ini biasanya sering terjadi pada pria yang berusia 20-40 tahun, terutama mereka yang memiliki fisik tinggi dan kurus.
Selain itu, terdapat beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya pneumotoraks, antara lain:
- Merokok
- Genetik, beberapa jenis penyakit ini merupakan penyakti keturunan
- Mengidap penyakit atau gangguan pada paru-paru
- Mengidap Sindrom Marfan
- Cedera akibat kontak olahraga, seperti sepak bola
- Aktivitas ekstrim yang menyebabkan kerusakan pada dada
- Pernah mengalami pneumotoraks sebelumnya
Jenis pneumotoraks
Terdapat dua jenis utama dari pneumotoraks, pneumotoraks traumatik, dan pneumotoraks nontraumatik.
Kedunya menjadi pneumotoraks (tension PTX).
Kondisi ini terjadi jika tekanan udara yang mengelilingi paru-paru meningkat.
Hal inilah yang akan mengganggu pengembangan paru.
1. Pneumotoraks Traumatik
Pneumotoraks jenis ini terjadi akibat cedera pada dinding dada maupun paru.
Cedera bervariasi dari ringan sampai berat dan merusak struktur dada hingga menyebabkan udara bocor ke dalam ruang pleural.
Contoh cedera yang sering menyebabkan PTX yakni trauma dada akibat kecelakaan lalu lintas yang dapat menyebabkan cedera tertutup maupun terbuka.
Selain itu, bisa juga disebabkan oleh patah tulang rusuk, kemudian pukulan keras pada dada akibat olahraga, biasanya menyebabkan cedera tertutup.
Luka tusuk atau luka tembak pada dada juga bisa menjadi penyebab peneumotoraks traumatik.
Prosedur-prosedur medis yang dapat mencederai paru-paru, seperti pemasangan central line, pemakaian ventilator, biopsi jaringan paru, dan CPR.
Menyelam, scuba, dan mendaki gunung juga dapat menyebabkan PTX, karena perubahan ketinggian yang menyebabkan adanya gelembung-gelembung udara pada paru, sehingga dapat menyebabkan ruptur dan kemudian kolaps.
2. Pneumotoraks Nontraumatik
Jenis PTX ini terjadi secara spontan dan terbagi menjadi dua tipe primer dan sekunder.
PTX Spontan Primer adalah PTX pada individu tanpa penyakit paru, sedangkan PTX Spontan Sekunder adalah PTX yang terjadi pada individu yang memiliki penyakit paru sebelumnya.
Berikut adalah faktor risiko untuk terjadinya PTX Spontan Primer:
- Usia muda (10-30 tahun).
- Kurus
- Laki-laki.
- Memiliki penyakit bawaan seperti Sindrom Marfan.
- Perokok.
- Terpapar faktor-faktor lingkungan dan pekerjaan, seperti silicosis.
- Terpapar perubahan tekanan atmosfer dan cuaca yang ekstrem.
Selain itu, kondisi-kondisi berikut ini meningkatkan risiko terjadinya PTX Spontan Sekunder, yakni:
- Penyakit Paru Obstruktif Kronis.
- Infeksi akut atau kronis seperti tuberkulosis atau pneumonia.
- Kanker paru.
- Sistik fibrosis.
- Asma.
Gejala pneumotoraks

• Penyebab dan Gejala Efusi Pleura, Gangguan Pernapasan Akibat Penumpukan Cairan di Paru-paru
• Berisiko Sebabkan Kematian, Kenali Penyebab dan Gejala Emboli Paru, Apa Itu?
Tanda dan gejala yang dapat ditimbulkan pneumotoraks adalah:
- Mengalami nyeri pada dada yang biasanya timbul secara tiba-tiba
- Mengalami rasa sakit tajam yang dapat menyebabkan sesak pada dada
- Napas pendek dan cepat
- Mengalami detak jantung yang cepat
- Batuk dan mudah merasa lelah
- Perubahan warna kulit menjadi biru (sianosis) yang disebabkan penurunan kadar oksigen pada darah
- Syok dan kolaps
Pengobatan
Penanganan bergantung pada tingkat keparahan PTX, mulai dari observasi ketat sampai tindakan operatif.
1. Observasi
Observasi ketat dilakukan untuk individu dengan PTX Spontan Primer yang kecil dan tidak menyebabkan sesak napas.
Dokter memonitor kondisi secara berkala dengan cara mengajukan rontgen serial sampai paru terlihat kembali mengembang sempurna.
Pada kasus-kasus seperti ini, ketika udara masih dapat diserap oleh jaringan paru, aktivitas fisik rutin tidak terbukti membuat kondisi lebih parah atau memperlambat penyembuhan.
2. Drainase Udara
Drainase udara yang mengokupasi ruang pleura dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu aspirasi menggunakan jarum dan pemasangan chest tube.
Kedua prosedur ini dapat dilakukan tanpa menggunakan bius umum.
3. Pleurodesis
Prosedur pengobatan yang satu ini lebih invasif.
Umumnya dilakukan pada pengidap yang sudah berkali-kali mengalami pneumotoraks.
Pada pleurodesis, dokter akan mengiritasi ruang pleura, sehingga pleura akan menempel pada dinding paru dan akhirnya udara tidak dapat berkumpul.
Prosedur ini juga mencegah PTX terulang.
Terdapat dua metode dalam melakukan prosedur ini, yaitu mekanikal (melalui operasi, ketika dokter akan menyisir pleura, sehingga menyebabkan iritasi) dan secara kimia (dokter menggunakan iritan kimia untuk menghasilkan adhesi antara pleura dan dinding paru).
4. Operasi
Pada kasus-kasus tertentu, tindakan operatif perlu dilakukan untuk menangani PTX, terutama pada kasus-kasus saat udara terperangkap dalam volume banyak.
Tipe-tipe operasi yang dapat dilakukan termasuk torakotomi, torakoskopi dengan asistensi video, dan lobektomi.
Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com dengan judul 'Pneumotoraks'.