Bangunkan Ayah saat G30S/PKI, Begini Keseharian Eddy, Putra Jenderal Ahmad Yani
Anak ke-8 Jenderal Ahmad Yani ini lah yang membangunkan sang ayah saat pasukan TJakrabirawa menyerbu rumahnya.
Seiring dengan keputusan itu, Ahmad Yani kemudian mengikuti pendidikan di Malang belajar Topografi Militer. Kala itu ia berpangkat Sersan.
Walau demikian, pendidikan yang ia jalani kala itu terhalang dengan kedatangan pasukan Jepang pada tahun 1942. Ahmad yani kemudian kembali ke Jawa Tengah, lalu mengikuti pendidikan Heiho di Magelang.
Setelah itu Ahmad Yani kemudian bergabung dengan tentara Peta (Pembela Tanah Air) yakni sebuah kesatuan militer yang dibangun Jepang yang pusat pelatihannya di Magelang.
Setelah menyelesaikan pelatihan ini, Yani meminta untuk dilatih sebagai komandan peleton Peta dan dipindahkan ke Bogor, Jawa Barat untuk menerima pelatihan. Setelah selesai, ia dikirim kembali ke Magelang sebagai instruktur
Karier
Ketika kemerdekaan telah diproklamasikan, Ahmad Yani tetap aktif dalam dunia militer.
Ahmad Yani bahkan membentuk sebuah batalion untuk melawan tentara Inggris di Magelang.
Seusai itu Ahmad Yani ditugaskan untuk menumpaskan anggota DI/TII pada 1952 dan berhasil.
Pada 1955, Ahmad Yani ke Amerika Serikat dan belajar di Komando dan Staff Umum Kampus Kemiliteran wilayah Fort Leavenworth, Texas.
Setelah satu tahun Ahmad Yani kembali ke Indonesia, Ahmad Yani dipindahkan ke Mabes Angkatan Darat Jakarta. Ahmad Yani ditugaskan untuk menjadi anggota staff umum Abdul Haris Nasution.
Ahmad Yani pernah menjabat menjadi Asisten Logistik Kepala Staff dan menjadi Wakil Kepala Staff AD untuk Organisasi dan Kepegawaian.
Pada Agustus 1958 Ahmad Yani mengeluarkan instruksi berupa operasi 17 Agustus.
Operasi tersebut ditujukan untuk pemberontak "Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia" yang sedang beroperasi di Sumatera Barat.
Ahmad Yani dan pasukannya berhasil memenangkan Padang dan Bukittinggi dari pemberontak.