Kapolres Blitar dan Kasat Sabhara akan Dievaluasi, Mabes Polri Turunkan Tim
Mabes Polri turun tangan terkait memanasnya perseteruan antara Kapolres Blitar Ahmad Fanani Eko Prasetya dengan Kasat Sabhara Polres Blitar AKP Agus
Menurut Agus, sikap Ahmad Fanani yang dinilai arogan tak cuma kepada dirinya.
Perlakuan serupa itu juga diterima anggota Polres Blitar lainnya.
"Namanya manusia tentu ada kelebihan dan kekurangan. Setiap beliau marah, ada yang tidak cocok lalu maki-makian kasar yang diucapkan,” katanya.
Sikap itu, kata Agus, tak mencerminkan perilaku polisi sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat.
"Saya tidak kuat lagi menjadi bawahan Kapolres, dan saya mengajukan pensiun dini tanpa menuntut apa pun dari Polri," kata dia.
Dampak yang ditimbulkan, AKP Agus Hendro Tri mengalami tekanan psikis.
Seharusnya sebagai kapolres, AKBP Ahmad Fanani harus memberi arahan kepada bawahannya. Namun yang terjadi, justru marah-marah dan mengolok-olok anak buahnya.
Namun jika ada pekerjaan yang menurutnya kurang berkenan, kapolres tidak membina anggotanya. Tapi justru memberi makian dan mengancam akan mencopotnya.
"Mohon maaf kadang sampai nyebut binatang, umpatan. Terakhir sama saya nggak seberapa. Hanya mengatakan bencong, tidak berguna, banci, lemah dan lain-lain. Sebenarnya kan kalau sudah salah ya sudah dibina. Ini dimaki terus-terusan. Kadang main copot-copot," lanjutnya.
Terkait hal i ni, Fanani malah menjelaskan bahwa ia baru kali pertama menegur Agus Tri.
Fanani menegur Agus Tri berkaitan kedisiplinan anggota.
Sedangkan Agus Tri mengaku kapolres sering memaki anggota saat bertugas.
Kapolres mendapati ada anggota Sabhara Polres Blitar yang berambut panjang.
Menurutnya, anggota Sabhara yang rambutnya panjang dan berpakaian dinas, tidak etis dipandang masyarakat.
"Saya bisa menjelaskan, yang bersangkutan (Agus Tri) baru pertama kali saya tegur berkaitan disiplin anggota.