Demi Kesehatan Wanita di Bandung Turunkan Berat Badan dari 150 Kg ke 88 kg, Diet Selama 1,5 Tahun

Kisahnya bermula saat ia yang berusia 31 tahun mengaku kalau dia sudah 6 bulan tidak menstruasi.

Instagram
Kolase foto Witta Sylvia dulu dan kini 

TRIBUNBATAM.id, BANDUNG - Punya bentuk tubuh ideal tentu jadi impian banyak orang. Tak hanya pria, namun khususnya juga wanita.

Namun pola makan dan gaya hidup yang salah terkadang membawa kita pada obesitas.

Jika sudah obesitas tentu diperlukan perjuangan ekstra buat mengurangi berat badan.

Tapi jangan khawatir, selama masih ada kemauan, kamu bisa kok menurunkan berat badan jadi ideal.

Hal itu seperti yang dilakuan oleh Witta Sylvia.

Perjuangannya menurukan berat badan mungkin bisa menjadi motivasi bagi siapa pun yang kini sedang berjuang mengurangi lemak dalam tubuh.

Ia berhasil membuang lemak atau menurunkan berat badannya yang semula 150 kilogram menjadi 88 kilogram.

 

Proses itu dilakukan wanita yang berprofesi sebagai konten kreator asal Bandung itu setelah melakukan program diet dalam waktu 1 tahun 5 bulan.

Kisahnya bermula saat ia yang berusia 31 tahun mengaku kalau dia sudah 6 bulan tidak menstruasi.

Ilustrasi berat badan
Ilustrasi berat badan (freepik.com)

Setelah dicek ke dokter kandungan, rupanya dia didiagnosis mengidap polycystic ovary syndrome (PCOS) yang menganggu hormonnya.

"Memang PCOS tidak bisa dihilangkan, tapi masih bisa ditekan," katanya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (20/10/2020).

Selain itu, Witta juga dinyatakan berpotensi tinggi terkena penyakit diabetes sehingga dokter menyarankannya untuk melakukan diet.

Beragam jenis diet sudah dilakukannya, tapi hal tersebut tak kunjung membuahkan hasil.

Akhirnya, dia pun mencoba berkonsultasi ke dokter gizi.

Menimbang Berat Badan
Menimbang Berat Badan (tribunstyle)

Tidak boleh sembarangan

Tepat pada 23 Juli 2019 lalu, Witta memutuskan untuk berkonsultasi ke dokter gizi terkait pola diet yang harus dijalaninya.

 

Dari situlah, dia memahami kalau melakukan diet itu sebenarnya tidak boleh sembarangan.

Sebab, setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda-beda untuk mengisi energi di dalam tubuhnya.

"Jadi kalau mau diet sebaiknya konsultasi dulu sama dokter gizi ya.

Ilustrasi diet
Ilustrasi diet (Lifealth)

Soalnya kebutuhan setiap individu pasti berbeda dan supaya dietnya juga lebih tepat karena ada pengawasan dari dokter," terangnya.

Apalagi, pemenuhan kebutuhan gizi setiap orang ditentukan berdasarkan usia, berat badan, dan tinggi badan mereka masing-masing.

"Mungkin pola diet aku bisa diikuti orang-orang, cuma pasti kan ada saja yang nanti tidak cocok.

Jadi penting banget untuk pergi ke dokter gizi," ujarnya.

Mengurangi makanan berkalori

Witta pun membagikan beberapa tips diet sehat yang sedang dijalaninya.

Pertama soal makanan.

Menurutnya, orang yang benar-benar memiliki niat untuk diet harus menghindari makanan yang mengandung mentega, minyak, tepung, santan dan gula berlebihan.

"Intinya, kita itu harus mengurangi kalori atau defisit kalori.

Tetapi, mesti diperhatikan juga seberapa besar kita menguranginya karena kalori tetap dibutuhkan oleh tubuh," ungkapnya.

Yang sering menjadi kesalahan orang-orang Indonesia, katanya, diet itu berarti tidak makan nasi.

Padahal, nasi itu masih bisa dikonsumsi meskipun sedang diet.

Hanya porsinya saja yang perlu diatur sesuai kebutuhan tubuh.

"Jangan sampai diet itu malah membuat kita stres, kalau aku melakukan diet itu harus menyenangkan supaya konsisten," katanya lagi.

Tidak melakukan olahraga yang berat

Di samping mengubah pola makan, Witta juga melakukan aktivitas fisik dengan berjalan santai minimal 30 menit dalam sehari.

Kolase foto Witta Sylvia dulu dan kini
Kolase foto Witta Sylvia dulu dan kini (Instagram)

Bagi orang-orang overweight, olahraga yang berat seperti angkat beban dan berlari justru tidak direkomendasikan karena akan membuat cidera.

"Badan itu kan kayak mesin yang harus setiap hari dipanasin jadi ya harus bergerak," jelas Witta.

"Olahraga yang dilakukan ringan saja, kalau terlalu berat tulang ini tidak sanggup menahan badan kita yang masih berat dan bisa berbahaya," sambung dia.

Lingkungan yang mendukung diet

Ternyata, lingkungan di sekitar kita itu juga berperan penting dalam proses diet.

Beruntung, Witta berada di lingkungan yang tepat yang selalu mendukungnya.

Jika orang terdekat saja tidak bisa memberikan dukungan yang baik, maka sudah pasti niat kita untuk diet pun akan melemah.

Sejak awal bulan sampai 30 hari ke depan, Witta terlihat memposting foto-foto di Instagram miliknya dengan #30HariBarengWitta yang diharapkan bisa mendukung pengikutnya untuk menjadikan diet atau hidup sehat sebagai kebiasaan.

"Sebenarnya itu iseng aja, pengin tahu apakah followers aku mengikuti gaya hidup sehat juga atau hanya sekadar kepo," ujarnya.

"Aku sampai bikin giveaway untuk membuat mereka semangat.

Yang terpenting gaya hidup sehat ini tidak boleh jadi tren semata, tetapi menjadi kebiasaan yang baik buat mereka," pungkas Witta.

.

.

.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Wanita Asal Bandung Turunkan Berat Badan hingga 62 Kg demi Kesehatan

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved