Mitos Apa Fakta, Minum Jus Jambu Bisa Sembuhkan Demam Berdarah
Ada saran minum jus jambu pada seseorang yang sedang mengalami demam berdarah
TRIBUNBATAM.id - Bukan hal baru jika di masyarakat sering beredar metode penanganan alami untuk mengatasi suatu penyakit.
Salah satunya adalah saran minum jus jambu pada seseorang yang sedang mengalami demam berdarah.
Bagaimana faktanya?
Namun, beberapa penelitian yang mengikuti setelahnya menemukan bahwa efek tersebut ternyata tidak signifikan.
"Jadi boleh atau tidak (pasien demam berdarah mengonsumsi jambu biji)? Boleh. Apakah ada manfaatnya? Kemungkinan tidak."
"Karena yang kita tahu bahwa yang membuat demam berdarah berbahaya adalah bocornya pembuluh darah," ungkap dr. Yudhie dalam Instagram Live, Sabtu (17/10/2020).
Untuk diketahui, trombosit memiliki fungsi pembekuan darah dan menghentikan pendarahan ketika ada kulit terluka, pembuluh darah terbuka atau kebocoran pembuluh darah.
Pada pasien demam berdarah, penurunan trombosit disebabkan karena penambalan kebocoran pembuluh darah yang terjadi.
Itulah mengapa, jika kebocoran pembuluh darah terjadi cukup banyak, trombosit pasien akan turun menjadi sangat rendah.
Pada kondisi tersebut, pasien disarankan untuk dirawat dan diberi cairan infus untuk menggantikan cairan yang bocor.
Lalu, mengapa beberapa penelitian mengatakan jambu biji tidak begitu bermanfaat meski bisa menaikkan trombosit? Sebab, diperlukan waktu yang lama agar trombosit bisa naik dengan cepat.
Jadi, umumnya jambu biji dikonsumsi setelah pasien memasuki masa penyembuhan.
"Kalau pada fase kritis, mau minum jambu sampai berapa banyak juga tidak naik karena proses bocornya (pembuluh darah) saja masih terjadi," tambahnya.
Nah, jadi tak perlu lagi membawakan jus atau buah jambu biji kepada pasien demam berdarah, ya. Kamu bisa memberikannya atau mengonsumsinya (jika kamu adalah pasien) jika sudah pulang dari rumah sakit.
5 Mitos dan Fakta soal Demam Berdarah
Virus dengue penyebab Demam Berdarah Dengue ( DBD) merupakan salah satu virus yang amat terkenal, karena kerap muncul di tengah masyarakat.
Sejalan dengan kemasyuran DBD dan virusnya tersebut, ada sederet informasi yang tak seluruhnya benar, memang sebagian adalah fakta, namun sisanya adalah hoax.
Sebagai orangtua tentu pemahaman lebih dalam mengenai dengue dan DBD bisa menjadi modal yang baik dalam hal pencegahan dan penanganan masalah ini.
Nah, berikut ini adalah sejumlah mitos dan fakta yang ada di sekitar persoalan DBD.
Mitos:
Dengue menyerang lebih sering menyerang orang yang lebih tuah, daripada orang muda yang berusia di bawah 45 tahun.
Dr Leong Hoe Nam, seorang ahli penyakit menular dari Rumah Sakit Mount Elizabeth Novena, Singapura menyebut, penting untuk memisahkan antara fakta dan mitos.
”Risiko terkena penyakit ini adalah nyamuk, dan bukan usia. Itu sangat tergantung pada siapa yang digigit nyamuk."
"Ada peluang yang sama bagi semua orang, tanpa memandang usia, untuk terkena demam berdarah,” tegas dia.
Fakta:
DBD berdampak lebih buruk pada lansia, daripada orang muda berusia 45 tahun ke bawah
“Adalah umum bagi seorang muda untuk menderita demam berdarah, dan -bahkan, tidak menyadarinya, hanya karena penyakit ini tidak menunjukkan gejala yang jelas."
“Alasan lebih banyak orang lanjut usia meninggal karena demam berdarah adalah karena sistem kekebalan tubuh mereka yang secara alami lebih lemah," kata Nam.
“Juga, sistem kekebalan tubuh pada orang lanjut usia, harus 'berurusan' dengan berbagai macam masalah lain."
Dia menyebut, ada tekanan darah tinggi, diabetes dan penyakit jantung, sebagai penyakit yang datang seiring bertambahnya usia.
"Semua masalah yang ada ini menyulitkan proses melawan penyakit pada orang lanjut usia, dan menyebabkan perjuangan besar untuk tubuh yang sudah lemah," sambung dia.
Mitos:
Demam berdarah hanya menyerang bagian-bagian wilayah tertentu.
“Seseorang dengan demam berdarah otomatis menjadi hot spot. Memang benar bahwa jika kita tinggal di kluster demam berdarah aktif, kemungkinan tertular demam berdarah lebih tinggi."
“Namun, demam berdarah bisa menyebar dengan sangat mudah. Hanya satu orang yang terinfeksi dapat mengubah sebuah area menjadi terjangkit demam berdarah aktif," kata Nam.
Mitos:
Semprotan atau lotion penolak nyamuk akan membuat kita tetap aman dari DBD.
“Penolak nyamuk membantu mengurangi gigitan nyamuk dan, pada gilirannya, mengurangi risiko tertular demam berdarah."
"Tetapi banyak orang lupa bahwa keringat dapat melunturkannya, sehingga lotion itu menjadi tidak efektif,” cetus Nam.
Fakta:
Nyamuk Aedes aegypti menggigit orang hanya dalam sehari
"Ya, nyamuk itu mengigit di siang hari, dan berbeda dengan dengan nyamuk Anopheles, penggigit malam hari, yang menyebarkan malaria," kata dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Minum Jus Jambu Bisa Sembuhkan Demam Berdarah, Mitos atau Fakta?" DAN 5 Mitos dan Fakta soal Demam Berdarah, Orangtua Harus Tahu