TRIBUN WIKI
Menular Lewat Kencing Tikus saat Musim Hujan, Apa Itu Penyakit Leptospirosis?
Tikus membawa bakteri penyebab leptospirosis dan menularkannya pada manusia. Penyakit ini menimbulkan beberapa gejala dan komplikasi.
Editor: Widi Wahyuning Tyas
TRIBUNBATAM.id - Memasuki musim hujan, ada banyak jenis penyakit yang perlu diwaspadai.
Umumnya, penyakit Demam Berdarah Dengue atau DBD menjadi salah satu ancaman yang paling diwaspadai saat musim hujan.
Sebab, saat musim hujan, nyamuk Aedes aegypthi yang menularkan penyakit ini cenderung lebih banyak berkembang biak.
Faktanya, selain DBD, ada pula jenis penyakit lain yang tak kalah mengancam.
Penyakit itu adalah leptospirosis atau yang lebih dikenal dengan penyakit kencing tikus.
Tikus membawa bakteri penyebab leptospirosis dan menularkannya pada manusia.
Selain tikus, penyakit ini juga bisa ditularkan oleh hewan lain seperti sapi, anjing, babi, reptil, hingga hewan amfibi.
Baca juga: AWAS! Kasus DBD di Batam Sedang Naik, Begini Cara Mengenali Gejala DBD, Mirip Demam Biasa
Penyebab
Melansir WebMD, leptospirosis disebabkan oleh bakteri berbentuk spiral yang disebut Leptospira interrogans.
Organisme ini bisa dibawa oleh banyak hewan dan hidup di dalam organ ginjal mereka.
Jika Anda berada di sekitar tanah atau air tempat hewan yang terinfeksi buang air, kuman dapat menyerang tubuh Anda melalui luka di kulit, seperti goresan, luka terbuka, termasuk luka yang sudah mulai kering.
Bakteri juga bisa masuk melalui hidung, mulut, atau alat kelamin.
Maka dari itu, leptospirosis pada umumnya lebih banyak menjangkit saat musim hujan ketika banyak ditemukan genangan dan tanah basah di mana-mana.
Sementara, penyakit leptospirosis jarang ditularkan dari manusia lain.
Oleh orang lain, penyakit ini mungkin hanya bisa ditularkan melalui hubungan seks atau menyusui.
Baca juga: Termasuk Langka, Inilah Penyebab dan Gejala Kanker Lidah, Jangan Pakai Behel Sembarangan
Gejala Leptospirosis
Pada manusia, leptospirosis dapat menyebabkan berbagai macam gejala, seperti:
- Demam tinggi
- Sakit kepala
- Panas dingin
- Nyeri otot
- Muntah
- Penyakit kuning (kulit dan mata kuning)
- Mata merah
- Sakit perut
- Diare
- Ruam
Banyak dari gejala ini dapat disalahartikan sebagai penyakit lain.
Selain itu, beberapa orang yang terinfeksi mungkin tidak menunjukkan gejala sama sekali.
Pada kasus leptospirosis, waktu antara seseorang terpapar sumber yang terkontaminasi dan jatuh sakit rata-rata adalah 2 hari hingga 4 minggu.
Penyakit ini biasanya dimulai secara tiba-tiba dengan demam dan gejala lainnya.
Setidaknya leptospirosis dapat terjadi dalam dua fase, yakni:
- Setelah fase pertama (dengan demam, menggigil, sakit kepala, nyeri otot, muntah, atau diare) pasien dapat pulih untuk sementara, tetapi bisa menjadi sakit lagi.
- Jika fase kedua terjadi, itu lebih parah, di mana orang tersebut mungkin mengalami gagal ginjal, gangguan hati, atau meningitis.
Penyakit ini bisa berlangsung dari beberapa hari hingga 3 minggu atau lebih.
Tanpa pengobatan, pemulihan bisa memakan waktu beberapa bulan.
Maka dari itu, jika Anda mencurigai mengalami gejala leptospirosis, akan lebih baik segera menemui dokter untuk mendukung kesembuhan.
Baca juga: Paling Mematikan di Dunia, Kenali Gejala dan Proses Penularan TBC, Batuk Lebih dari 3 Minggu
Pengobatan
Pengobatan leptospirosis mungkin menggunakan antibiotik dan obat-obatan simptomatik lainnya.
Pemberian antibiotik akan mendorong tingkat kesembuhan yang tinggi jika diberikan secara cepat dan tepat kepada penderita.
Jika leptospirosis mengarah menjadi berat, penderita pada umumnya akan dirawat di rumah sakit dan diobservasi ketat.
Tak jarang, kasus leptospirosis bahkan memerlukan cuci darah untuk sementara waktu karena adanya gagal ginjal akut akibat infeksi, termasuk pemasangan alat bantu napas seperti ventilator.
Pencegahan
Berikut tips melindungi diri dari risiko lepsospirosis:
- Jangan memegang atau bersentuhan dengan urin, darah, atau jaringan dari hewan peliharaan yang terinfeksi sebelum menerima perawatan yang tepat.
- Jika perlu melakukan kontak dengan jaringan hewan atau air seni, kenakan pakaian pelindung, seperti sarung tangan dan sepatu bot.
- Selalu cuci tangan setelah memegang hewan peliharaan atau usai membersihkan kotorannya.
- Jika membersihkan permukaan yang mungkin terkontaminasi atau mengeluarkan air seni dari hewan peliharaan yang terinfeksi, gunakan larutan pembersih antibakteri atau campuran larutan pemutih dan air dengan perbandingan 1: 10.
- Jangan berenang atau mengarungi air yang mungkin terkontaminasi dengan urin hewan, atau menghilangkan kontak dengan hewan yang berpotensi terinfeksi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "10 Gejala Leptospirosis, Penyakit yang Sering Muncul Saat Musim Hujan".