BERITA POPULER
Berita Populer Batam, Sudah 100 Pasien Diisolasi di Gedung Bapelkes hingga Pengunjung Asyik Berenang
Ada beberapa kejadian di Kepri yang menarik perhatian pembaca. Berikut rangkuman beritanya, Sabtu (31/10)
Editor: Dewi Haryati
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Berita populer Batam hari ini, Sabtu (31/10/2020), Baru 2 Hari Dibuka, Sudah 100 Pasien Covid-19 Diisolasi di Gedung Bapelkes Batam, Fakta Kasus Penikaman Pak RT Kembang Sari Nongsa, hingga Meski sudah Dilarang, Pengunjung Tetap Asyik Berenang di Kolam Bengkong Laut Batam.
Beberapa kejadian di Kepri, termasuk Batam menarik perhatian pembaca.
TRIBUNBATAM.id merangkum beberapa berita populer sebagai berikut:
1. Baru 2 Hari Dibuka, Sudah 100 Pasien Covid-19 Diisolasi di Gedung Bapelkes Batam
Pengiriman pasien covid-19 untuk dirawat di Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Marina, Kota Batam, Provinsi Kepri, dilaksanakan secara bertahap.
Pada Jumat (30/10/2020), sebanyak 50 pasien yang dikirim tim gugus tugas covid-19, pasien tiba menjelang malam hari.
Sementara hari ini, yakni Sabtu (31/10/2020) tim gugus tugas kembali mengirimkan pasien covid-19 pada siang hari, sebanyak 49 orang.
"Pasien dikirim secara bertahap," kata Asep Zaenal Mustofa, Kepala Bapelkes Batam, Sabtu (31/10/2020).
Asep mengatakan, pasien covid-19 di rawat di salah satu gedung yang ada di Bapelkes.
"Tempat perawatan pasien, berada di gedung Riau, dengan kapasitas 140 tempat tidur," kata Asep.
Dia mengatakan, belum mendapat informasi untuk hari ini apakah masih ada tambahan pasien covid-19.
"Baru 49 yang baru masuk, tidak tahu nanti apakah masih ada lagi yang akan dikirim ke Bapelkes," kata Asep.
Rumah Sakit Rujukan Penuh
Sebelumnya diberitakan, saat ini, kapasitas sejumlah rumah sakit rujukan kasus covid-19 di Batam mulai penuh.
Sementara jumlah pasien covid-19 di Batam justru terus meningkat.
Akhirnya, untuk mengatasi masalah kekurangan tempat isolasi, pemerintah kota Batam memutuskan untuk menjadikan gedung Riau di Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) sebagai lokasi isolasi pasien covid-19.
Hingga saat ini, Sabtu (31/10/2020) sudah sebanyak 100 orang pasien covid-19 menjalani perawatan di Bapelkes Kota Batam yang ada di jalan Marina Raya, Kelurahan Tanjunguncang, Kecamatan Batuaji, Kota Batam, Provinsi Kepri.
Kepala Bapelkes Kota Batam, Asep Zaenal Mustofa mengatakan, pasien covid-19 menjalani perawatan di gedung Riau yang sudah diserahkan kepada pemerintah Kota Batam.
"Saat ini gedung yang tidak digunakan adalah gedung Riau dari tiga gedung yang kita miliki," kata Asep, Sabtu (31/10/2020).
Dia menjelaskan, untuk tiga gedung di Bapelkes yakni Gedung Sumatera, Gedung Aceh dan Gedung Riau.
"Gedung Aceh masih digunakan tempat pelatihan, kalau gedung Sumut, merupakan gedung kantor, jadi belum bisa digunakan. Yang bisa digunakan hanya gedung Riau," kata Asep.
Dia menjelaskan untuk semua fasilitas dan perlengkapan medis diserahkan kepada pihak Dinkes Kota Batam.
"Semua yang dibutuhkan untuk perawatan pasien di kelola oleh Tim Satgas Covid-19 dan Dinkes," kata Asep.
Dia juga mengatakan saat ini seluruh yang diperlukan sudah lengkap.
"Sesuai dengan hasil rapat beberapa hari yang lalu, pihak Dinkes kota Batam, menambah tim pengamanan dari Satpol PP. Tim medis juga mereka sudah siapkan," kata Asep.
2. DERETAN Fakta Kasus Penikaman Pak RT Kembang Sari Nongsa Batam, Berawal Ribut Pakai Bahasa Daerah
Seorang warga Kavling Kembang Sari Nongsa Batam yang juga ketua RT 02 RW 18, Kelurahan Kabil, Nongsa, Batam menjadi korban penusukan oleh tetangganya sendiri hingga meninggal dunia, Jumat (30/10/2020).
Kini, pelaku penikaman tersebut sudah diamankan polisi dan sedang menjalani pemeriksaan terkait motif penusukan hingga mengakibatkan hilangnya nyawa tetangga pelaku yang tinggal di belakang rumahnya di Nongsa Batam.
Berikut ini deretan fakta kasus penikaman Pak RT Kembang Sari Nongsa yang berhasil dirangkum TRIBUNBATAM.id :
Diawali Adu Mulut
Indra, salah satu warga Kavling Bida Kabil mengungkapkan awal mula sebelum terjadinya kasus penikaman yang menewaskan Pak RT 02 Kavling Kembang Sari bernama Antoni.
Dia mengatakan, pertengkaran antara korban dan pelaku terjadi pagi hari sekitar pukul 06:30 WIB
"Pak RT (Antoni) saat itu lagi beli kue, lalu bertengkar dengan Ape (Juliandi), kurang tahu apa yang diributkan karena mereka pakai bahasa daerah," ujarnya pada Jumat (30/10/2020).
Indra mengatakan, keributan antara korban dan pelaku berlangsung cepat hanya sekitar 15 menit.
"Jadi mereka ribut di depan penjual kue, karena dengar keributan, saya keluar saya sempat pisahkan pak RT dan pelaku," ujarnya.
Sempat mereda pertengkaran adu mulut korban dan pelaku, Indra berencana masuk ke rumahnya.
Tetapi baru hendak memasuki rumahnya Indra mendengar keributan terjadi lagi.
"Tadi sudah sempat tenang setelah dipisahkan, pas saya mau masuk rumah ribut lagi dan pak RT terjatuh dan ditikam oleh Juliadi," ujarnya.
Kronologi Kejadian
Ketua RW 18 Kelurahan Kabil, kecamatan Nongsa Batam, Tantawi menyesalkan keributan yang berujung pada pembunuhan yang terjadi di wilayahnya.
Tantawi mengatakan saat kejadian tersebut dirinya tidak berada di lokasi kejadian. Tetapi ia sudah mengumpulkan informasi dari warganya yang berada di lokasi.
"Jadi pak RT 02 Antoni baru pulang antar anaknya kerja. Lalu mau beli kue di depan Yayasan Harapan Koin," jelas Tantawi.
Tantawi menjelaskan, saat Antoni yang juga Ketua RT 02 itu sedang membeli kue datanglah pelaku Juliandi mendatangi korban dan terjadi keributan.
"Tidak tahu dari mana pelaku bawa pisau tetapi sudah menusuk korban sampai terjatuh," jelas Tantawi.
Tantawi mengatakan, pelaku Juliandi melakukan penusukan lebih dari sekali hingga mengakibatkan korban meninggal dunia.
"Menurut keterangan warga yang ada di lokasi kejadian, Juliandi menusuk Pak RT," ujarnya.
Korban yang telah bersimbah darah akibat tusukan yang diberikan pelaku itu dilarikan ke rumah sakit.
"Sepertinya korban meninggal dalam perjalanan menuju RS," ujarnya.
Ketua RW 18 keluarga Kabil kecamatan Nongsa Kota Batam itu mengatakan korban dan pelaku sebelum kejadian penikaman itu tidak pernah terlibat pertengkaran atau masalah
"Mereka sepertinya tidak ada masalah. Dan kita juga tidak menyangka kejadian ini," ujarnya.
Sama-sama Bawa Pisau
Indra, warga yang melihat pertengkaran antara Juliandi dan Antoni mengatakan, pelaku Jualiandi menusuk tubuh Antoni di tubuh bagian belakang.
"Dia (Juliandi) menikam lebih dari dua tusukan ke belakang badan pak RT," ujarnya.
Mengenai kronologi penusukan tersebut, Indra mengatakan, saat kejadian, Antoni sempat hendak melawan dengan mengeluarkan pisau yang juga dia bawa.
Tapi, karena kondisi korban sudah kena tikam dan mengeluarkan darah banyak hingga sempoyongan.
"Rupanya pak RT juga bawa pisau tapi mungkin udah nggak kuat dia jatuh," jelasnya.
Korban Sempat Dibawa ke Rumah Sakit
Saat tubuh Antoni ditusuk dengan pisau, beberapa warga yang berada di lokasi kejadian berusaha memberikan pertolongan ke ketua RT 02 RW 18 yang sudah bersimbah darah.
"Sampai di rumah sakit baru kita tahu bahwa pak RT sudah meninggal," kata Indra.
Usai menikam ketua RT 02 RW 18 kelurahan Kabil itu, Pelaku melarikan diri.
Pelaku Tetangga Belakang Rumah Korban
Saiful seorang seorang warga yang menyaksikan kejadian itu mengatakan, kejadian penusukan yang menghilangkan nyawa Pak RT 02 Kembang Sari tersebut terjadi sangat cepat.
"Mereka ribut pake bahasa daerah, tiba-tiba ada salah satu yang tumbang dan kena tikam pisau," ujarnya.
Saiful juga mengatakan pelaku dan korban merupakan tetangga dekat.
"Rumah yang nikam dan ditikam ini saling membelakangi," ujarnya.
Jenazah Dibawa ke RS Bhayangkara
Menurut warga yang ada di lokasi kejadian, belum diketahui penyebab perkelahian dan adu mulut antara korban dan pelaku.
"Kurang tahu juga penyebab keributan, soalnya mereka pakai bahasa daerah," ujarnya.
Pantauan Tribun Batam para tetangga dan kerabat korban ramai memadati rumah duka.
Sedangkan jenazah ketua RT 02 RW 18 kelurahan Kabil kecamatan Nongsa saat ini masih berada di rumah sakit Bhayangkara Polda Kepri untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Kapolsek Nongsa AKP I Made Putra membenarkan kasus penikaman yang terjadi di depan Yayasan Sekolah Harapan Koin.
"Ya benar saat ini, anggota sedang berada di TKP," ujar I Made.
Kanit Reskrim Polsek Nongsa Iptu Sofian mengatakan korban penikaman saat ini telah dilarikan ke rumah sakit.
"Korban sudah berada di rumah sakit Bhayangkara Polda Kepri," ujarnya, Jumat (30/10/2020).
Pelaku Tertangkap Setelah Kabur ke Bengkong
Pelaku penikaman ketua RT 02 RW 18 kelurahan Kabil, Kecamatan Nongsa kota Batam yang sempat melarikan diri akhirnya diamankan oleh satreskrim Polresta Barelang.
Hanya selang beberapa jam usai melakukan penikaman kepada Antoni ketua RT 02, pelaku Juliandi diamankan.
Kasat Reskrim Polresta Barelang Kompol Andri Kurniawan mengatakan pihaknya mengamankan pelaku penikaman pada Jumat (30/10/2020) siang.
Hanya selang beberapa jam kejadian penikaman ketua RT 02 pada pagi hari.
"Pelaku sudah diamankan," ujarnya.
Kasatreskrim mengatakan, saat ini pelaku berada di Polresta Barelang untuk diperiksa lebih lanjut.
Pelaku Juliandi diamanakan di kawasan Bengkong, usai melakukan penikaman kepada ketua RT 02 yang mengakibatkan korban meninggal dunia.
Belum diketahui apa yang menyebabkan pertikaian antara pelaku dan korban yang menyebabkan hilangnya nyawa korban.
3. Meski sudah Dilarang, Pengunjung Tetap Asyik Berenang di Kolam Bengkong Laut Batam
Sejumlah pengunjung yang datang ke Pantai Golden Prawn, Bengkong Laut, Batam, Kota Batam, Kepri, tak mengindahkan larangan berenang di kolam itu.
Padahal di lokasi sudah ada papan pengumuman, berisi larangan 'Dilarang berenang di area kolam ini. Jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan bukan tanggung jawab pengelola'.
Pantauan Tribun Batam.id, masih saja ada pengunjung yang asyik berenang di area kolam meski sudah dilarang, Sabtu (31/10/2020).
Sebelumnya, ada beberapa kali kejadian orang tenggelam di kolam ini.
Menyikapi insiden itu, dari pihak pengelola memberikan peringatan kepada pengunjung yang datang.
Seorang pengunjung, Asgap mengaku tetap berenang di area kolam karena melihat banyak orang yang berenang di situ.
Ia tidak takut karena ada keluarga yang mengawasinya. Selain itu dia juga membawa pelampung.
"Ya soalnya banyak orang yang berenang di sini. Kan bawa pelampung, terus diawasin juga," kata Asgap saat ditemui Tribun Batam di lokasi kolam.
Tidak hanya Asgap, pengunjung lain Dewi (23) mengaku sudah membaca larangan tersebut. Namun karena banyak orang yang berenang serta tidak bayar alias gratis, membuat ia bersama anaknya tetap berenang di kolam tersebut.
"Mumpung gratis mas, apalagi situasi seperti ini kita cari yang gratis," katanya.
Hingga Sabtu sore, warga terus berkunjung ke tempat ini, terlihat ada yang sedang santai, makan cemilan dan beberapa kebiasaan warga lainnya.
(tribunbatam.id/Ian Sitanggang/Alamudin/Ronnye Lodo Laleng)