HARI PAHLAWAN 2020
Merdeka atau Mati! Begini Isi Pidato Bung Tomo Tantang Sekutu, Arek-arek Suroboyo Bangkit
Melalui siaran radio, dia menyampaikan sebuah pidato berapi-api yang membakar semangat arek-arek Suroboyo untuk tetap berjuang melawan Sekutu.
Melalui siaran radio, dia menyampaikan pidato dengan nada berapi-api.
Begini isi pidatonya:
“Wahai tentara Inggris! Selama banteng-banteng Indonesia, pemuda Indonesia, memiliki darah merah yang bisa menodai baju putih menjadi merah dan putih, kita tidak akan pernah menyerah. Para teman, para pejuang dan khususnya para pemuda Indonesia, kita harus terus bertarung, kita akan mengusir para kolonialis ini keluar dari tanah air Indonesia yang sangat kita cintai. Sudah terlalu lama kita menderita, kita dieksploitasi, kita diinjak oleh bangsa asing. Kini saatnya kita mempertahankan kemerdekaan negara ini. Teriakan kita adalah merdeka atau mati. Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar! Merdeka!”
Pidato itu didengar bukan hanya di Surabaya saja, tetapi juga di kota-kota lain.
Baca juga: Puluhan Ribu Orang Tewas, Begini Ganasnya Rakyat Indonesia saat Pertempuran Surabaya
Berkat pidato itu, bantuan mengalir ke Surabaya, tidak hanya tenaga manusia, tetapi juga logistik.
Pidato itu menggugah pula para kiyai dari berbagai tempat sehingga mereka dan para santrinya datang ke Surabaya untuk memberikan dukungan kepada para pejuang.
Memang, waktu itu Indonesia sebenarnya menderita kekalahan dalam Pertempuran 10 November itu.
Tapi berkat kobaran semangat Bung Tomo, rakyat Surabaya berhasil menahan serangan pasukan Inggris dan bahkan memukul mundur mereka.
Kejadian ini sangat dikenal dan menjadi catatan penting sebagai salah satu peristiwa paling epik dan heroik dalam sejarah perjuangan Kemerdekaan Indonesia melawan bangsa Eropa.
Selain itu, perjuangan kemerdekaan di Indonesia ini juga mendapat dukungan dari dunia internasional.
Setelah menjadi sosok penting dalam Pertempuran 10 November 1945, Bung Tomo sebagai pejuang tidak luput dari perhatian pemerintah.
Baca juga: Kumpulan Ucapan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2020, Bangkitkan Nasionalisme
Pasca Pertempuran Surabaya
Sebagai pemimpin badan perjuangan yang cukup berpengaruh, ia pun diikutsertakan dalam pembinaan angkatan perang.
Pada bulan Juli 1947 ia diangkat sebagai salah satu anggota Pucuk Pimpinan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Sesudah perang kemerdekaan berakhir, Bung Tomo berjuang di bidang politik dengan mendirikan Partai Rakyat Indonesia (PRI). (4)
Melalui partai ini, sesudah pemilihan umum tahun 1955, ia diangkat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).