HARI PAHLAWAN 2020
Merdeka atau Mati! Begini Isi Pidato Bung Tomo Tantang Sekutu, Arek-arek Suroboyo Bangkit
Melalui siaran radio, dia menyampaikan sebuah pidato berapi-api yang membakar semangat arek-arek Suroboyo untuk tetap berjuang melawan Sekutu.
Di bidang pemerintahan, Bung Tomo pernah diangkat menjadi Menteri Negara Urusan Bekas Pejuang Bersenjata/Veteran dan Menteri Sosial Ad Interim.
Jabatan lain ialah Ketua II (Bidang Ideologi Sosial Politik) Markas Besar Legiun Veteran.
Bung Tomo dikenal sebagai tokoh idealis dan kritis.
Walaupun tidak lagi memegang jabatan di pemerintahan, ia selalu mengikuti dan mencermati perkembangan bangsa.
Bung Tomo tidak dapat membiarkan terjadinya tindakan-tindakan pemerintah yang menyimpang dari tujuan perjuangan.
Oleh karena itulah ia sering mengirim surat yang bernada kritik tetapi sekaligus koreksian, baik kepada Presiden Soekarno maupun kemudian kepada Presiden Soeharto.
Bahkan, pada tahun 1960 ia mengadukan Presiden Soekarno ke Mahkamah Agung sehubungan dengan tindakan Soekarno membubarkan DPR hasil pemilihan umum tahun 1955.
Baca juga: Mengenang Pertempuran Surabaya, Bukti Kegigihan Rakyat Pertahankan Kemerdekaan
Pahlawan Nasional
Meskipun beliau meninggal pada tahun 1981, tapi gelar pahlawan nasional baru disandangnya pada tahun 2008.
Hal tersebut tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 041/TK/TH 2008.
Selain itu, Bung Tomo juga menerima beberapa tanda jasa lain yakni;
a. Satyalencana Kemerdekaan
b. Bintang Gerilya
c. Bintang Veteran Republik Indonesia
Gambar Bung Tomo juga diabadikan dalam mata uang rupiah Indonesia yang bernilai 1000 rupiah yang diterbitkan pada tahun 1980 lalu.
Selain itu, foto beliau juga pernah dijadikan perangko yang dirilis pada tahun 2010.
Selain itu, nama Bung Tomo diabadikan pada nama ruang publik seperti stadion sepak bola, jalan, gedung dan sebagainya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com dengan judul '17 AGUSTUS - Serial Pahlawan Nasional: Bung Tomo'