HARI PAHLAWAN 2020

Puluhan Ribu Orang Tewas, Begini Ganasnya Rakyat Indonesia saat Pertempuran Surabaya

Pada Oktober 1945, Tentara Sekutu pimpinan Jenderal Mallaby datang ke Surabaya untuk mengembalikan Indonesia ke administrasi Belanda.

national archive
HARI PAHLAWAN - BEGINI sejarah Hari Pahlawan dan pertempuran Surabaya pada 10 November 1945. FOTO: dokumentasi suasana pertempuran 

Mereka menganggap Belanda tidak menghargai usaha dari rakyat Indonesia yang telah memproklamirkan kemerdekaannya.

Pengibaran bendera Belanda ini akhirnya membuat para pemuda bersitegang dengan orang-orang Belanda.

Para pemuda yang diwakili oleh Residen Soedirman yang didampingi Sidik dan Hariyono kemudian menemui perwakilan Inggris, WVch Ploegman serta orang-orang Belanda di sana.

Pertemuan tersebut bertujuan untuk berunding dan menurunkan bendera yang memicu amarah masyarakat Surabaya.

Namun Ploegman menolak usulan tersebut.

Dia bahkan juga menolak mengakui kedaulatan Indonesia.

Segera setelah pertemuan, Ploegman mengeluarkan pistol yang memicu perkelahian di lobi Hotel Yamato.

Kala itu, ia tewas dicekik Sidik, adapun Sidik lalu tewas ditembak tentara Belanda.

Di luar gedung hotel, massa yang datang semakin banyak.

Mereka mendukung Residen Soedirman membuat inisiatif agar bendera tersebut diturunkan.

Residen Soedirman lalu keluar dan mengatakan jika perundingan tidak menemui titik temu.

Akhirnya, para pemuda yang masih berada di luar gedung memanjat naik ke atas hotel dan menurunkan bendera Belanda.

Setelah itu, mereka merobek bagian biru dari bedera tersebut dan hanya menyisakan dua warna yakni merah dan putih.

Bendera yang telah dirobek tersebut kemudian dipasang kembali ke puncak tiang.

Segera setelah bendera kembali terpasang, masyarakat memekikkan seruan Merdeka.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved