Perbedaan Habib Rizieq Shihab dan Jokowi Munculkan 2 Kubu, Pengamat Sebut Tak Akan Pernah Selesai

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi melihat perbedaan Habib Rizieq Shihab dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak akan

Editor: Eko Setiawan
(Foto: akun twitter @rizieqsyihabFPI)
Perbedaan Habib Rizieq Syihab dengan Jokowi disebut tidak akan pernah selesai 

TRIBUNBATAM.id | JAKARTA - Perbedaan padangangan Habib Rizieq Shihab dengan Presiden Joko Wododo sejauh ini tidak akan terselesaikan.

Kendati adanya rekonsilasi diantara kedua belah pihak.

Hal ini disampaikan oleh pengamat setelah melihat sejumlah fakta dilapangan.

Sejauh ini Jokowi dan Habib Rizieq Shihab memang belum pernah bertemu.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi melihat perbedaan Habib Rizieq Shihab dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak akan selesai meski terjadi rekonsiliasi di antara kedua belah pihak.

"Rekonsiliasi, saya kira itu gimmick ketimbang realitas faktual. Secara simbolik mungkin bisa ditunjukkan supaya tensi politik bisa mereda di tingkat bawah," ujar Burhanuddin saat acara webinar, Jakarta, Minggu (15/11/2020).

Presiden Joko Widodo memberikan pernyataan tanggapi pengesahan UU Cipta Kerja di Istana Bogor, Jumat (10/9/2020)
Presiden Joko Widodo (Biro Pers Setpres/Lukas)

Baca juga: Prajurit TNI Ditahan Karena Sambut Kedatangan Habib Rizieq Shihab, Bandingkan Dengan Prajurit Brimob

Baca juga: Fotonya Muncul di Twitter Lakukan Ini! Anies Tak Hadiri Pernikahan Putri Habib Rizieq & Jadi Saksi

"Tapi ini tidak akan bisa menyelesaikan perbedaan yang tajam, minimal sampai era Pak Jokowi selesai 2024 nanti," sambungnya.

Menurut Burhanuddin, perbedaan Habib Rizieq Shihab dan Jokowi telah memunculkan dua kubu, yang akhirnya bukan semata-mata persoalan personal kedua pihak tersebut.

"Ini persentasi simbol, ada perang simbol, culture war yang memisahkan antara kubu Pak Jokowi dengan kubu Pak Rizieq," ucapnya.

Habib Rizieq Syihab
Habib Rizieq Syihab ((Foto: akun twitter @rizieqsyihabFPI))

Perbedaan kedua belah pihak tersebut, kata Burhanuddin, digambarkan masing-masing kubunya merupakan kelompok lain dan akhirnya tidak dapat bersatu.

"Ini culture war yang tidak bisa selesai melalui makan-makan bersama, foto bersama. Tapi sesuatu yang mungkin bagian dari keragaman kita sebagai bangsa," katanya.

"Kita harus menjadikan suasana polarisasi pasca Pilpres 2014, 2019 bagi new normal, baik covid, maupun politik. Kita mengalami proses pembelahan melahirkan dua buah wajah Indonesia, dan mungkin masih punya efek elektoral sampai 2024 nanti," sambung Burhanuddin.

Habib Rizieq ajukan syarat untuk rekonsiliasi

Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab mengaku siap rekonsiliasi dengan pemerintah.

Namun, ia meminta pemerintah untuk menyetop kriminalisasi ulama sebelum rekonsiliasi.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved