PENANGANAN COVID
Razia Protokol Kesehatan di Jalan Poros Karimun, Jaring 55 Warga Tak Pakai Masker
Mayoritas warga Karimun yang terjaring razia protokol kesehatan memilih kerja sosial seperti membersihkan jalan, hingga memungut sampah.
Editor: Septyan Mulia Rohman
KARIMUN, TRIBUNBATAM.id - Sebanyak 55 orang terjaring razia protokol kesehatan yang digelar Tim Gugus Tugas COVID-19 Kabupaten Karimun, Senin (16/11) sore.
Razia protokol kesehatan yang digelar oleh tim terpadu yang terdiri dari personel gabungan tersebut, dimulai sejak Senin pukul 15.30 WIB sampai dengan 17.30 WIB, di Jalan Sudirman Poros Kecamatan Tebing, Kabupaten Karimun.
Kepala Kesatuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Karimun merangkap Kepala Satgas Tim Gugus Tugas COVID-19 Kabupaten Karimun, Tejaria menjelaskan, mereka terjaring razia karena tidak mengenakan masker saat beraktivitas di luar rumah.
Razia digelar di beberapa jalan utama. Salah satunya di Jalan Poros.
"Dalam kegiatan itu juga disediakan perlengkapan pendukung seperti meja lipat, kursi plastik, sapu, rompi pelanggar, handsanitazer dan masker," ucap Tejaria.
Tejaria merincikan, dari total pelanggar 49 orang masing-masing denda administrasi berjumlah 6 orang, untuk 49 lainnya diberikan sanksi kerja sosial.
Sekedar informasi, terdapat penambahan 2 kasus positif virus Corona di Karimun per 16 November 2020.
Kini jumlah pasien positif Covid-19 di 'Bumi Berazam' itu berjumlah 43 orang.
Sedangkan pasien sembuh bertambah 8 orang. Total pasien sembuh dari Covid-19 menjadi 167 orang.
Untuk kasus positif Covid-19 meninggal belum ada penambahan. Jumlahnya masih tetap 12 orang.
Kendati demikian, Pemkab Karimun berharap wabah pandemi ini cepat berakhir.
"Untuk itu, kami butuh kerjasama sama serta peran aktif masyarakat, untuk memproteksi diri sebelum keluar rumah harus mengenakan masker," imbaunya.
Denda Uang Pelanggar Protokol Kesehatan Berlaku di Tanjungpinang
Denda uang bagi pelanggar protokol kesehatan di Tanjungpinang bakal berlipat ganda.
Hal itu disampaikan, Kabid Penegak Perundangan Daerah Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Tanjungpinang, Wambok Malilul.
Disampaikannya, penerapan denda terhadap masyarakat yang tidak menggunakan masker berlangsung selama 30 hari kedepan.
Baca juga: Balita di Bintan Utara Positif Virus Corona, Terpapar Pasien Covid-19 asal Batam
Baca juga: Tanjungpinang Tambah 13 Pasien Sembuh Corona, Total 542 Pasien Selesai Jalani Isolasi Covid-19

Namun, jika angka covid semakin meningkat, maka akan diperpanjang.
"Denda uang akan diterapkan berlipat ganda. Misalnya pertama kena akan didenda Rp 50 ribu, namun jika terkena sekali lagi akan berlipat menjadi Rp 100 ribu," ucapnya, Senin (16/11/2020).
Penerapan sanksi ini diterapkan mengingat kasus positif Covid-19 di Tanjungpinang kembali meningkat.
Hal ini membuat Pemerintah kota (Pemko) Tanjungpinang mengambil tindakan yang tegas, guna membuat masyarakat dapat benar-benar mematuhi peraturan dalam menggunakan masker saat berpergian.
"Semoga masyarakat lebih disiplin dengam adanya denda ini. Kita bukan untuk menakuti, tapikan ini intuk kebaikan bersama juga," ucapnya.
Berlaku di Tanjungpinang
Denda uang Rp 50 ribu kepada pelanggar protokol kesehatan akhirnya berlaku di Tanjungpinang.
Seperti pada razia protokol kesehatan yang digelar Satpol PP Tanjungpinang di jalan Agus Salim Tanjungpinang, atau persis di depan Gedung Daerah.
Setidaknya, terdapat 20 orang di sana terkenda denda karena terbukti tidak mengenakan masker saat beraktivitas di luar.
Kabid Penegak Perundangan Daerah Satpol PP Tanjungpinang, Wambok Malilul mengungkapkan alasan penerapan sanksi denda bagi pelanggar protokol kesehatan.
Menurutnya, sudah lebih dari 1.200 warga Tanjungpinang tak mengenakan masker diberi teguran tertulis karena melanggar Perwako Nomor 44 Tahun 2020 itu.
Sehingga, pihaknya mengambil langkah dengan penerapan denda dan kerja sosial bagi pelanggar protokol kesehatan.

"Alasannya baru diterapkan, ya kemarinkan tahap sosialisasi, sekarang baru tahap penerapan dendanya," ungkapnya, Senin (16/11/2020).
Menurutnya, pelanggar protokol kesehatan lebih banyak memilih membayar denda dibanding harus kerja sosial selama 60 menit.
Ia mengatakan, penerapan saksi denda terhadap pelanggar tidak menggunakan masker perdana dilakukan hari ini.
"Kami lakukan di dua titik, Jalan Agus Salim dan Jalan Masjid," sebutnya.
Warga Tanjungpinang yang terjaring razia protokol kesehatan, Fahrul memilih kerja sosial daripada membayar denda.
Laki-laki 22 tahun itu mengaku jika tidak menggunakan masker saat keluar rumah.
"Tadi buru-buru mau jemput teman di Pelabuhan Sri Bintan Pura, jadi lupa bawa masker. Saya pilih kerja sosial, karena tidak bawa uang," ucapnya.(TribunBatam.id/Leo Halawa/Endra Kaputra)
Baca juga berita Tribun Batam lainnya di Google News