TRIBUN WIKI
Antitusif atau Ekspektoran? Begini Cara Memilih Obat Batuk yang Tepat, Pahami Perbedaannya
Banyaknya jenis obat batuk yang beredar di pasaran membuat kita harus selektif dalam memilihnya. Hal ini lantaran jenis batuk pun berbeda.
Editor: Widi Wahyuning Tyas
TRIBUNBATAM.id - Banyaknya jenis obat batuk yang beredar di pasaran membuat kita harus selektif dalam memilihnya.
Hal ini lantaran jenis batuk yang diderita pun berbeda.
Memilih obat batuk yang tidak sesuai dengan jenis batuknya justru tidak akan memberikan efek kesembuhan.
Merangkum Buku Cerdas Mengenali Obat (2010) karya Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt, akan lebih tepat jika pemilihan obat batuk disesuaikan dengan jenis batuk yang diderita.
Secara mudah, batuk dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni batuk kering dan batuk berdahak.
Lantas, perbedaanya?
Baca juga: Paling Mematikan di Dunia, Kenali Gejala dan Proses Penularan TBC, Batuk Lebih dari 3 Minggu
1. Batuk kering
Batuk kering biasanya bukan merupakan mekanisme pengeluaran zat asing dan mungkin merupakan bagian dari penyakit lain.
Batuk yang seperti itu tidak berguna dan memang harus dihentikan.
Untuk kasus itu, ada obat-obat yang bekerja menekan rangsang batuk atau dikenal dengan nama antitusif.
Beberapa obat yang termasuk jenis ini dan sering dipakai adalah:
Baca juga: Beragam Khasiat Belimbing Wuluh untuk Kesehatan Tubuh Manusia, Obati Alergi, Jerawat, Batuk
- Dekstrometorfan
- Noskopin
- Kodein
Tetapi memang, penggunaan noskopin dan kodein ini pada umumnya mesti menggunakan resep dokter.
Jadi, jika batuk yang diderita adalah jenis batuk kering, Anda dianjurkan untuk mencari obat-obat yang berisi dekstrometorfan atau berlabel antitusif.
2. Batuk berdahak

Berbeda dengan batuk kering, batuk berdahak merupakan mekanisme tubuh untuk mengeluarkan zat-zat asing dari saluran pernapasan, termasuk dahak.
Batuk seperti ini malah sebaiknya tidak ditekan supaya zat-zat asing tersebut bisa dikeluarkan.
Obat-obat yang dapat digunakan untuk membantu pengeluaran dahak disebut ekspektoran.
Obat ini biasanya juga bekerja dengan cara merangsang terjadinya batuk untuk mengeluarkan dahak.
Contoh obat ekspektoran, di antaranya yakni:
- Amonium klorida
- Gliseril guaiakol
- Ipekak
Baca juga: Mengenal Jenis dan Gejala Bronkitis pada Paru-paru, Waspada bila Batuk Berlendir Parah
Selain ekspektoran, ada juga mukolitik yang bisa dikonsumsi untuk mengatasi batuk berdahak.
Bedanya, obat ini memiliki sistem kerja dapat membantu mengencerkan dahak sehingga mudah dikeluarkan.
Contoh obat mukolitik, di antaranya yakni:
- Bromheksin
- Asetilsisitein
- Ambroksol
Jadi, jika Anda mengalami batuk berdahak, bisa memilih obat-obat yang mengandung zat-zat tersebut.
Baca juga: Perokok Wajib Tahu, Inilah Penyebab dan Gejala Kanker Paru-paru, Waspada bila Batuk Parah
Campuran antitusif dan ekspektoran
Sayangnya, sebagian besar produk obat batuk di pasaran memang diketahui mencampurkan antara zat antusif dan ekspektoran.
Hal itu bisa jadi agak membingungkan, mengingat kedua zat tersebut dapat dibilang berlawanan fungsi.
Produsen melakukan hal itu mungkin didasarkan pada kenyataan bahwa banyak ditemui kasus batuk berdahak yang sering kali melelahkan penderita sehingga perlu ditekan.
Tapi yang perlu diketahui, tidak sedikit pula produsen obat kini mulai membedakan antara obat untuk mengatasi batuk kering dan batuk berdahak.
Jadi akan lebih tepat jika Anda memilih obat batuk sesuai dengan jenis batuk yang dialami.
Baca juga: Paling Mematikan di Dunia, Kenali Gejala dan Proses Penularan TBC, Batuk Lebih dari 3 Minggu
Batuk adalah mekanisme perlindungan tubuh
Secara umum, batuk bisa dipahami sebagai refleks normal yang dilakukan tubuh akibat adanya rangsangan dari selaput lendir di daerah tenggorokan dan cabang teggorokan.
Refleks ini terjadi dengan tujuan untuk membersihkan saluran pernapasan dari zat-zat asing yang mengganggu.
Bisa dibilang, batuk merupakan suatu mekanisme perlindungan tubuh.
Tapi jika berlebihan, batuk ini memang bisa jadi menjengkelkan dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Melansir buku Analisis Obat (2014) karya Abdul Rohman, batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh di saluran pernapasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di tenggorokan karena adanya lendir, makanan, debu, asap dan lain sebagainya.
Baca juga: Dikenal dengan Batuk Menggongong, Apa Itu Penyakit Croup? Rentan Serang Anak-anak
Jenis batuk berdasarkan waktu
Bukan hanya dari gejalanya saja, batuk juga bisa dibagi menjadi dua jenis berdasarkan waktu terjadinya.
Batuk berdasarkan waktu dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni:
1. Batuk akut
Batuk akut adalah batuk yang berlangsung kurang dari 14 hari serta dalam 1 episode.
2. Batuk kronis
Batuk kronis adalah batuk yang terjadi lebih dari 14 hari atau terjadi dalam 3 episode selama 3 bulan berturut-turut.
Batuk kronis juga dikenal dengan sebutan batuk kronis berulang.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cara Memilih Obat Batuk yang Tepat".
Baca berita lainnya di Google.