WAWANCARA EKSKLUSIF
Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman Marah TNI Dijelek-jelekkan
Nama Pangdam Jaya Mayor Jenderal TNI Dudung Abdurachman kini tidak hanya terkenal di wilayah DKI Jakarta.
Setelah tindakan ini ada respon dari Panglima TNI?
Ya responnya baik saja. Silakan saja. Lanjutkan. Karena kan sudah sesuai prosedur, ada Satpol PP dulu, kemudian ada polisinya dulu, baru kita. Kita ada tugas OMP, Operasi Militer Perang, ada OSMP, Operasi Militer Selain Perang seperti penanggulangan bencana alam, membantu kepolisian di bidang keamanan dan ketertiban. Membantu pemerintah daerah, kita sudah seperti itu, sering membantu Bulog, kita membantu pertanian, karya bakti, dan segala macam.
Ada komunikasi setelah itu dengan FPI dan HRS? Terkait keputusan Anda menertibkan baliho?
Tidak ada. Saya tidak pernah komunikasi, dan saya tidak pernah kenal.
Utusannya ada yang ke Kodam Jaya?
Tidak ada.
Para senior Anda baik yang sudah purna maupun yang masih di TNI, sempat memberi masukan?
Ada. Lebih banyak yang mendukung. Ada yang tidak mendukung, ya dia tidak paham peristiwanya tapi ya rata-rata tahu saya.
Pihak HRS kelihatannya tidak ada perlawanan, tapi dari pengacaranya kan ada statement-statement seolah melawan. Kalau misalnya ada perlawanan dari mereka, apalagi sampai fisik, sikap Anda apakah juga akan seperti awal, langsung ambil sikap?
HRS itu kan rakyat kita juga. Kalau beliau sudah dikatakan habib menurut saya berarti orang baik. Umat Islam itu tidak menghendaki adanya perpecahan. Umat Islam itu, itu yang dikatakan rahmatan lil alamin. Jadi saya yakin juga orang-orang FPI tidak mungkin lah akan ada perlawanan-perlawanan seperti itu. Tapi kalau dia menghalalkan segala cara, kemudian melakukan tindakan fisik, kita sudah biasa menghadapi musuh. Saya tujuh tahun di Timor-Timur. Saya ikut darurat militer di Aceh. Tugas sudah ke mana-mana.
Di halaman Kodam penuh karangan bunga bentuk dukungan? Apa perasaan Anda melihat antusiasme masyarakat memberikan dukungan?
Sebetulnya saya tidak layak menerima ucapan atau dukungan seperti itu. Yang jelas saya melaksanakan tugas saja, seyogyanya sebagai Panglima Kodam Jaya saya bertanggungjawab atas keamanan di wilayah saya. Jadi tidak mengira seperti itu dan tidak mengharapkan seperti itu.
Anda sekarang dikenal di seluruh wilayah Indonesia, karena memerintahkan untuk menertibkan baliho-baliho FPI dan HRS, lalu diikuti seluruh wilayah?
Sebelumnya, dua bulan yang lalu, penertiban baliho ini sudah dilakukan oleh Satpol PP, kepolisian, kemudian TNI. Itu sudah kita lakukan dua bulan yang lalu. Namun pada saat penertiban oleh Satpol PP didemo sama FPI. Lalu dipasang kembali. Kalau Satpol PP sudah tidak sanggup lagi, kemudian siapa lagi. Itu yang akhirnya membuat saya ambil keputusan. Ciri pemimpin itu cuma satu, dia berani mengambil keputusan. Kalau keputusan itu benar, itu bagus. Kalau salah masih bagus daripada tidak berani sama sekali.
Presiden minta bantuan TNI-Polri untuk ikut mensosialisasikan, ikut menjaga prokes?