3 Mobil Terbang Tak Lama Lagi Beroperasi di Australia, Dubai UEA dan Jepang, AS Bikin Bandaranya
3 mobil terbang yang tak lama lagi akan mengudara masing-masing di Australia, Uni Emirat Arab, Jepang serta bandara khusus mobil terbang di AS
Penulis: Mairi Nandarson | Editor: Mairi Nandarson
SYDNEY, TRIBUNBATAM.id - Mobil terbang awalnya hanyalah impian alias imajinasi semata saat melewati jalan macet.
Namun, siapa sangka impian mobil terbang itu bisa diwujudkan.
Seperti halnya, teknologi lain yang juga berawal dari impian, impian mobil terbang juga ternyata bisa diwujudkan.
Berbagai perusahaan teknologi di sejumlah negara di dunia berpacu untuk mewujudkan mobil terbang.
Berdasarkan penelusuran TribunBatam.id, setidaknya ada 3 mobil terbang yang tengah dalam persiapan untuk diwujudkan.
Baca juga: Harga iPhone 12 di Indonesia yang Dirilis Akhir November 2020, Berikut Harga dan Spesifikasinya
Baca juga: AS Roma Kalah, Kebobolan 4 Gol, Paulo Fonseca: Kami Kurang Berani, Kurang Agresi, Kami Harus Belajar
3 mobil terbang ini masing-masing di Australia, Uni Emirat Arab, Jepang dan bandara khusus mobil terbang di AS.
Masih ada teknologi mobil terbang lainnya yang tengah disiapkan di negara lain.
Berikut adalah 3 mobil terbang yang disebut bakal segera meluncur dalam beberapa tahun mendatang:
1. Vertiia, Mobil Ambulans Terbang di Australia

Sebuah startup yang berkantor pusat di Bandara Bankstown, AMSL Aero, Australia secara resmi meluncurkan ambulans udara listriknya yang diberi nama, Vertiia.
Mobil ambulans terbang ini adalah kendaraan lepas landas dan pendaratan vertikal (atau VTOL) yang dikembangkan melalui proyek CRC-P selama dua tahun, didukung dana hibah sebenar $3 juta.
Proyek mobil Ini dipimpin AMSL, dengan mitra CareFlight, University of Sydney dan Mission Systems.
Baca juga: Manchester United Bobol 2 Gol, David De Gea Diganti di Babak Kedua, Ini Alasan Ole Gunnar Solskjaer
Baca juga: Napoli Menang Lawan AS Roma, Genarro Gattuso: Saya Ingin Intensitas Seperti Ini Hadir di Setiap Laga
Menurut pernyataan dari CareFlight peluncuran 25 November 2020 lalu, kecepatan jelajah kendaraan tanpa emisi adalah 300 kilometer per jam dan jangkauannya 250 kilometer (bertenaga listrik) atau 800 kilometer (bertenaga hidrogen).
Salah satu pendiri Andrew Moore mengatakan potensi aplikasi sangat luas, tetapi mereka awalnya menargetkan area yang paling membutuhkan saat ini: menyediakan akses cepat ke layanan medis untuk komunitas terpencil, pedesaan, dan regional yang rentan.
"Penemuan ini dapat mengubah hasil pasien di komunitas regional dan terpencil yang rentan," menurut kepala eksekutif CareFlight, Mick Frewen.