Kim Jong Un Perintahkan Anak Buahnya Eksekusi Mati Pria 50 Tahun Karena Langgar Protokol Covid-19
Alasan mereka untuk memberikan efek jera kepada warga Korea Utara agar terus mematuhi protokol kesehatan di masa Pandemi ini.
TRIBUNBATAM.id | PYONGYANG - Korea Utara kembali menjadi sorotan belakangan ini dengan.
Psalanya seorang pria berumur 50 dieksekusi mati karena melanggar Protokol kesehatan.
Eksekusi mati tersebut dilakukan didepan khalayak ramai.
Alasan mereka untuk memberikan efek jera kepada warga Korea Utara agar terus mematuhi protokol kesehatan di masa Pandemi ini.
Tidak tanggung-tanggung, enam penembak jitu diturunkan menjadi eksekutor korban tersebut.
Baca juga: Termasuk Korea Utara, Inilah Daftar Negara Terkorup di Dunia, Indonesia Nomor Berapa?
Baca juga: Kim Jong Un Menangis Ceritakan Kesulitan Korea Utara, Karena Sanksi, Pandemi Hingga Bencana Alam
Baca juga: Viral Video WNI Liburan ke Korea Utara, Mengejutkan Begini Kondisi Sebenarya Negara Komunis Itu
Itu semua atas perintah Kim Jong Un yang kini menjabat sebagai presiden Korea Utara.

Baru-baru ini hukuman tembak dilakukan Korea Utara terhadap seorang warga di depan khalayak, setelah kedapatan melanggar aturan untuk mencegah Covid-19.
Narasumber internal menceritakan peristiwa itu kepada Radio Free Asia, warga tersebut dieksekusi pada 28 November demi menimbulkan efek jera kepada masyarakat.
Sementara itu, Korea Utara mengklaim bahwa mereka bebas virus corona, rezim Kim Jong Un sudah menerapkan aturan ketat sejak Januari.
Baca juga: Jarang Terjadi, Korea Utara Berikan Permintaan Maaf Karena Telah Membunuh Warga Korea Selatan
Baca juga: Cuma Karena Ayam, Kakak Sepupu Dibunuh: Ya Allah Mati Anak Saya oy
Sumber itu menceritakan selain memberlakukan protokol kesehatan secara ketat, pasukan dikerahkan ke perbatasan China guna mencegah penyelundupan.
"Mereka menggelar eksekusi terbuka untuk menakuti warga setempat, karena sering terjadi di kontak dengan orang di perbatasan, terutama penyelundupan," jelas si sumber.
Warga yang ditembak mati diidentifikasi pria berusia 50-an.

Dia disebut melakukan kontak dengan rekan penyelundupnya di China.
Dilansir Daily Mail Jumat (4/12/2020), "Negeri Panda" menjadi sekutu sekaligus rekan dagang utama negara yang menganut ideologi Juche itu.
Tetapi, perdagangan dua negara mengalami penyusutan hingga 75 persen imbas wabah Covid-19 yang melanda dunia pada Maret.