Mitos atau Fakta, Makan Cabai Rawit secara Teratur Bisa Bikin Panjang Umur? Simak Ulasannya

Apakah benar makan cabai rawit secara teratur setiap hari bisa bikin panjang umur?

|
Istimewa
Ilustrasi cabai 

TRIBUNBATAM.id - Masyarakat Indonesia tentu tidak asing lagi dengan cabai rawit, si pembawa rasa pedas.

Berbicara mengenai cabai rawit, tak lengkap rasanya jika hanya mengupas dari sisi kepedasannya tanpa mengetahui khasiatnya.

Cabai rawit ternyata bukan cuma dimakan untuk menambah sensasi makan semata. Sebuah penelitian menyebut makan cabai rawit jadi rahasia panjang umur.

Penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa orang yang suka makan cabai bisa panjang umur karena cabai mengandung sifat anti-inflamasi, antioksidan, antikanker, dan pengatur glukosa darah buah.

Menurut AHA, faktor-faktor tersebut berperan dalam mengurangi risiko seseorang meninggal akibat penyakit kardiovaskular atau kanker.

Penurunan risiko

Dalam riset tersebut, peneliti menganalisis 4.728 studi yang berkaitan dengan cabai dan penyakit yang disebutkan di atas.

Lebih dari 570.000 catatan kesehatan dimasukkan dalam penelitian ini, termasuk orang-orang dari AS, Italia, Cina, dan Iran.

Kandidat yang makan cabai secara teratur mengalami penurunan risiko 26 persen dari kematian kardiovaskular, 23 persen dari kematian akibat kanker, dan penurunan risiko 25 persen dalam semua penyebab kematian.

"Kami terkejut menemukan bahwa dalam studi yang diterbitkan sebelumnya ini, makan cabai secara teratur dikaitkan dengan pengurangan risiko secara keseluruhan dari semua penyebab, CVD dan kematian akibat kanker," kata penulis senior laporan itu, Bo Xu.

"Ini menyoroti bahwa faktor makanan mungkin memainkan peran penting dalam kesehatan secara keseluruhan," imbuhnya.

Walau demikian, Bo Xu mengatakan masih butuh banyak penelitian bahwa tanaman pedas seperti cabai berkontribusi pada umur panjang.

"Butuh lebih banyak penelitian, terutama bukti dari studi terkontrol secara acak, untuk mengonfirmasi temuan awal ini," ujarnya seperti dikutip Independent, 9 November 2020.

Analisis data

Di antara mereka yang makan cabai, tingkat konsumsinya bervariasi, sehingga belum jelas berapa banyak yang perlu dikonsumsi untuk menawarkan manfaat kesehatan.

Bo Xu juga mengingatkan bahwa ada beberapa batasan untuk jenis penelitian ini.

Studi-studi yang ditinjau termasuk data kesehatan spesifik terbatas pada individu atau faktor lain yang mungkin mempengaruhi temuan.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved