Rocky Gerung Ngaku Amati Bahasa Tubuh Jokowi saat Tanggapi Kasus Rizieq, Begini Analisanya

Akademisi Rocky Gerung mengungkapkan hasil analisanya atas sikap Presiden Jokowi terhadap kasus Rizieq Shihab.

Kompas.com/SHERLY PUSPITA
Ilustrasi - Rocky Gerung, Selasa (4/12/2018) 

Dalam vlog terbarunya dilansir TribunJakarta pada Senin (14/12), Rocky menuturkan jika memberikan tanggapan sesuai pengamatannya terhadap bahasa tubuh Presiden Jokowi.

"Kalau ucapannya hukum harus ditegakkan dan sebagainya itu standar betul reaksinya. Saya bukan masuk dalam masalahnya tetapi hanya mengamati bahasa tubuh beliau yang saya pertanggungjawabkan secara akademis," ucap Rocky Gerung.

Habib Rizieq Shihab datangi Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Sabtu (12/12/2020) pagi. Imam Besar FPI itu memilih datang sehari lebih awal karena tidak ingin ada hal yang simpang siur tentang dirinya.
Habib Rizieq Shihab datangi Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Sabtu (12/12/2020) pagi. Imam Besar FPI itu memilih datang sehari lebih awal karena tidak ingin ada hal yang simpang siur tentang dirinya. (TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci)

Lebih lanjut, Rocky merasakan adanya kesan jika kasus FPI, Rizieq Shihab dan Sigi tidak terlalu penting untuk dibahas.

"Jadi terlihat kemampuan Presiden untuk menghayati satu peristiwa itu kurang. Dia mungkin tidak paham kalau masalah ini bisa membelah bangsa," papar Rocky Gerung.

Rocky menyatakan, intensi Jokowi terhadap kasus ini belum terlihat di hadapan masyarakat.

"Problem ini melekat dalam kekuasaan, apalagi Presiden Jokowi sepertinya tak mampu mengatasi keadaan. Publik sebetulnya menunggu Jokowi mengucapkan sesuatu yang bijak," beber Rocky.

Rocky Gerung
Rocky Gerung (Kompas.com/Sherly Puspita)

Rocky Gerung menilai, sosok Jokowi hadir sebagai presiden namun tak hadir secara etis sebagai kepala negara.

"Kadang kala ekspektasi kita memang tinggi, kita ingin dunia internasional menonton atau membaca sesuatu yang cukup bermutu. Jadi soal ini, Presiden Jokowi terganggu secara psikis dan mau ditekan dengan reaksinya," kata Rocky Gerung.

Sebelumnya diberitakan, polisi menembak enam dari 10 orang yang disebut simpatisan pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab di Jalan Tol Jakarta-Cikampek, tepatnya di kilometer 50, pada Senin (7/12/2020) dini hari.

Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengatakan, penembakan terhadap enam orang tersebut karena diduga melakukan penyerangan terhadap jajarannya saat menjalani tugas penyelidikan kasus Rizieq.

"Anggota yang terancam keselamatan jiwanya karena diserang kemudian melakukan tindakan tegas dan terukur terhadap kelompok yang diduga pengikut MRS, dan meninggal dunia sebanyak enam orang," ujar Fadil di Mapolda Metro Jaya, Senin.

Namun, peristiwa ini menimbulkan tanda tanya terkait perlunya penembakan itu dilakukan.

Polisi pun disorot atas dugaan extrajudicial killing.

Para keluarga dari enam simpatisan Rizieq Shihab itu pun mengadu ke DPR atas sejumlah persoalan yang menurut mereka janggal.

Peristiwa lainnya yakni teror yang terjadi pada 4 orang warga di Dusun lima Lewonu, Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, pada Jumat (27/11/2020).

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved