Prediksi Saham 2021, IHSG Menguat Sentuh Level di Atas 6.000
Tahun 2021 diprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bakal menguat. IHSG diprediksi akan mampu bertahan di atas 6.000.
TRIBUNBATAM.id - Tahun 2021 diprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bakal menguat.
Saham 2021 diprediksi akan mampu bertahan di atas 6.000.
Senior Vice President Research Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial menargetkan IHSG bakal menyentuh level 5.600-5.700 di akhir 2020.
Sedangkan target IHSG di 2021 bakal bergerak di level 6.400-6.600.
Janson menjelaskan penguatan otot IHSG di sisa tahun ini tak lain dipengaruhi oleh kemenangan Joe Biden yang euforianya masih akan terasa hingga akhir tahun.
Pasalnya Joe Biden mementingkan peranan multilateral dengan melibatkan beberapa aliansi partner dagangnya dengan Eropa dan Asia dalam hal mencapai kesepakatan dengan dominasi China.
"Biden lebih jelas arah politik luar negeri, akibatnya volatilitas rendah. Dan ini sangat menguntungkan emerging market termasuk Indonesia," jelas Janson, Rabu (18/11).
Selain itu, Janson melihat aset saham dan obligasi dalam lima tahun terakhir masih sangat kecil dipegang oleh investor asing sehingga ruang gerak arus masuk dana asing masih sangat lebar sekali.
Ditambah lagi dengan adanya pertumbuhan pendapatan emiten-emiten di kuartal III-2020 secara kuartalan, yang menandakan adanya sedikit pemulihan permintaan di Indonesia.
"Vaksin Pfizer dan Moderna yang efektivitasnya di atas 90% membuat aset Indonesia juga menjadi menarik, karena berdampak pada pelonggaran restriksi sosial yang akan memulihkan demand," jelasnya.
Kemudian sentimen-sentimen positif tersebut juga masih bisa menggerakkan IHSG di 2021 cenderung menguat. Ditambah lagi adanya sentimen positif dari penerapan omnibus law yang dinilai berefek luar biasa ke ekonomi Indonesia khususnya sektor manufaktur yang membuat foreign direct investment (FDI) semakin meningkat deras.

"Apalagi di dalam omnibus law ada tax reform, penurunan pajak korporasi menjadi 20% di 2022 akan menjadi lebih kompetitif dibanding Asean lainnya dan derasnya FDI akan membuat rupiah menguat," ucap Janson.
Janson memprediksi rupiah akan perkasa di 2021 dengan kisaran Rp 13.800 - Rp 14.000, seiring dengan meningkatnya FDI dan foreign inflows ke aset finansial Indonesia.
Penguatan rupiah memicu meningkatnya return on equity (ROE) dengan estimasi 14%-15% dan earnings growth sekitar 12%-14%.
Selain itu, adanya potensi peningkatan neraca Bank Indonesia (BI) dari 15% terhadap PDB menuju 18%-20% terhadap PDB membuat likuiditas melimpah. Adapun saat ini jumlah dana pihak ketiga (DPK) dikisaran Rp 6.600 triliun jauh melebihi loan outstanding Rp 5.500 triliun.