Rencana Sekolah Tatap Muka di Batam 2021, Wali Kota: Usulan Disdik di Hinterland Dulu

Wali Kota Batam, Rudi mengatakan perihal adanya rencana sekolah tatap muka, ia sudah meminta datanya. Hanya belum memutuskan SOP-nya

|
Editor: Dewi Haryati
TRIBUNBATAM.ID/ROMA ULY SIANTURI
Wali Kota Batam, HM Rudi. Sekolah tatap muka di Batam rencananya akan dibuka pada 2021, Wali Kota Batam menyebut, dari usulan Disdik, sekolah tatap muka ini akan diawali di hinterland 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Sekolah tatap muka di Batam rencananya akan dibuka pada 2021. Namun tidak langsung di seluruh sekolah di Batam.

Lantaran saat ini pandemi Covid-19 belum berakhir.

Usulan dari Dinas Pendidikan Batam, sekolah tatap muka ini akan diawali di hinterland.

Diketahui, semenjak Virus Corona melanda Batam, kegiatan belajar tatap muka di sekolah terpaksa dikurangi bahkan ditiadakan.

Sebagai gantinya, siswa menerapkan belajar daring (dalam jaringan) via online.

Namun belajar daring ini pun dikeluhkan sejumlah siswa dan orang tua.

Ada yang menilai kurang efektif, lainnya mengeluh karena biaya paket internet yang mesti dikeluarkan bengkak hingga keluhan lainnya. 

Ketua Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Belakang Padang, Sri Fetra Neti mengatakan sudah menerima surat pemberitahuan dari salah satu sekolah yang siap menggelar sekolah tatap muka awal tahun nanti.

"Karena lokasi di hinterland tentu kami juga harus hadir dan memastikan protokol kesehatan harus jalan, agar anak-anak terlindungi dan nyaman ketika bersekolah tanpa khawatir ada penyebaran virus," ujar Sri, Selasa (22/12/2020).

Diakuinya, tim Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Belakang Padang akan turun ke sekolah guna memastikan ketersediaan sarana dan prasarana seperti tempat cuci tangan.

Serta penerapan 3M (Memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak) di sekolah yang ditunjuk sebagai percontohan belajar tatap muka.

”Sebelum sekolah tatap muka ini dimulai, kami turun dulu dan cek kesiapan sekolah untuk belajar tatap muka. Kami juga ingin baik siswa maupun guru tetap mengenakan masker selama belajar," tuturnya.

Sri mengatakan, sejauh ini beberapa hal yang menjadi perhatian yaitu jumlah siswa yang akan ikut belajar tatap muka, durasi waktu pelaksanaan sekolah tatap muka, serta alur siswa datang dan pulang sekolah. 

"Kami harus mendukung program pemerintah, namun harus menegaskan protokol kesehatannya," tutur wanita berkerudung ini.

Sementara itu, Wali Kota Batam, Muhammad Rudi mengatakan perihal adanya rencana pembukaan sekolah tatap muka, Rudi sudah meminta datanya.

Hanya saja belum memutuskan bagaimana SOPnya.

Baca juga: Peminat Rapid Test Antigen di Bandara Hang Nadim Batam Membludak, Prosedur Bakal Dievaluasi

 

"Tapi hinterland yang duluan untuk tatap muka langsung. Tapi akan kita rapatkan lagi," kata Rudi.

Sementara untuk mainland belum ada rencana. Pembukaan sekolah ini dari tingkat TK, SD dan SMP

"Kemarin usulan dari Dinas Pendidikan  hinterland dulu. Guru-gurunya akan kita undang, mereka siap atau tidak," kata Rudi. 

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes), Didi Kusmarjadi mengatakan saat ini penularan paling berisiko masih perkotaan atau mainland.

Sementara untuk pesisir cukup aman, meskipun masuk dalam zona kuning dan hijau. 

Hal ini menurutnya cocok dan memenuhi syarat untuk dijadikan percontohan sekolah tatap muka. Jika memang dibuka awal tahun mendatang. 

Didi menyebutkan daerah pesisir penularan Covid-19 masih cukup rendah. Selain itu angka kasus juga tidak banyak, meskipun ada yang positif.

Lantas, apakah tes swab diperlukan sebelum masuk sekolah?

Hal ini merupakan salah satu syarat agar sekolah tatap muka bisa terealisasi di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.

Menurut Didi, untuk kebijakan swab bagi siswa yang di hinterland, menurutnya tidak diperlukan. Hal ini dikarenakan zona daerah hinterland cukup aman dan nyaman bagi siswa. Hinterland jumlah siswa tidak banyak seperti di perkotaan yang sampai dua sif.

"Saya rasa tak perlu swab. Karena untuk hinterland siswa mayoritas berasal dari daerah setempat. Yang paling penting itu adalah protokol kesehatan," ujarnya.

Menghadapi masuk sekolah di tengah pandemi Covid-19 pada 2021 mendatang, Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad mengakui Dinas Pendidikan Kota Batam pada prinsipnya sudah mempersiapkan beberapa pilihan. 

Di antaranya, belajar dari rumah masih dilakukan sepenuhnya, lalu pilihan sekolah tatap muka, selanjutnya kedua pilihan tersebut dijalan seiring sesuai dengan kebutuhan. 

Kini Disdik sampaikan surat persetujuan, yang setuju tandatangani yang tidak silahkan tetap diberi opsi belajar dari rumah. 

"Sekolah sudah terverifikasi di tahap dinas, konsen kami di tahap awal hinterland," ujar Amsakar.

Yang tak kalah penting nanti, tegasnya, ada masa transisi, satu bulan ketat lakukan protokol kesehatan, kalau sudah siap baru dijalankan normal baru itu," ujarnya.

Pemerintah Kota Batam masih belum memutuskan kelanjutan sekolah tatap muka di tengah pandemi Covid-19. Jelang akhir tahun, sekolah-sekolah di Kota Batam masih menjalankan sistem belajar mengajar daring hingga kini.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim menyatakan, sekolah boleh melaksanakan pembelajaran secara tatap muka pada Januari 2021.

Adapun kebijakan ini merupakan hasil Keputusan Bersama (SKB) 4 menteri, yakni Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri.

Namun, Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Ahmad, kala ditemui di Gedung DPRD Kota Batam mengakui masih akan merapatkan hal tersebut secara internal.

Menurutnya, keputusan pembukaan kembali sekolah harus dibahas secara menyeluruh bersama berbagai elemen masyarakat, juga dari Forkopimda dan Dinas Kesehatan.

"Ada beberapa opsi, antara sekolah tetap tutup di tahun depan, atau dibuka semua, atau bisa juga buka sebagian," jelas Amsakar.

Keseluruhan opsi ini, tambah Amsakar, telah diajukan oleh Dinas Pendidikan Kota Batam dengan mempertimbangkan berbagai aspek. Meski belum final, namun jika sekolah dapat dibuka sebagian, maka pemerintah kota akan membuka sekolah dari wilayah Hinterland terlebih dahulu.

"Ini belum final, tapi kemungkinan kita buka di Hinterland dulu. Pertimbangannya, karena tingkat terpaparnya di Hinterland kecil," kata Amsakar.

Sekolah Tak Wajib Rapid Test

Sementara itu, Dinas pendidikan atau Disdik Provinsi Kepri memutuskan untuk memulai belajar tatap muka tahun ajaran 2020/2021.

Kepala Disdik Provinsi Kepri, Muhammad Dali mengatakan, untuk mendapat izin tersebut, setiap sekolah diwajibkan melengkapi syarat dan ketentuan terlebih dahulu seperti pengisian Data Pokok Pendidikan (Dapodik) dan surat izin orang tua.

"Sudah banyak sekolah yang mengajukan, meski syarat belum lengkap tapi pengisian Dapodik saat ini telah mencapai 80 hingga 90 persen.

Tim kendali protokol kesehatan Covid-19 di sekolah juga harus disiapkan agar tidak menambah klaster baru.

Setelah itu, kami akan verifikasi. Kami juga sedang upayakan untuk segala persiapan termasuk meminta gugus tugas untuk rapid test sebelum pembelajaran tatap muka," ujarnya di Kantor Disdik Kepri, Selasa (22/12/2020).

Dali menambahkan, pemberian izin pembelajaran tatap muka itu merupakan tindak lanjut dari Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri 20 November Tahun 2020 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di masa pandemi Covid-19.

"Syarat dan ketentuan yang dibuat itu menjadi tolak ukur kesiapan dalam menghadapi pandemi Covid-19, karena orang-orang yang sudah yakin, diutamakan keselamatan dan kesehatannya.

Nah yang perlu diingat juga pembelajaran tatap muka sesuai SKB 4 Menteri ini bukanlah wajib," terangnya.

Pihaknya juga tidak mewajibkan adanya keharusan rapid test bagi guru dan siswa di sekolah dalam memasuki pembelajaran tatap muka.

"Nah ini harus dicatat, sekali lagi Saya katakan tidak wajib adanya rapid test karena SKB 4 Menteri pun tidak wajib untuk dilaksanakan.

Masa iya saya harus mewajibkan, semua dikembalikan ke Pemda nya masing-masing," ungkapnya.

Diketahui pembelajaran tatap muka akan dilakukan secara serentak pada 4 januari tahun 2021 mendatang, lebih lanjut Ia mengungkapkan, agar setiap sekolah SMA, SMK, SLB dan sederajat lainnya menyiapkan dan menyelesaikan persyaratan secara lengkap.

Baca juga: Pemerintah Harus Siapkan Sejumlah Hal Ini Untuk Proses Belajar Tatap Muka 2021

Baca juga: Ponpes Darussilmi Jadi Sorotan Satgas Covid-19 Bintan, Wacanakan Belajar Tatap Muka

"Batas pengumpulan yang kami berikan sampai tanggal 31 Desember dan paling lambat kami serahkan tanggal 2 atau 3 januari.

Apabila masih ada yang belum melengkapi persyaratan namun telah melakukan pembelajaran tatap muka akan kami stop sementara sampai syarat dilengkapi," sebutnya.

(Tribunbatam.id/Roma Uly Sianturi/Momentum Jalinan Simanjuntak)

Baca juga berita Tribun Batam lainnya di Google

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved