TRIBUN WIKI

Mengenang 16 Tahun Tsunami Aceh, Bencana Alam Dahsyat yang Tewaskan Ratusan Ribu Jiwa

Mengenang 16 Tahun Tsunami Aceh, Bencana Alam Dahsyat yang Tewaskan Ratusan Ribu Jiwa.

IST
TSUNAMI - Mengenang 16 Tahun Tsunami Aceh, Bencana Alam Dahsyat yang Tewaskan Ratusan Ribu Jiwa. FOTO: KEJADIAN TSUNAMI ACEH 

TRIBUNBATAM.id - Mengenang 16 Tahun Tsunami Aceh, Bencana Alam Dahsyat yang Tewaskan Ratusan Ribu Jiwa.

Minggu, 26 Desember 2004 mungkin menjadi hari yang tak akan pernah dilupakan oleh masyarakat Aceh.

Pagi itu, suasana berjalan seperti biasa.

Orang-orang bangun dan mempersiapkan harinya dengan normal.

Para ibu memasak, sedang anak-anak menonton televisi karena libur sekolah.

Tak ada yang menyangka jika sebuah bencana mahadahsyat akan mengubah kehidupan mereka.

Kurang lebih pukul 07.59 WIB, sebuah gempa besar yang terjadi di dasar Samudera Hindia mengguncang.

Tak main-main, kekuatannya mencapai 9,3 magnitudo.

Terlalu kuat untuk sekadar merobohkan bangunan.

Gempa ini bahkan tercatat sebagai gempa terbesar ke-5 sepanjang sejarah.

Baca juga: GEMPA HARI INI, Gempa 5,1 SR Guncang Pacitan, Jawa Timur, Tidak Berpotensi Tsunami

Selang beberapa saat kemudian, gelombang tsunami menyapu pesisir Aceh.

Kali ini lebih kuat dan dahsyat.

Tak butuh waktu lama bagi gelombang raksasa ini untuk memporak-porandakan Aceh kala itu.

Dengan tinggi 30 meter, gelombang ini bergerak dengan kecepatan 100 meter per detik atau setara dengan 360 kilometer per jam.

Laut kala itu seolah murka.

Gelombang besar nan kuat ini tidak hanya menghanyutkan warga, binatang ternak, menghancurkan pemukiman bahkan satu wilayah, namun juga berhasil menyeret sebuah kapal ke tengah daratan.

Kapal PLTD Apung

Kapal itu ialah Kapal PLTD Apung yang terseret hingga 5 kilometer dari kawasan perairan ke tengah daratan.

Baca juga: GEMPA HARI INI, Gempa 6,3 SR Guncang Tua Pejat Mentawai Sumbar, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Bencana kemanusiaan terbesar

korban jiwa tsunami Aceh

Sehari setelah kejadian, Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bencana ini sebagai bencana kemanusiaan terbesar yang pernah terjadi.

Sejak saat itu, bantuan internasional pun berdatangan untuk menolong masyarakat.

Termasuk pesawat militer dari Jerman hingga kapal induk milik Amerika Serikat didatangkan ke lokasi bencana.

Selang beberapa hari dan proses pencarian korban terus digencarkan, PBB pada 4 januari 2005, mengeluarkan taksiran awal bahwa jumlah korban tewas sangat mungkin melebihi angka 200.000 jiwa.

Berdasarkan Kompas.com (26/12/2020), jumlah korban dari peristiwa alam tersebut disebut mencapai 230.000 jiwa.

Jumlah itu bukan hanya datang dari Indonesia sebagai negara terdampak paling parah, namun juga dari negara-negara lain yang turut mengalami bencana ini.

Baca juga: Gempa Mamuju 5,4 SR Tidak Berpotensi Tsunami, Ini Penjelasan BMKG

Negara terdampak

Mengutip arsip pemberitaan Harian Kompas (27/12/2004), gempa dan tsunami di Minggu pagi itu tidak hanya menimpa wilayah Aceh dan Sumatera Utara, tapi juga wilayah negara lain yang terletak di kawasan Teluk Bengali, mulai dari India, Sri Lanka, hingga Thailand.

Sementara di Aceh, bencana yang menghantam begitu kerasnya ini memutuskan semua jaringan listrik juga komunikasi di sana.

Sehingga kondisi benar-benar darurat.

Awalnya ratusan orang sudah ditemukan meninggal, tidak tahu lagi ada berapa banyak yang hilang akibat tersapu gelombang, tertimpa reruntuhan, dan sebagainya.

Warga yang masih selamat pun kehilangan tempat tinggalnya, jumlahnya bukan hanya ratusan, tapi ratusan ribu, mereka harus hidup di lokasi pengungsian.

Bencana ini sontak menjadi bencana nasional dan menjadi pemberitaan utama media hingga beberapa bulan setelahnya.

Presiden ke-6, Soesilo Bambang Yudhoyono bahkan menetapkan 3 hari berkabung sebagai bentuk simpati negara dan bangsa Indonesia pada bencana yang melanda.

Presiden SBY

Baca juga: GEMPA HARI INI, Gempa 5,1 SR Guncang Pacitan, Jawa Timur, Tidak Berpotensi Tsunami

Pemulihan Dengan banyaknya bantuan dan perhatian pada wilayah terdampak bencana, baik yang datang dari Tanah Air maupun dunia internasional, Aceh perlahan kembali tertata.

Tidak hanya secara infrastruktur dan bangunan, namun juga perekonomian, juga psikologis masyarakatnya.

Di Aceh, pada tahun 2009 didirikan sebuah museum untuk mengenang kejadian pilu itu.

Museum itu adalah Museum Tsunami Aceh yang terletak di Kota Banda Aceh.

Museum Tsunami Aceh

Arsitek dari museum tersebut adalah Ridwan Kamil yang saat ini menjabat Gubernur Jawa Barat.

Di dalam museum ini, terdapat beragam diorama yang menggambarkan peristiwa, juga daftar nama mereka yang menjadi korbannya.

Museum ini bukan hanya menjadi situs untuk mengenang keganasan gempa dan 16 tahun tsunami Aceh, namun juga menjadi pusat pembelajaran dan pendidikan kebencanaan bagi masyarakat.

Sebagian artikel ini diolah dari Kompas.com dengan judul "Hari Ini dalam Sejarah: Mengenang Peristiwa Tsunami Aceh 2004".

Baca berita terbaru lainnya di Google!

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved