HUMAN INTEREST
Kisah Haru Tiopan Panjaitan, Rayakan Natal Seorang Diri, Berjuang dari Kerasnya Hidup
Tiopan Panjaitan warga Baran Satu, Kecamatan Meral, Karimun sudah terbiasa merayakan Natal tanpa kedua orang tuanya.
Penulis: Yeni Hartati | Editor: Septyan Mulia Rohman
Soal biaya sekolah adiknya itu, ia dibantu oleh saudaranya yang lain.
Keadaaan pas-pasan Tiopan, memaksanya untuk tetap bertahan hidup.
Tak jarang, ia harus menunggu pemberian tetangga hanya untuk mengisi perut.
Ini belum lagi kredit sepeda motor yang kadung ia sudah ambil ketika masih bekerja dulu.
Uang Rp 1,2 juta setidaknya wajib tersedia untuk membayar kredit sepeda motor setiap bulannya.
Hasil kerja serabutan, tak cukup membayar kredit sepeda motor.
Tabungannya selama ia bekerja pun sudah terkuras.

"Motor masih ada tunggakan dua bulan lagi. Kalau dalam sebulan tidak medapatkan uang saya meminta keringanan waktu ke dealer," sebutnya.
Ia hanya termenung ketika ditanya makna dan perayaan Natal tahun ini.
Tiopan tetap beribadah di gereja layaknya orang yang merayakan pada umumnya.
Bedanya, tak ada kue dan pohon Natal yang menghiasi rumah kenangan kedua orang tuanya itu.
Saudaranya yang berada di Batam, tidak bisa pergi ke Karimun karena pandemi Covid-19.
Ia sedikit beruntung, ada tetangga samping rumahnya yang membelikan ia cat sebagai kado natal.
Rumah kenangan orang tuanya pun, terlihat sedikit berwarna.
"Untuk merayakan Natal pada tahun ini ya beginilah, seadanya saja.