Asal Usul Nama Tanjungpinang Dalam Buku Toponomi Karya Rendra Setyadiharja & Yoan Sutrisna Nugraha
Mengenal Asal Usul Nama Tanjungpinang Dalam Buku Toponomi Karya Rendra Setyadiharja & Yoan Sutrisna Nugraha.
TANJUNGPINANG, TRIBUNBATAM.id - Baggi kamu warga Kepri mungkin tidak asing dengan nama Tanjungpinang.
Ya, ibu kota Provinsi Kepri ini berada di Pulau Bintan. Satu daratan dengan Kabupaten Bintan.
Tapi apa kamu tahu asal usul nama Tanjungpinang?
Dari namanya, seperti ada kemiripan dengan nama pohon, serta wilayah di tepian tanjung.
Apa benar seperti itu? Nama kota yang menjadi ibu kota Provinsi Kepri ini ternyata punya sejarahnya lho.
Penulis buku Rendra Setyadiharja, dan Yoan Sutrisna Nugraha mengulas sejarah penamaan kota Tanjungpinang ini.
Dalam buku berjudul Toponomi asal-usul nama Tanjungpinang, TribunBatam.id, berkesempatan mewawancarai salah satu penulisnya Yoan Sutrisna Nugraha.
Pada kesempatan itu Yoan menyampaikan sesuai isi tulisanya bersama rekannya.
Banyak versi yang ditulis dalam buku untuk menguak asal nama Tanjungpinang, yang sekarang menjadi pusat dua pemerintahan, yaitu Pemprov Kepri dan Pemko Tanjungpinang.
Secara geografis Tanjungpinang terletak di titik koordinat 0°5' lintang Utara dan 104°27' bujur timur, tepatnya di Pulau Bintan.
Masyarakat lebih mengenal asal nama Tanjungpinang dari penggalan nama, yaitu sebuah tanjung yang banyak ditumbuhi pohon pinang, atau dengan bahasa Latin disebut Areca Catechu L.
Konon pohon pinang itu sengaja ditanam di tepian semenanjung oleh sepasang suami istri sebagai penanda tempat untuk memudahkan anaknya yang melaut untuk pulang.
Baca juga: DAFTAR 4 Objek Wisata di Lingga, Ramai Pengunjung saat Liburan, ada Pemandian Air Panas
Baca juga: Libur Natal dan Tahun Baru, Polres Tanjungpinang Sisir Objek Wisata Cegah Klaster Baru Covid-19

Pohon pinang sengaja dipilih mengingat tekstur tumbuhan yang mampu menjulang tinggi dan memiliki daya tahan tumbuh yang kuat dibandingkan tanaman lainnya.
Pohon kelapa teksturnya hampir sama dengan pohon pinang dengan memiliki akar yang berserabut, namun membutuhkan waktu yang lama untuk tumbuh dibandingkan pohon pinang.
Versi lain yang hampir sama Nama Tanjungpinang diambil dari posisinya yang menjorok kelaut dan banyak ditumbuhi sejenis pohon pinang.
Pohon yang berada di Tanjung tersebut merupakan petunjuk bagi pelayar yang akan masuk ke Bintan Tanjungpinang merupakan pintu masuk ke sungai Bintan dimana terdapat kerajaan Banten yang berpusat di bukit.
Ada juga yang mengatakan Tanjungpinang berasal dari nama Ai Nang ( Kemari ; China), yang dianggap merupakan pusat pasar dagang yang cukup ramai berada di sepanjang bagian pesisir.
Kata Ai Nang merupakan ucapan yang khas para pedagang yang banyak berasal dari Tiongkok dalam menyeru pelanggan agar singgah ke lapak jualannya.
Namun yang jelas, dalam sejarahnya jika merujuk pada buku Sulalatus Salatin.

Kawasan kota ini merupakan bagian dari Kerajaan Melayu, setelah jatuhnya Malaka ke tangan Portugis, Sultan Mahmud Syah menjadikan kawasan ini sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Malaka.
Kemudian menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Johor, sebelum diambil alih oleh Belanda terutama setelah Belanda menundukkan perlawanan Raja Haji Fisabilillah tahun 1784.
Dari data sekunder yang penulis himpun pada masa kolonial Belanda, Tanjungpinang ditingkatkan statusnya menjadi pusat pemerintahan dari Residentie Riouw pemerintah Hindia Belanda.
Pada awal Kemerdekaan Indonesia, menjadi ibu kota Kabupaten Kepulauan Riau atau Kepri.
Setelah menjadi Kota Administratif - Kebupaten Kepulauan Riau hingga tahun 2000, berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 2001, pada tanggal 21 Juni 2001, statusnya menjadi Kota Tanjungpinang.
Pusat pemerintahan yang semula berada di pusat Kota Tanjungpinang di pemukiman padat penduduk kemudian dipindahkan ke Senggarang (bagian Utara kota) sebagai pusat pemerintahan.

Hal ini ditujukan untuk mengimbangi kesenjangan pembangunan dan kepadatan penduduk yang selama ini berpusat di Kota Lama (bagian barat kota).
Nah bagaimana Tribuners, apakah sudah dapat ilmu dan sejarah baru tentang asal usul nama Tanjungpinang.
Wisata Religi di Tanjungpinang
Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) memiliki beragam destinasi wisata religi untuk seluruh umat beragama di Indonesia.
Salah satunya adalah Gereja Katolik Hati Santa Maria Tak Bernoda di Kota Tanjungpinang.
Gereja ini menjadi spesial karena disebut sebagai Gereja tertua di Kepulauan Riau.
Di belakang gereja ini ada rumah Paroki Hati Santa Perawan Maria Tak Bernoda, tempat para pastor berdiam.
Pastor Paroki Hati Santa Perawan Maria Tak Bernoda Kota Tanjungpinang, RD Agustinus Dwi Pramodo mengatakan gereja ini dibangun pada tahun 1932.
Kendati demikian, gereja ini masih kokoh berdiri dengan beberapa renovasi.

Atap gereja ini aslinya terbuat dari bahan tirap, namun telah diganti dengan asbes.
Lokasinya cukup strategis dan dekat dengan sejumlah tempat umum.
Bangunan dengan menara sekitar 75 meter ini terletak di atas bukit di belakang Rumah Dinas Gubernur Kepri, di kawasan Tepi Laut Kota Tanjungpinang.
Selain itu, gereja tersebut bersebelahanan dengan Rumah Sakit Angkatan Laut, Kompleks Perumahan Angkatan Laut dan tidak jauh dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tanjungpinang.
Di depan gedung gereja ini, ada Kantor Dirjen Perbendaharaan Negara Kota Tanjungpinang.
Di sebelah gereja ini terletak bangunan lama Kantor Radio Republik Indonesia (RRI) Kota Tanjungpinang.
Destinasi wisata religi
Gereja tersebut dijadikan sebagai destinasi wisata religius di Kota Tanjungpinang.
Proses pengusulannya ke Pemerintah Kota Tanjungpinang dilakukan pada 2018.
Tim pastores dan umat Paroki Hati Santa Perawan Maria Tak Bernoda Kota Tanjungpinang juga sudah memugar bangunan gereja ini sehingga semakin indah dan menarik bagi para peziarah untuk berdoa di sana.
“Kita berharap agar gereja ini bisa menjadi tempat berdoa bagi para peziarah dan wisata religius bagi orang-orang yang dating dari ke Kota Tanjungpinang,” kata Dwi Paramodo.
Menurut Dwi Pramodo, gereja ini banyak dikunjungi oleh orang-orang yang dating ke Kota Tanjungpinang.
Para peziarah ini baik berasal dari dalam negeri maupun luar negeri, semisal orang-orang Singapura dan Malaysia.
Lokasi dan Akses
Gereja ini terletak di jalan Diponegoro No.12, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau.
Dari Pelabuhan Sri Bintan Pura Kota Tanjungpinang, gereja ini bisa ditempuh dengan waktu satu menit saja menggunakan kendaraan.
Dari Pelabuhan Sri Bintan Pura Kota Tanjungpinang, seseorang hanya membutuhkan waktu satu menit untuk sampai di gereja ini dengan kendaraan roda dua atau roda empat.
Kalau berjalan kaki, paling tidak seseorang hanya menghabiskan waktu lima menit saja.(TribunBatam.id/Endra Kaputra/Widi Wahyuningtyas)
Baca juga berita Tribun Batam lainnya di Google