Ingin Menang Lebih Cepat Lawan Covid-19 Korea Buat Vaksin Sendiri, Vaksin Impor Dipakai Februari
Perdana Menteri Korea Selatan Chung Sye-kyun sebut vaksin yang dikembangkan Korea Sletan diharapkan sudah bisa diproduksi akhir tahun 2021
Penulis: Mairi Nandarson | Editor: Mairi Nandarson
SEOUL, TRIBUNBATAM.id - Korea Selatan ingin segera keluar dari jeratan pandemi covid-19.
Tidak mau hanya bergantung pada vaksin yang dikembangkan negara lain, Korea Selatan ikut mengembangkan vaksin covid-19 sendiri.
Vaksin yang dikembangkan Korea Sletan diharapkan sudah bisa diproduksi akhir tahun 2021.
Hal itu disampaikan Perdana Menteri Korea Selatan Chung Sye-kyun seperti dikutip dari website Yonhap News Agency, Kamis (31/12/2020).
Chung Sye-kyun menyampaikan rencana Korea Selatan mengembangkan vaksin covid-19 dalam pertemuan antar lembaga terkait penanggulangan virus di Korea.
"(Pemerintah) akan memperkenalkan vaksin COVID-19, yang kami kembangkan secara mandiri, kepada masyarakat sekitar akhir tahun depan," katanya dalam sesi yang diadakan di kompleks perkantoran pemerintah di Seoul.

Baca juga: Pelaku Pembunuhan Paling Kejam di Amerika Meninggal Saat Jalani Hukuman, Ngaku Sudah Bunuh 93 Wanita
Baca juga: Rumor Transfer Juventus - 2 Pemain Incaran Juve: Nicolo Rovella & Sam Lammers, Gabung Januari 2021?
Baca juga: Calon Peraih Scudetto Menurut Bek Inter Milan Stefan De Vrij: AC Milan Kuat, Juventus Akan Bangkit
Dia juga menunjukkan vaksin buatan luar negeri dijadwalkan akan diberikan di Korea Selatan mulai awal Februari.
"Tinjauan tentang pengobatan, yang dikembangkan oleh perusahaan kami, untuk izin juga dimulai beberapa hari yang lalu," tambahnya.
Chung Sye-kyun merujuk pada pengobatan antibodi Celltrion Inc yang menunggu persetujuan dari Kementerian Keamanan Makanan dan Obat.
Chung menyatakan optimismenya Korea Selatan memenangkan perang melawan virus corona lebih cepat daripada negara lain jika mengamankan perawatan dan vaksin semacam itu berdasarkan sistem pengendalian dan pencegahan virus yang kuat.
Dia menekankan pemerintah Korea mengelola situasi tanpa tindakan seperti penguncian atau pembatasan perjalanan.
Negara ini mencapai kesuksesan awal dalam kampanye antivirusnya dengan upaya agresif untuk "menguji, melacak, dan mengobati" infeksi.
Tapi sekarang dicengkeram oleh gelombang transmisi skala besar lainnya, yang digambarkan Chung sebagai "momen paling kritis dalam fase terakhir" dari krisis virus corona.
Baca juga: AC Milan Dijagokan Raih Scudetto, Massimo Moratti: Inter Milan Harus Berubah, Sulit Bagi Juventus
Baca juga: Sudah 20 Tahun, Kasus Pembunuhan 1 Keluarga Ini Belum Terpecahkan, Padahal Ada Sidik Jari dan DNA

Jumlah kasus Covid-19 di Korea
Jumlah kasus COVID-19 Korea Selatan menembus angka 60.000 pada Kamis (31/12/2020).