BATAM TERKINI
Rp 23 Miliar Untuk Tangani Musibah Longsor dan Banjir di Batam
Pemko dan BP Batam bakal bergandengan menangani banjir dan longsor di Batam dengan menyiapkan dana darurat sebesar Rp 23 miliar.
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Pemerintah Kota (Pemko) bekerjasama dengan Badan Pengusahaan (BP) Batam, akan menangani banjir dan longsor di Batam.
Keduanya akan menyiapkan dana darurat, sebesar Rp 23 miliar, untuk penanganan musibah tersebut.
Sementara untuk penyebab banjir, akan ditangani dengan pelebaran drainase.
Demikian diungkapkan Wali Kota Batam, sekaligus Kepala BP Batam, Muhammad Rudi.
"Kita siapkan langkah, penanganan banjir dan longsor. Untuk longsor, kita prioritas untuk buat batu miring yang mengancam rumah warga," kata Rudi usai rapat koordinasi penanganan banjir di Kota Batam, Senin (4/1/2020).
Sementara untuk pengalokasian anggaran penanganan longsor, akan diambil dari dana darurat.
Dimana, dana darurat akan digunakan setelah mendapat persetujuan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
"Harus lapor ke BPKP. Sehingga (dana darurat) bisa digunakan," ungkap Rudi.
Selain untuk pembuatan batu miring di lokasi rawan lonsor, dana itu juga akan memperbaiki saluran yang kecil. Termasuk saluran air yang mengalami pendangkalan.
"Termasuk untuk saluran yang mengecil. Kita minta dibuka tambahan (diperbesar), di kiri dan kanan, agar dibuka," katanya.
Kolaborasi Sejumlah Instansi
Sejumlah wilayah Batam kembali dilanda banjir saat hujan mengguyur kota ini selama dua hari tanpa henti sejak Jumat (1/1/2021) dan Sabtu (2/1/2020).
Untuk menanggulangi masalah banjir, Pemerintah Kota (Pemko) Batam akhirnya membentuk 2 tim khusus yang akan bertugas untuk menyelesaikan permasalahan itu.
Satu tim yang akan menyelesaikan penanggulangan banjir dalam jangka panjang.
"Gabungan antara BP Batam, Pemko Batam, BWS dan Badan Jalan Pusat. Tim ini akan menyelesaikan pekerjaan yang besar-besar," ujar Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, Senin (4/1/2020).
Kedua, tim untuk penyelesaian jangka pendek. Misalnya ada jalan rusak yang harus dibongkar, drainase tersumbat, dan lainnya.
"Tim ini gabungan dengan masyarakat," katanya.
Baca juga: Pantai Wisata Nongsa Batam Dipenuhi Limbah Minyak, Diduga Berasal dari Kapal Tanker Terbalik
Rudi mengungkapkan pihaknya akan terus mengajak masyarakat untuk bergotong royong. Sehingga sampah tidak memenuhi drainase yang ada.
"Tim ini akan bekerja sesuai kebutuhan. Sebetulnya kalau tiap bulan gotong royong bagus," kata Rudi.
Sebelumnya diberitakan untuk mengantisipasi bencana alam di tengah cuaca ekstrim, Pemerintah Kota (Pemko) Batam bentuk tim monitoring dan koordinasi Kewaspadaan Kejadian Alam.
Tim ini terdiri atas seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang bertugas di seluruh kecamatan Mainland dalam hal penanggulangan bencana alam seperti banjir dan longsor.
Wali Kota Batam, Muhammad Rudi beserta Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad telah turun ke lokasi-lokasi terdampak bencana alam, Sabtu (2/1/2020) lalu.
Pasa kesempatan meninjau banjir di jalan protokol Jenderal Sudirman, Rudi telah mengimbau para perangkat daerah untuk bersama-sama membersihkan drainase yang diduga menjadi salah satu penyebab banjir.
"Besok harus mulai bekerja bersama masyarakat di lingkungan masih-masing untuk membersihkan saluran drainase," tegas Rudi.
Siapkan Drainase Selebar 7 Meter
Untuk mengatasi banjir di Batam, Wali Kota Batam sekaligus Kepala BP Batam, Muhammad Rudi juga telah melakukan rapat koordinasi (rakor) bersama FKPD di lingkungan Pemko Batam, BP Batam dan Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWS) Kementerian PUPR.
Rapat ini dilangsungkan secara tertutup selama 5 jam di Kantor Wali Kota Batam Lantai IV, Senin (4/1/2020).
"Dalam rapat ini kami bahas satu persatu titik-titik banjir pada tanggal 31, 1, 2 dan 3 kemarin. Titik yang kita temui banyak sekali. Kita bahas juga siapa tugas apa, apa tugas apa. Kita berharap strategi cepat selesai," kata Rudi usai rapat sekira pukul 13.30 WIB.
Ada solusi jangka panjang dan solusi jangka pendek yang dibahas dalam menangani persoalan banjir di Kota Batam.
Untuk solusi jangka panjang, Rudi mengatakan dalam rapat ini pihaknya juga membahas status lahan drainasenya yang mungkin status lahannya tidak ada. Ia meminta Direktur Lahan BP Batam untuk segera diselesaikan.
"Saya minta tarik semua biar lahan itu langsung di PL kan atas nama pemerintah. Agar pelaksanaan di lapangan tidak jadi terkendala," katanya.
Ada beberapa titik yang drainase luasannya mungkin 2 meter, pihaknya minta spacenya. Apabila bisa dibuka, maka langsung dibuka.
"Mungkin ada lokasi yang tidak ada drainase, tapi lahan milik orang ada (untuk dijadikan drainase). Saya minta Direktur lahan selesaikan," tegas Rudi.
Selain itu, beberapa waktu lalu samping Kantor Wilayah Pajak Provinsi Kepri tenggelam, lantaran drainasenya hanya 1x2 meter.
Rudi meminta drainase itu dibuka mencapai lebar 7 meter dan tinggi mencapai 3 meter.
Baca juga: DAFTAR 15 Titik Banjir dan 3 Daerah Alami Tanah Longsor di Kota Tanjungpinang
"Sehingga daya tampung airnya tak hanya menghitung jumlah penduduk dalam hari ini. Pembangunan rumah di Batam beda dengan daerah lain. Sehingga bisa bertahan 5 sampai 10 tahun kedepan," katanya.
Selain itu, di wilayah Kepri Mall juga akan dibuka jalur samping kiri dan kanan agar aliran air bisa lancar.
Tak hanya itu, banjir juga mengakibatkan kerusakan di rumah warga.
Ia meminta Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Batam, Jefridin untuk menggunakan dana darurat mencapai Rp 23 miliar.
"Tapi harus koordinasikan dulu ke BPKP agar nantinya tak ada masalah. Kriteria darurat ini apa saja. Harus kita cantumkan," katanya.
Dana ini akan digunakan untuk keperluan yang prioritas. Apalagi untuk batu miring yang mencapai 5 hingga 20 meter.
"Rumah itu tergantung. Itu yang jadi prioritas duluan," kata Rudi.
Sementara itu, untuk solusi dalam jangka pendek, Rudi meminta Jefridin untuk melanjutkan mengajak masyarakat membersihkan drainase di Perumahan.
Kalau di jalan utama akan dibersihkan oleh Pemko Batam sendiri.
Rudi menambahkan drainase yang ada sebenarnya sudah cukup untuk menampung debit air. Namun, drainase yang ada dipenuhi dengan sampah.
"Ditambah lagi air yang turun tak seperti tahun sebelumnya. 2 hari hujan turun lebat. Liat saja DAM itu sudah melebihi," kata Rudi. (Tribunbatam.id/Roma Uly Sianturi)
*Baca Berita Terbaru Lainnya di google news