VIRAL Penemuan Drone Mata-mata Diduga Milik China, Ini Pesan Menhan Prabowo Subianto
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengajak publik untuk tidak terjebak polemik soal penemuan seaglider atau disebut drone mata-mata
Juru Bicara Menteri Pertahanan RI, Dahnil Anzar Simanjuntak memastikan Kementerian Pertahanan dan Mabes TNI khususnya TNI Angkatan Laut akan menangani terkait hal tersebut.
Dahnil mengatakan saat ini TNI AL sudah menyatakan bahwa drone yang ditemukan tersebut adalah seaglider yang biasa digunakan untuk survei data oseanografi.
Untuk lebih rinci, kata Dahnil, pihak TNI AL melalui Pusat Hidrografi dan Oseanografi akan menyelidiki lebih lanjut.
"Menteri Pertahanan Prabowo mengajak semua pihak memperkuat dan mendukung TNI agar bisa terus menjaga lebih baik pertahanan Indonesia, menjaga NKRI, dan tentunya Menteri Pertahanan terus mengajak untuk terus menghidupkan pertahanan rakyat semesta," kata Dahnil.
Selain itu, kata Dahnil, sejak awal Prabowo bersama Mabes TNI dan tiga angkatan berkomitmen untuk memperkuat pertahanan Indonesia.
Menurut Dahnil itulah sebabnya Prabowo banyak melakukan kunjungan ke banyak negara produsen alutsista terbaik.
"Untuk mendapatkan alutsista terbaik pula untuk memperkuat pertahanan Indonesia, baik Laut, udara dan darat, dan juga untuk kepentingan memperkuat diplomasi pertahanan tentunya," kata Dahnil.
Penjelasan KSAL
Masih dari Tribunnews.com, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono memastikan benda mirip rudal yang ditemukan nelayan di Perairan Pulau Bonerate pada Sabtu (26/12/2020) lalu adalah sea glider.
Yudo menjelaskan sea glider merupakan alat yang umumnya digunakan untuk penelitian kelautan.
Pada umumnya, kata Yudo, alat tersebut membawa sejumlah sensor yang dapat merekam antara lain kedalaman laut, arah arus, suhu, kadar oksigen, kesuburan laut, hingga suara ikan.
Hal tersebut disampaikan Yudo saat konferensi pers di Markas Pushidrosal Ancol Jakarta Utara pada Senin (4/1/2021).
"Seaglider ini dapat bertahan sampai dua tahun beroperasi di laut."
"Jadi alat ini juga bisa berjalan mengikuti arah arus karena di sini ada kemudinya, yang bisa mengikuti arah arus. Jadi bisa tenggelam, mengumpulkan data, data altimetri tentunya, kemudian arah arus, juga kedalaman, data-data tentang altimetri laut," kata Yudo.
Alat tersebut, kata Yudo, biasanya diluncurkan dari kapal atas permukaan dan dapat menyelam ke dasar laut untuk mengumpulkan data kelautan.