HUMAN INTEREST
KISAH Dian Rama Nisa, Terpaksa Ajak Bayinya Ngurir Antar Barang Keliling Batam
Dian Rama Nisa (33), seorang ibu tiga anak terpaksa membawa bayinya yang baru berusia 7,5 bulan anak keliling Batam mengantarkan barang pelanggannya.
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Dian Rama Nisa (33), seorang ibu tiga anak terpaksa membawa bayinya yang baru berusia 7,5 bulan anak keliling Batam mengantarkan barang pelanggannya.
Berbekal motor Honda Beat sewaan perempuan 33 tahun itu mulai ngurir pukul 08.00 pagi hingga 22.00 malam untuk mengantarkan pesanan paket yang diterimanya melaluai aplikasi percakapan WhatsApp pribadinya.
Sebenarnya, pekerjaan mengantarkan paket barang itu mulai ditekuninya sejak 4 tahun lalu yakni tahun 2017 hingga saat ini.
"Saya profesi jadi kurir udah empat tahun yang lalu, dari anak saya Rara belum ada sampai dia lahir dan sekarang usianya 7,5 bulan," Dian menuturkan awal mula profesi sebagai kurir.
Sambil duduk memangku bayinya, wanita yang tinggal di rumah kontrakan di kawasan, Kavling lama Sagulung Bahagia, Sagulung Kota ini menceritakan kisah hidupnya kepada TRIBUNBATAM.id.
Sebelum menjadi kurir, ia dulunya berjualan kue jajanan pasar.
"Sebelum menjadi kurir saya jualan kue keliling. Tapi karena sepi, saya nggak jualan kue lagi. Selain itu, juga sudah banyak yang jualan juga, jadi penghasilan kurang juga," kisahnya sore itu sambil mengenakan jilbab abu abu.
Baca juga: KISAH Mei, Terjerat Narkoba Lalu Dibui 8 Tahun, Kini Suaminya Meninggal dan 8 Anaknya Terlantar
Setiap harinya, Dian bersama bayinya mengantarkan barang para pelanggannya ke berbagai tempat yang ada di Batam.
Barang yang diantarkan itu bervariasi dari yang paling kecil seperti baju, celana hingga barang pecah belah serta lemari.
"Apa yang diorder ke saya, selama itu tidak melanggar Insyaallah saya antar ke tempat tujuan," katanya.
Saat ngurir, kadang tidak selalu lancar seperti yang dia harapkan.
Kadang ada kerusakan ringan pada motor beat hitam yang dia sewa untuk mencari nafkah.
"Pernah ban motor bocor di jalan saat barang yang mau diantar lagi banyak banyak, tapi ya namanya pekerjaan dan amanah orang harus diantarkan," kisahnya.
Ia juga mengisahkan pernah dimarahi oleh pelanggannya karena keterlambatan dalam pengantaran barang barang pesanannya.
"Tapi ya gimana itu resiko pekerjaan saya, saya harus sabar dan istighfar. Kalau soal barang rusak Alhamdulillah belum ada pernah, paling keterlambatan dalam pengantaran, ya dapat omelan lah. Saya tanamkan ke diri untuk tetap sabar," katanya sambil sesekali menimang Rara yang aktif bergerak.