HUMAN INTEREST
Kisah Sukses Perantau di Batam Aismansyah, Kuliahkan Dua Anak dari Usaha Warung Makan
Aismansyah merupakan satu di antara perantau di Batam yang sukses. Usaha warung makannya mampu mengantarkan dua anaknya menempuh perguruan tinggi.
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Kisah Sukses Perantau di Batam Aismansyah, Kuliahkan Dua Anak dari Usaha Warung Makan.
Aismansyah merupakan satu di antaranya sekian banyak perantau yang sukses selama berada di Batam.
Pria berusia 66 tahun asal Pandeglang Banten ini sudah asam garam mengecap kerasnya hidup.
Sejak 1984, ia memberanikan diri untuk merantau ke Batam.
Sejak umur 7 tahun, bapak tiga anak ini sudah tinggal sebatang kara.

Ibunya meninggal saat berumur 6 tahun sedang ayahnya meninggal saat ia 7 tahun.
Hidup sebatang kara membuat Aismansyah maka ia tidak pernah menempuh dunia pendidikan.
Sebelum merantau ke Batam, Aisman sempat bekerja di negeri jiran Malaysia.
Di sana apapun pekerjaan ia ambil, selagi itu halal.
Sebut saja pekerjaan kasar. Mulai dari tukang bangunan, petani sawit sampai pekerja di restoran pernah ia lakoni.
"Pokok campur sari lah," ujarnya sambil tersenyum saat ditemui TribunBatam.id, Jumat (8/1/2021).
Di Batam, ia pernah bekerja di peternakan katak di lahan seluas 43 Hektare di Batuaji.
Katak milik bosnya itu menurutnya akan diekspor ke Hongkong, Taiwan, Amerika dan China.
Baca juga: Perantau Datang Lagi ke Batam, Tiba di Pelabuhan Batu Ampar, Pilih Kapal Pelni
Baca juga: Batam Magnet Bagi Perantau, Sempat Pulang Habis, Pasutri ini Usaha Tambal Ban & Bensin

"Katak itu dijual dagingnya," sebutnya
Sayang, setelah 2 tahun bekerja ia terpaksa berhenti.
Itu karena perusahaan tempat ia bekerja sudah tidak lagi meraup untung dan tidak mampu menggaji karyawan termasuk dirinya.
Aimansyah kini membuka warung makan di Tanjung Pantun Sungai Jodoh, Batam.
Ia mengaku mulai merintis dengan membuka warung sejak tahun 2016 silam.
Omzet yang ia hasilkan dari pekerjaannya saat ini mencapai Rp 1 sampai 1,2 juta per hari.
Dengan penghasilan itu ia mengaku cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup seorang istri dan tiga orang anaknya.

Anak pertama Aismansyah kini kuliah di Universitas Internasional Batam (UIB).
Anak keduanya baru mau berangkat kuliah ke Malang.
Sementara anaknya yang bungsu kini berada di pesantren yang ada di Batuaji.
Ia hanya berharap kepada anak-anaknya agar bisa melebihi dirinya.
"Sang kakak kini sudah semester akhir di UIB, mudah-mudahan dia cepat lulus dan sukses dalam pendidikannya.
Mudah-mudahanlah mereka semua sukses, dan bisa melebihi saya yang tidak sekolah ini.
Harapan saya sama adiknya yang di pondok itu, nantinya bisa jadi seorang Kiai," harapnya.
Dengan umur yang sudah tidak muda itu, tampak permukaan kulit wajahnya sudah mengendor dan tidak lagi kencang seperti di masa mudanya.
Meskipun demikian, ia termasuk pekerja keras dan gigih, dengan melihat latar belakang kehidupannya.(TribunBatam.id/Muhammad Ilham)
Baca juga berita Tribun Batam lainnya di Google