Gunung Everest Makin Meleleh, Jasad-jasad Para Pendaki Bermunculan, Manusia Terancam Penyakit Kuno
Keberadaan jasad-jasad di Gunung Everest ternyata tidak hanya membawa kisah memilukan, tapi juga menyimpan bahaya bagi umat manusia
TRIBUNBATAM.id - Kehidupan manusia terancam seiring mencairnya Gunung Everest.
Keberadaan jasad-jasad di Gunung Everest ternyata tidak hanya membawa kisah memilukan, tapi juga menyimpan bahaya bagi umat manusia.
Ancaman ini menyeruak seiring semakin besarnya dampak pemanasan global di Gunung Everest.
Bagaimana itu bisa terjadi?
Simak uraiannya berikut ini.
Salah satu hal unik sekaligus mengerikan dari Gunung Everest adalah keberadaan jasad-jasad pendaki yang meninggal.
Ya, selama bertahun-tahun, bahkan sampai beberapa dekade, jasad-jasad tersebut terbaring di jalur-jalur pendakian gunung tertinggi.
Kebanyakan dari jasad-jasad tersebut tertutup oleh salju. Tak terlihat.
Karena kebanyakan jasad para pendaki tersebut dalam keadaan utuh saat ditemukan kembali, maka mereka pun disebut sebagai 'jasad-jasad abadi'.
Namun, belakangan seiring dengan laju mencairnya laposan es dan gletser di Gunung Everest yang semakin cepat, jasad para pendaki tersebut mulai terlihat.
Pencairan gletser yang disebabkan oleh pemanasan global tersebut menguak sisa-sisa apapun yang terkubur di bawah es.
Termasuk jenazah-jenazah para pendaki yang meninggal.
Operator ekspedisi Himalaya menuturkan setidaknya ratusan orang telah tewas sejak tahun 1990-an saat mereka mencoba mendaki gunung tersebut.
Sebagian besar mayat diyakini masih terkubur di bawah salju.
Sekarang, berkat gletser yang mencair karena perubahan iklim, semua yang terkubur di bawah es mulai muncul ke permukaan.
