Pasukan Katak Temukan Kepingan Diduga Ban Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 & Celana Anak Warna Pink

Serpihan diduga pesawat Sriwijaya Air SJ-182 itu ditemukan oleh Tim SAR dari Komando Pasukan Katak Angkatan Laut

Ist
Kapal Perang (KRI) yang dilibatkan dalam pencarian korban pesawat Sriwijaya Air jatuh di sekitar Kepulauan Seribu, Jakarta. 

TRIBUNBATAM.id - UPDATE Terkini pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ-182 Minggu (10/12021).

Serpihan diduga pesawat Sriwijaya Air SJ-182 itu ditemukan oleh Tim SAR dari Komando Pasukan Katak Angkatan Laut.

Sebuah serpihan ban dan celana anak kecil berwarna pink ditemukan dalam pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang hilang kontak pada Sabtu (9/1/2021).

Dikutip dari Tribunnews, barang-barang tersebut ditemukan pada pukul 08.30 WIB oleh tim Kopaska yang menggunakan KRI Kurau.

Barang-barang tersebut dibawa di kantong berwarna oranye.

Seluruh barang temuan tersebut lalu diserahkan ke Basarnas.

Sebelumnya, pesawat Sriwijaya SJ-182 rute Jakarta-Pontianak dilaporkan hilang kontak pada Sabtu (09/1/2021) sore sekitar pukul 14.40 WIB.

Pesawat yang bertolak dari Bandara Soekarno-Hatta tersebut mengangkut 12 awak dan 50 penumpang yang terdiri dari 40 dewasa, 7 anak-anak, dan 3 bayi

Mengenal Pesawat Sriwijaya Air B737-500

Pesawat Sriwijaya Air SJY-182 dengan rute Jakarta-Pontianak jatuh di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu (9/1/2021).

Pesawat Sriwijaya Air dengan tipe Boeing 737-500 tersebut mengangkut 62 penumpang termasuk tiga bayi.

Namun, tipe pesawat Sriwijaya Air Boeing 737-500 sebelumnya telah diperingatkan rawan mati mesin di udara.

Di mana regulator penerbangan Amerika Serikat, Federal Aviation Administration (FAA) pernah menerbitkan peringatan kepada maskapai-maskapai di AS yang mengoperasikan jenis pesawat Boeing 737 Next Generation (NG) dan Classic.

Dikutip dari Kompas.com, jenis pesawat tersebut, yakni B737 NG (seri 600, 700, 800, dan 900) dan Classic (seri 300, 400, 500), juga banyak dipakai oleh maskapai di Indonesia. 

Seperti misalnya Garuda Indonesia yang mengoperasikan B737-800, Lion Air dengan B737-800 dan -900, dan Sriwijaya Air dengan B737-500 dan -800.

Peringatan tersebut ditujukan untuk pesawat yang tidak dioperasikan selama tujuh hari berturut-turut atau lebih.

Menurut FAA, di dalam mesin pesawat CFM56 yang dipakai oleh B737 NG dan Classic, yang tidak beroperasi selama tujuh hari berturut-turut atau lebih, ditemukan korosi (karat) di bagian air valve check.

Jika terdapat korosi, maka bagian mesin tersebut harus diganti sebelum pesawat kembali beroperasi.

FAA mengatakan bahwa imbauan tersebut diterbitkan setelah setidaknya ada empat laporan mati mesin yang dialami B737.

Setelah diinvestigasi, insiden itu terjadi akibat komponen air check valve di dalam mesin selalu "nyangkut" dalam kondisi terbuka akibat korosi.

Air check valve umumnya terbuka saat mesin pesawat bekerja maksimal, seperti saat takeoff, dan menutup saat berada di ketinggian jelajah (cruising).

Terbang dengan kondisi air valve check yang "menyangkut" tak bisa menutup itu, menurut FAA bisa mengakibatkan dual engine power loss, atau kedua mesin pesawat mati saat di udara, dan tidak bisa di-restart lagi.

Boeing sendiri selaku produsen pesawat B737, mengatakan bahwa pihaknya telah memberitahu seluruh maskapai operator B737 di seluruh dunia, untuk menginspeksi pesawat masing-masing, terutama yang disimpan.

"Banyak pesawat yang disimpan atau jarang diterbangkan karena sepinya penumpang akibat pandemi Covid-19, valve mesin jadi lebih mudah berkarat," tulis Boeing, dihimpun KompasTekno dari Reuters, Kamis (6/8/2020).

Hingga saat ini, ada lebih dari 10.000 pesawat jenis B737 yang dipesan dan dikirim, semenjak pertama kali seri pesawat itu dibuat pada 1968.

Garuda Indonesia sendiri saat ini memiliki total 73 unit B737-800, sementara Lion Air memiliki total 43 unit B737-800 dan 78 unit B737-900.

Sedangkan Sriwijaya Air memiliki 6 unit B737-500, 16 unit B737-800, dan 2 unit B737-900.

Sementara itu ketika dikonfirmasi kepada Dirut Sriwijaya Jefferson Irwin Jauwena, pesan WhatsApp Warta Kota belum diresponnya.

Namun, dalam keterangannya saat konferensi pers di Bandara Soekarno-Hatta, Jefferson menyebut bahwa pesawatnya dalam kondis baik.

"Kondisi pesawat dalam keadaan sehat karena sebelumnya juga sudah terbang ke Pontianak PP, Pangkal Pinang.
Ini rute kedua ke Pontianak. Jadi harusnya tidak ada masalah. Laporan maintenance juga semua lancar," jelasnya.

Pesawat Berumur 26 Tahun

Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak dan dikabarkan jatuh di lokasi perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021).

Menurut FlightRadar 24, pesawat Boeing 737-524 itu terbang perdana bersama Sriwijaya Air pada Mei 1994, alias 26 tahun silam.

Pesawat jenis itu masuk dalam keluarga Boeing 737 Classic yang diproduksi oleh Boeing Commercial Airplanes, generasi kedua dari Boeing 737-100/-200.

Baca juga: Kesaksian Nelayan Pulau Lancan, Sriwijaya Air SJ182 Jatuh Saat Hujan Lebat, Benda Ini Muncul di Laut

Pengembangannya dimulai pada 1979. Varian pertamanya, 737-300, pertama kali terbang pada 1984.

Jenis 737-500 merupakan varian terkecil, dan diterbangkan pertama kali pada 1989, dan mulai melayani penumpang pada 1990.

737-524 masuk dalam varian 737-500, pengganti tipe 737-200.

Baca juga: Sempat Marah karena Gagal Terbang Bersama Sriwijaya Air SJ182, Kini Jadi Bersyukur, Ini Kisahnya

Meskipun lebih kecil dari seri 300 dan 400, badan pesawat 737-500 lebih panjang dari seri 200, dan bisa memuat hingga 140 penumpang.

Mesinnya dirancang 25 persen lebih efisien bahan bakar dibanding 737-200.

Southwest Airlines di Amerika Serikat menjadi maskapai yang pertama kali menerbangkan 737-524 pada 1989, dan kemudian dimanfaatkan sebagai pesawat komersial pada 1990.

Baca juga: Kejanggalan Sebelum Pesawat Sriwijaya Air Jatuh: Pertama Kali Baju Kapten Afwan Lupa Digosok Istri

Spesifkasi"

Passengers (Cockpit Crew): 120 (2)

Cargo Capacity: 1,300 kg (2,866 lbs)

Range: 2,375 nm (4,399 km)

MLW: 49,890 kg (109,989 lbs)

MTOW: 60,550 kg (133,490 lbs)

ZFW: 31,950 kg (70,438 lbs)

Fuel Capacity: 17,202 kg (37,924 lbs)

Fuel Flow: 2,380 kg/hour (5,247 lbs/hour)

Service Ceiling: 37,000 ft

Cruising Speed: mach 0.745

Cost Index: 30

Unit Cost: $11,000,000.00.

Soerjanto Tjahjono

Kepala KNKT

kalau umur pesawat jensi 737 500
umur pesawt dibuat 1994
25 -26 tahun
berapapun umurnya kalao dirawat seusia regulasi yang beralu ditetapka dkoppu dalam hal ini dirjen perhubngan udara
jharusnya tidak ada masalah

kami sudah mengumpukan data2 seua menegnai pesawat dan menegani kru sedang kami kumpulkan

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Banyak Dipakai di Indonesia, Pesawat B737 Ini Rawan Mati Mesin di Udara" dan di Tribunnews.com dengan judul BREAKING NEWS: Tim Temukan Serpihan Diduga Ban Sriwijaya Air SJ-182 dan Pakaian Anak Berwarna Pink

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved