BATAM TERKINI
Pelabuhan Batu Ampar Bakal Terapkan Auto Gate System Akhir Januari 2021, Apa itu?
Auto Gate System merupakan fasilitas yang menerapkan sistem otomasi saat masuk dan keluar area pelabuhan dan akan diterapkan di Pelabuhan Batu Ampar
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Penerapan Auto Gate System di Pelabuhan Batu Ampar dijadwalkan akan diluncurkan pada akhir Januari 2021.
Direktur Badan Usaha Pelabuhan (BUP) BP Batam, Nelson Idris menjelaskan, Auto Gate System merupakan fasilitas yang menerapkan sistem otomasi pada saat masuk dan keluar area pelabuhan.
Fasilitas ini dimungkinkan atas kerja sama BUP BP Batam bersama KPU Bea Cukai Batam. Harapannya dapat mengurangi antrean panjang di ruas jalan Batu Ampar yang kerap macet.
"Auto Gate System ini akan terhubung dengan aplikasi milik Bea Cukai, sehingga nantinya tidak perlu lagi ada pengecekan manual oleh petugas di Pos Keluar," jelas Nelson, baru-baru ini.
Penerapan Auto Gate System ini merupakan salah satu bentuk upaya pembenahan.
Baca juga: Pelabuhan Batu Ampar Bakal Dilengkapi Auto Gate System dan TPS Online
Pasalnya, Pelabuhan Batu Ampar telah ditunjuk oleh Pemerintah Pusat menjadi pilot project National Logistik Ecosystem (NLE) melalui Batam Logistik Ecosystem (BLE).
Adapun NLE merupakan aplikasi yang dibentuk oleh pemerintah sebagai wadah bertemunya pengusaha dan para pemilik platform.
Aplikasi ini bertujuan memutus mata rantai birokrasi layanan logistik dan membuka informasi layanan kepada publik seluas-luasnya.
Sementara itu, untuk skala Batam, dibentuk pula Batam Logistic Ecosystem (BLE) yang memungkinkan single entry untuk semua layanan perizinan dalam satu platform terintegrasi.
Platform ini melibatkan berbagai regulator seperti BP Batam, KPU Bea Cukai Batam, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Batam, Kantor Imigrasi Batam, dan Balai Karantina Batam.
Jika penerapan BLE berjalan baik, maka sistem ini tak dipungkiri dapat dijadikan contoh oleh daerah lain, serta dapat terintegrasi dalam sistem induk NLE.
Selain memberikan kemudahan bagi pengguna jasa, sistem BLE maupun NLE juga dapat berimplikasi pada penurunan biaya logistik.
"Efisiensi waktu dalam hal pengurusan administrasi membuat pelayanan juga lebih cepat sehingga biaya-biaya tak resmi bisa diminimalisir," tambah Nelson.
Batam Logistic Ecosystem Mulai Diterapkan
Diberitakan, Batam Logistic Ecosystem (BLE) sebagai bagian dari National Logistic Ecosystem (NLE) telah diimplementasikan dan penyempurnaan terus disesuaikan dengan kebutuhan yang ada di lapangan.
“Progres dari BLE, pertama dari sisi infrastruktur, BP Batam selaku pengelola dari Pelabuhan Batu Ampar telah menyiapkan Autogate System, dan softwarenya telah dilakukan UAT dengan menggandeng PBM (Perusahaan Bongkat Muat)," ujar Kepala Subbagian Dukungan Teknis (Kasubbag Duknis) Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Batam, Hery Rusdaman.
UAT atau User Acceptance Test adalah suatu proses pengujian yang dilakukan oleh pengguna dengan hasil output sebuah dokumen hasil uji yang dapat dijadikan bukti bahwa software sudah diterima dan sudah memenuhi kebutuhan yang diminta.
Selain Autogate System, Hery juga menjelaskan bahwa PT Persero Batam selaku pengusaha TPS (Tempat Penimbunan Sementara) di Pelabuhan Batu Ampar telah menyiapkan TPS Online.
"Untuk hardware, lelang perangkat beserta sistem Autogate sudah ada pemenang lelangnya, sedang tahap konfigurasi integrasi dengan sistem TPS,” tambah Hery.
Hery menjelaskan terkait implementasi STS-FSU (Ship to Ship-Floating Storage Unit) dapat diakses melalui website resmi Bea Cukai Batam.
Sampai saat ini telah terdapat transaksi riil sebanyak 19 kali.
Selain kepabeanan, layanan STS-FSU juga berhubungan dengan entitas kementerian terkait seperti Kementerian Perhubungan (Kemenhub), PKKA (Pemberitahuan Keagenan Kapal Asing) dan Inaportnet merupakan
layanan milik Kemenhub yang berhubungan dengan layanan STS-FSU.
”Lalu Omni Channel, kolaborasi layanan STS-FSU dan PKKA (Pemberitahuan Keagenan Kapal Asing) sudah dapat diakses melalui Inaportnet,” lanjut Hery.
Sementara, proses pengembangan lanjutan STS-FSU di Portal NLE saat ini sudah mencapai 80%.
BLE dan NLE merupakan satu platform rantai pasok barang yang mengakomodasi mulai dari hulu hingga hilir, dan mempertemukan entitas pemerintah dan entitas bisnis, atau skema G to G, G to B, dan B to B.
“Saat ini untuk entitas trucking, terdapat empat perusahaan dan lima perseorangan yang telah join dengan total armada sebanyak 42 truck, dan telah terjadi transaksi riil sebanyak 6 transaksi,” tambah Hery.
Selain sembilan entitas tersebut, Hery menyampaikan saat ini juga terdapat proses join sebanyak 3 entitas trucking.
“Terkait trucking dan warehouse, PT Persero Batam telah melakukan joint development dengan NLE,” pungkas Hery.
Bakal Dilengkapi Auto Gate System
Sebelumnya diberitakan, Bea Cukai Batam bersama dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan BP Batam melakukan peninjauan lapangan terkait calon lokasi pertama implementasi Batam Logistic Ecosystem (BLE) yang berlokasi di Pelabuhan Batu Ampar.
Anggota Dewan Pengawas BP Batam, Elen Setiadi selaku Staf Ahli Bidang Regulasi, Penegakan Hukum dan Ketahanan Ekonomi Kemenko Perekonomian RI, melakukan kunjungan ke Pelabuhan Batu Ampar dalam rangka meninjau kesiapan infrastruktur pelabuhan dalam menunjang Implementasi BLE.
BLE merupakan bagian dari NLE (National Logistic Ecosystem) sebagai program yang akan mengintegrasikan komunitas logistik di sektor penerimaan dengan komunitas di sektor persediaan.
Kendati demikian, Elen menyampaikan bahwa, banyak yang harus disiapkan dalam meninjau implementasi BLE di Pelabuhan Batu Ampar.
“Kita harus segera menyelesaikan infrastruktur penunjang BLE ini, namun kita harus memastikan kesiapan Gamma Ray, tempat pemeriksaan yang sesuai standar, termasuk jaringan listrik yang aman dari terik matahari dan hujan,” ujar Elen.
Elen juga menegaskan jika harus segera diadakan Auto Gate System dan TPS Online untuk semakin memantapkan integrasi sistem BLE.
Mengingat sudah adanya kesiapan sistem, implementasi BLE hanya tinggal menunggu penyelesaian dari segi infrastrukturnya saja.
Sementara BP Batam sendiri sudah menyiapkan Auto Gate System dengan software yang telah dilakukan User Acceptance Testing (UAT).
“Kami memerlukan tempat pemeriksaan barang yang sesuai standar di Pos Bea Cukai, tentunya agar semakin memudahkan proses pengawasan kegiatan yang akan berlangsung nantinya,” kata Susila.
Sebagai informasi, bahwa implementasi BLE akan memiliki peran yang cukup besar dalam mempercepat proses logistik di Kota Batam sehingga membutuhkan partisipasi aktif dari seluruh entitas terkait logistik.
(TRIBUNBATAM.id/Hening Sekar Utami/Rebekha Ashari Diana Putri)
Baca berita menarik TRIBUNBATAM.id lainnya di Google