TRIBUN WIKI
Investasi Reksadana vs Deposito, Mana Lebih Cuan? Pemula Wajib Tahu!
Investasi Reksadana vs Deposito, Mana Lebih Cuan? Ada beberapa bentuk investasi yang bisa dipilih, termasuk reksadana dan deposito.
Editor: Widi Wahyuning Tyas
TRIBUNBATAM.id - Investasi Reksadana vs Deposito, Mana Lebih Cuan? Pemula Wajib Tahu!
Investasi menjadi satu pilihan tepat bagi Anda yang ingin mempersiapkan masa depan.
Investasi berkaitan dengan kegiatan ekonomi dan keuangan.
Tentunya, kita memiliki harapan akan keadaan yang baik di masa yang akan datang.
Oleh karena itu, banyak dari kita yang menyimpan apa yang kita miliki sekarang dengan berinvestasi.
Ada beberapa bentuk investasi yang bisa dipilih, termasuk reksadana dan deposito.
Lantas, apa beda keduanya? Mana yang lebih menguntungkan?
Baca juga: Prediksi Saham 2021, IHSG Turun 0,85 %, 9 Sektor Masuk Zona Merah, Kontruksi Paling Menjanjikan
Reksadana pendapatan tetap

Reksadana merupakan investasi dengan konsep menghimpun dana dari banyak investor yang kemudian dikelola manajer investasi atau MI ke dalam berbagai instrumen investasi seperti saham, obligasi, dan sebagainya.
Reksadana juga jadi alternatif bagi investor yang enggan menghitung risiko atas investasi mereka di pasar saham atau pasar uang.
Modal yang dibutuhkan juga tak terlalu besar.
Salah satu jenis reksadana yakni reksadana pendapatan tetap.
Baca juga: Keperkasaan IHSG Terhenti, Saham MEGA Naik Gila-gilaan, Cek Koleksi Investor Asing
Reksadana pendapatan tetap adalah jenis reksadana yang menempatkan mayoritas investasinya ke dalam instrumen surat utang (obligasi) dan produk pasar uang.
Portofolio reksadana pendapatan tetap minimal 80 persen harus terdiri dari surat utang, sedangkan sisanya merupakan produk pasar uang.
Lalu, apakah reksadana tetap lebih menguntungkan dibandingkan menempatkan uang di deposito bank?
Mengutip Bareksa dari Kompas, jika mengacu pada kinerja 2019, reksadana pendapatan tetap lebih menguntungkan ketimbang menyimpan uang di deposito perbankan.
Tahun lalu, reksadana pendapatan tetap mampu mencatatkan kinerja yang paling tinggi dibandingkan dengan ketiga jenis reksadana lainnya, yakni sebesar 8,73 persen.
Bandingkan dengan bunga deposito bank yang berada di kisaran 6 persen, itu pun belum termasuk potongan pajak pendapatan bunga deposito yang mencapai 20 persen.
Meski sebagian besar penempatan dananya berada di obligasi, reksadana ini tak lantas dikenal sebagai reksadana obligasi.
Selain itu, tak sama dengan namanya, investor tak selalu mendapatkan pendapatan tetap.
Sebutan reksadana pendapatan tetap diberikan karena reksadana ini berinvestasi pada instrumen surat utang (obligasi) yang memberikan pendapatan tetap secara berkala dalam bentuk kupon.
Oleh karena itu, reksadana ini lebih dikenal dengan reksadana pendapatan tetap (fixed income fund).
Baca juga: Prediksi Saham Hari Ini, IHSG Melesat, Ini Rekomendasi Saham Kamis 14 Januari 2021
Reksadana Pendapatan Tetap Vs Deposito
Deposito merupakan simpanan di bank dengan saldo minimum dan dalam jangka waktu tertentu.
Berbeda dengan reksadana, nasabah dijamin mendapatkan keuntungan berupa bunga.
Sementara reksadana, dana minimum yang dibutuhkan relatif kecil dibandingkan dengan deposito.
Selain itu, reksadana bisa dicairkan kapan saja oleh investor dengan menjualnya saat itu juga.
Perbedaan lainnya, dana nasabah di deposito bank dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sehingga tak mimiliki risiko.
Di satu sisi, deposito merupakan cara berinvestasi oleh MI dengan menempatkan dananya pada obligasi yang memiliki kemungkinan gagal bayar sehingga bisa berakibat pada kerugian investasi.
Baca juga: Investasi dengan Reksadana atau Deposito, Mana yang Lebih Menguntungkan?
Jika membandingkan dari return yang didapat, bunga deposito selalu mengacu pada suku bunga acuan yang saat ini berada di level 5,25 persen.
Berbeda dengan deposito, yang mana uang investor yang terkumpul ditempatkan pada surat utang yang diterbitkan perusahaan atau pemerintah.
Dimana sebagai timbal baliknya, investor mendapatkan kupon.
Prinsip yang berlaku dalam obligasi, semakin besar kupon, semakin tinggi pula harga obligasinya.
Begitu pun sebaliknya.
Nilai keuntungan dari obligasi inilah yang akan menentukan nilai aktiva bersih (nilai beli atau jual) reksadana pendapatan tetap kita nantinya.
Manajer investasi yang harus memilih obligasi yang tepat agar nilai aktiva bersih reksadana pendapatan tetap tersebut menjadi bertumbuh.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Deposito Bank Vs Reksadana Pendapatan Tetap, Mana Lebih Untung?".
Baca berita terbaru lainnya di Google!