BATAM TERKINI

SMKN 8 Batam Kesulitan Magang, Wawako: Disdik Kepri Mohon Tinjau Ulang PKL saat Pandemi

Wawako Amsakar Achmad memberi atensi kesulitan magang yang dialami SMKN 8 Batam Khusus Farmasi. Ia minta Disdik Kepri meninjau ulang PKL saat pandemi.

TribunBatam.id/Ian Sitanggang
SMKN 8 Batam Kesulitan Magang, Wawako: Disdik Kepri Mohon Tinjau Ulang PKL saat Pandemi. Foto Wakil Wali kota Batam Amsakar Achmad. 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Kesulitan yang dialami SMKN 8 Batam Khusus Farmasi jadi atensi Wakil Wali kota Batam Amsakar Ahmad.

Ia meminta Dinas Pendidikan Provinsi Kepri atau Disdik Kepri untuk meninjau kembali aturan praktek kerja lapangan untuk anak didik tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang ada di Kota Batam.

Pernyataan tersebut diungkapkan Amsakar, mengingat saat ini pandemi virus corona masih terus merajalela di Kota Batam.

"Saya rasa Disdik Kepri, maupun pemerintah pusat, perlu meninjau kembali mengenai Praktek kerja lapangan, Karena pemerintah juga sampai saat ini masih memberlakukan belajar di rumah atau daring," kata Amsakar Achmad.

Dia menjelasakan jika anak didik untuk tingkat SMK dipaksakan untuk mengikuti magang bisa membahayakan anak itu sendiri.

"SMK ini sebenarnya berada di bawah naungan Disdik provinsi. Tetapi anak didik yang mengenyam pendidikan di SMK yang ada di Batam adalah anak dari warga Batam," sebutnya.

Wakil Wali kota Batam Amsakar Achmad saat menghadiri acara salah satu kecamatan di Kota Batam, Provinsi Kepri.
Wakil Wali kota Batam Amsakar Achmad saat menghadiri acara salah satu kecamatan di Kota Batam, Provinsi Kepri. (TribunBatam.id/Ian Sitanggang)

Dia mengatakan SMKN 8 Batam Khusus Farmasi yang ada di Kecamatan Sagulung, anak didiknya otomatis harus melaksanakan magang di Instansi kesehatan.

"Jadi ini sangat riskan, mereka bisa terpapar virus corona," sebutnya.

Untuk tenaga medis di kota Batam, sudah banyak yang terpapar virus corona.

"Jadi kalau tetap dipaksakan anak didik SMKN 8 khusus Farmasi menjalankan Magang, maka besar kemungkinan akan terpapar virus corona.

Oleh karena itu, kami berharap Disdik Kepri membuat kebijakan agar anak didik tidak magang di instansi kesehatan," kata Amsakar Achmad.

Keluhan Orang Tua SMKN 8 Batam Khusus Farmasi

Orang tua pelajar SMKN 8 Batam mengeluh.

Sekolah satu-satunya jurusan farmasi di Provinsi Kepri ini kesulitan untuk mendapat rekomendasi magang dari sejumlah instansi kesehatan.

Orang tua pelajar bahkan harus mengeluarkan biaya agar anaknya bisa diterima magang di instansi kesehatan tersebut.

Pelajar SMKN 8 Batam Khusus Farmasi sedang menjalani pembekalan sebelum magang, Jumat (15/1/2021).
Pelajar SMKN 8 Batam Khusus Farmasi sedang menjalani pembekalan sebelum magang, Jumat (15/1/2021). (TribunBatam.id/Ian Sitanggang)

SMKN 8 Batam yang berlokasi di Kaveling Melati, Kelurahan Sei Pelunggut, Kecamatan Sagulung, Kota Batam, Provinsi Kepri memiliki tiga jurusan.

Selain Asisten Keperawatan, terdapat jurusan Instrumentasi Medik dan Farmasi klinik dan komunitas.

Sekolah khusus Farmasi ini baru berdiri tahun 2018 lalu serta baru menamatkan satu kali angkatan.

Tahun 2020 ini sebanyak 177 orang siswa kelas 12, yang sedang mencari tempat magang di instansi kesehatan di Batam, namun berbagai kendala dihadapi sejumlah orangtua.

"Ngeri kali memang, kita sudah bersusah payah menyekolahkan anak kita, padahal ini sekolah negeri.

Namun instansi kesehatan milik pemerintah pun tidak mau menerima mereka," ucap salah satu orangtua yang tidak mau namanya di sebutkan, Jumat (15/1/2021).

Ia mengaku terpaksa mengeluarkan uang setiap bulannya agar anaknya bisa diterima magang di instansi kesehatan tersbut.

Cuma Satu di Kepri, SMKN 8 Batam Khusus Farmasi Kesulitan Cari Tempat Magang. Foto SMKN 8 Batam Khusus Farmasi sedang menjalani pembekalan sebelum magang, Jumat (15/1/2021).
Cuma Satu di Kepri, SMKN 8 Batam Khusus Farmasi Kesulitan Cari Tempat Magang. Foto SMKN 8 Batam Khusus Farmasi sedang menjalani pembekalan sebelum magang, Jumat (15/1/2021). (TribunBatam.id/Ian Sitanggang)

Tidak hanya meminta sejumlah uang, orang tua pelajar yang ingin anaknya magang, bahkan harus menyediakan sendiri Alat Pelindung Diri atau APD untuk anaknya selama magang.

Dia mengaharapkan dukungan dari Pemprov Kepri untuk melihat langsung apa yang dirasakan orangtua.

"Kami menyekolahkan anak kita ke sekolah negeri, agar biaya tidak mahal, tetapi kenyataannya malah mahal," keluhnya.

Apa yang dikeluhkan sejulah orang tua pelajar dibenarkan Kepsek SMKN 8 Batam khusus Farmasi, Refio.

Untuk tahun ajaran 2020/ 2021 ini, terdapat 177 anak didik kelas XII yang akan melaksanakan Praktek Kerja Langsung (PKL).

Namun mereka merasakan kendala yang sangat sulit karena instansi kesehatan yang ada di Batam, khususnya instansi kesehatan pelat merah, baik Puskesmas dan rumah sakit tidak menerima anak mereka magang.

Sekolah menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 8 Khusus Farmasi Batam, yang terletak di Kaveling Melati, Kelurahan Sei Pelenggut, Kecamatan Sagulung, Kota Batam, Provinsi Kepri membuka tiga jurusan Tahun ajaran 2020/2021.
Sekolah menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 8 Khusus Farmasi Batam, yang terletak di Kaveling Melati, Kelurahan Sei Pelenggut, Kecamatan Sagulung, Kota Batam, Provinsi Kepri membuka tiga jurusan Tahun ajaran 2020/2021. (TRIBUNBATAM.id/IAN SITANGGANG)

"Kami sangat sedih, sebenarnya. Padahal sekolah ini sekolah negeri. Tapi instansi kesehatan milik pemerintah terkesan tidak mendukung," ujarnya.

Dia menjelaskan, saat ini SMKN 8 Batam khusus Farmasi sudah bekerjasama dengan delapan instansi kesehatan.

Namun tidak bisa semuanya menerima anak didik mereka magang di tempat tersebut.

Selain instansi yang sudah melakukan MoU dengan instansi kesehatan, mereka juga mengirimkan anak didik mereka ke instansi kesehatan lain yang belum bekerja sama.

Yang paling menyedihkan kata Ravio, instansi kesehatan milik pemerintah yang ada di Kota Batam, banyak yang tidak mau menerima anak didik mereka magang.

"Kebetulan ada 12 perusahaan yang mau menerima anak didik kami.

Satu sisi kami prihatin, seharusnya instansi kesehatan milik pemerintah mendukung keberadaan sekolah kita ini," katanya.

Dia juga mengatakan saat ini banyak juga orangtua yang mengeluhkan sulitnya menghadapi tempat magang yang menerima anak didik SMKN 8 khusus farmasi.

Banyak keluhan orangtua yang mereka terima, mulai dari biaya dan juga APD yang digunakan anak di tempat magang.

Kaca pos sekuriti SMKN 8 Batam pecah usai dilempar oleh mantan siswa yang mendadak datang dan ngamuk, Selasa (10/12/2019)
Kaca pos sekuriti SMKN 8 Batam pecah usai dilempar oleh mantan siswa yang mendadak datang dan ngamuk, Selasa (10/12/2019) (TRIBUNBATAM.ID/ISTIMEWA/KOLASE)

Pihak sekolah pun, telah melaporkan hal tersebut ke Disdik Kepri.

Harapannya, bisa membantu dalam mendukung sistem pendidikan SMKN 8 Batam Khusus Farmasi.

"Kami sudah berusaha untuk bekerja sama dengan instansi kesehatan. Namun orangtua harus membayar administrasi kepada tempat magang.

Dari sekolah sifatnya hanya memberikan rekomendasi tempat magang.

Jadi biaya yang timbul dan juga administrasi yang diberlakukan tempat magang itu urusan orangtua," ungkapnya.(TribunBatam.id/Ian Sitanggang)

Baca juga berita Tribun Batam lainnya di Google

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved