3 Upaya WhatsApp Agar Tidak Ditinggalkan Pengguna Gara-gara Ubah Kebijakan Privasi

Tidak ingin ditinggalkan jutaan penggunanya, WhatsApp kemudian menempuh sederet cara agar para pengguna masih mau bertahan menggunakan aplikasi itu

Editor: Mairi Nandarson
Kompas.com
WHATSAPP - Inilah daftar fitur WhatsApp yang dirilis pada 2020, sudah coba? FOTO: WA 

TRIBUNBATAM.id - Rencana WhatsApp memperbarui ketentuan dan kebijakan privasi berubah jadi petaka.

Pengguna WhatsApp bukannya mengikuti apa yang diinginkan pihak WhatsApp, tetapi memilih meninggalkan aplikasi ini.

Banyaknya aplikasi sejenis yang tersedia membuat banyak penggunakan WhatsApp tidak berpikir panjang untuk meninggalkannya.

Situasi ini jelas diluar prediksi WhatsApp sehingga berbagai upaya kemudian dilakukan untuk meyakinkan penggunanya.

Semuanya berawal pada Januari 2021, saat WhatsApp mengumumkan bahwa mereka akan memperbarui Ketentuan dan Kebijakan Privasi, yang berkaitan dengan pengelolaan data pengguna.

CHATTING - Telegram vs Signal, Mana yang Lebih Baik sebagai Pengganti WhatsApp? FOTO: APLIKASI
CHATTING - Telegram vs Signal, Mana yang Lebih Baik sebagai Pengganti WhatsApp? FOTO: APLIKASI (Kompas.com)

Baca juga: Telegram vs Signal, Mana yang Lebih Baik sebagai Pengganti WhatsApp?

Baca juga: Karena Kebijakan Privacy, Singapura Mulai Tinggalkan WhatsApp, Beralih ke Telegram dan Signal

Salah satu poin dari kebijakan baru tersebut adalah mengintegrasikan data pengguna WhatsApp dengan Facebook, yang merupakan induk perusahaan.

Rencana pembaruan kebijakan ini menuai beragam reaksi dari pengguna aplikasi chat itu.

Sebagian menilai, privasi mereka akan semakin berkurang dengan adanya kebijakan baru ini. 

Eksodus pengguna WhatsApp

Imbas rencana kebijakan baru itu, banyak pengguna mulai melirik aplikasi chat dari pesaing-pesaing WhatsApp, seperti Telegram dan Signal, yang dirasa lebih serius menjamin keamanan privasi penggunanya.

Tidak ingin ditinggalkan oleh jutaan penggunanya, WhatsApp kemudian menempuh sederet cara agar para pengguna masih mau bertahan menggunakan aplikasi berlogo hijau itu.

Berikut upaya WhatsApp meyakinkan penggunanya:

1. Klarifikasi dari bos WhatsApp

Dalam sebuah wawancara dengan Campaign Asia, Senin (18/1/2021) Bos WhatsApp, Will Cathcart memastikan bahwa perusahaan menjamin privasi percakapan yang dilakukan para penggunanya.

"Obrolan pribadi Anda dengan teman dan keluarga, termasuk grup, dilindungi oleh enkripsi end-to-end. Kami tidak bisa melihat percakapan itu," kata Will.

Dia mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi perhatian dan masukan dari pengguna tentang privasi dan kemanan WhatsApp.

Baca juga: Whatsapp 2 Kali Beri Klarifikasi Kebijakan Baru, Tidak Bagikan Kontak dengan Facebook

Namun, Will kembali menegaskan bahwa pembaruan kebijakan ini tidak akan memengaruhi percakapan pribadi yang dilakukan oleh pelanggan.

"Sebagai gantinya, pembaruan ini mencakup perubahan yang terkait dengan pengiriman pesan bisnis di WhatsApp, yang bersifat opsional dan memberikan transparansi lebih lanjut tentang cara kami mengumpulkan dan menggunakan data," ujar dia.

Will juga menjawab kekhawatiran pengguna, bahwa data pribadi mereka, seperti percakapan dan kontak, tidak akan dibagikan dengan Facebook, atau aplikasi lain dari Facebook. 

Dia juga mengakui bahwa kalimat dalam notifikasi pembaruan kebijakan privasi yang diterima pengguna telah menyebabkan kebingungan dan kekhawatiran.

"Kami menyadari pembaruan telah menyebabkan kebingungan dan kami ingin melakukan segala yang kami bisa untuk meyakinkan pengguna kami," kata Will.

"Kami ingin menjelaskan kepada pengguna tentang komitmen mendalam kami terhadap privasi, dan kami tidak ingin bermaksud membuat orang-orang kebingungan," imbuhnya.

Baca juga: Aplikasi Signal Naik Daun Setelah Dicuit Elon Musk, Ini Keunggulan Signal Dibanding Whatsapp

2. Tunda pemberlakuan kebijakan baru 

Menyusul banyaknya sentimen negatif karena rencana pemberlakuan kebijakan privasi baru, WhatsApp memutuskan untuk menunda pemberlakuan kebijakan tersebut.

Seperti diberitakan Kompas.com, Minggu (17/1/2021) sebelumnya, WhatsApp menyatakan pengguna yang tidak mau menyetujui kebijakan privasi baru, tidak akan bisa menggunakan aplikasi itu mulai 8 Februari 2021.

Ilustrasi whatsapp
Ilustrasi whatsapp (Bangkapos.com)

Pemberlakuan kebijakan itu akhirnya ditunda hingga 15 Mei 2021.

WhatsApp juga mengatakan, tidak akan menangguhkan atau menghapus akun pengguna pada 8 Februari.

Penundaan itu karena "kebingungan" dan "kesalahan informasi" seputar kebijakan baru tersebut, menurut keterangan di blog Whatsapp.

Dikatakan pembaruan kebijakan baru hanya mencakup opsi baru bagi orang-orang untuk mengelola bisnis mereka di WhatsApp dan "tidak memperluas kemampuan kami (Whatsapp) untuk berbagi data dengan Facebook." 

Baca juga: Kebijakan Baru WhatsApp, Pengguna Harus Serahkan Data ke Facebook, Bagaimana Jika Tidak?

3. Pasang iklan di koran

Iklan yang dipasang pihak WhatsApp di sejumlah media di India
Iklan yang dipasang pihak WhatsApp di sejumlah media di India (twitter/@free_thinker)

India adalah salah satu negara dengan populasi terbesar pengguna WhatsApp. Kontroversi tentang kebijakan baru ini pun juga terjadi di sana.

Seperti diberitakan Kompas.com, Rabu (20/1/2021) pengguna WhatsApp India dilaporkan banyak yang mulai menghapus aplikasi tersebut dari ponselnya dan pindah ke aplikasi pesan instan lain, seperti Signal dan Telegram.

Melihat fenomena ini, WhatsApp tidak tinggal diam. Anak perusahaan Facebook itu mencoba meyakinkan penggunanya di India dengan memasang iklan di beberapa media cetak. 

WhatsApp menghabiskan sekitar 10 juta rupee atau sekitar Rp 1,9 miliar (kurs rupiah Rp 192) untuk memasang iklan di setidaknya 10 media cetak berbahasa Inggris dan Hindi.

"WhatsApp menghormati dan melindungi privasimu," begitu tulisan iklan WhatsApp yang terpampang di salah satu koran India dengan warna hijau khas WhatsApp dan warna hitam.

Iklan tersebut juga menuliskan bahwa "menghormati privasi Anda tertanam di DNA kami".

WhatsApp juga kembali menegaskan bahwa perubahan kebijakan tidak memengaruhi privasi pesan pengguna.(*)

.

.

.

sumber: kompas.com, baca juga berita lainnya di Google News
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved