BATAM TERKINI
Event Wisata Kepri Bakal Dimulai Juni 2021 Asal Syarat Ini Terpenuhi
Rencana kegiatan event wisata di Kepri akan dimulai Juni 2021 mendatang. Hanya saja, untuk merealisasikan hal itu ada sejumlah syaratnya.
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Buralimar mengatakan, saat ini target pariwisata Kepri akan disesuaikan dengan target Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menkraf), Sandiaga Salahudin Uno.
"Ada beberapa konsep gebrakan seperti Geber, Gercep, Gaspul, Inovasi, Adaptasi dan Kolaborasi. Kita pakai konsepnya untuk pariwisata di Kepri dengan kabupaten kota," ujar Buralimar saat berada di Gedung PMI Batam, Jalan Cempaka Batam Center Kota Batam (Samping Politeknik Batam), Provinsi Kepri, Senin (25/1/2021).
Selain itu, pihaknya juga tetap menjalankan kalender event pariwisata di Provinsi Kepri.
Rencana kegiatan akan dimulai sejak Juni 2021 mendatang apabila kasus Covid-19 melandai.
"Kedua, kalender event tetap kita buat walaupun pandemi Covid-19. Kalaupun vaksinasi berhasil dan Covid-19 mereda kita akan laksanakan Juni 2021," katanya.
Jika dimulai saat kasus Covid-19 melandai, tambah dia, masyarakat tak perlu khawatir.
Sehingga para wisnus tetap aman berwisata.
"Pariwisata ini identik dengan berkerumun dan berkumpul. Ini faktor yang terhambat kalau kita melaksanakan event di Kepri.
Rencanakan Travel Bubble
Sementara itu, upaya lain untuk meningkatkan kunjungan wisata ke Kepri adalah, rencana penerapan travel bubble atau kunjungan tanpa karantina Indonesia dan Singapura.
Saat ini, rencana itu telah memasuki tahap persiapan titik lokasi wisata.
Provinsi Kepri sudah menyiapkan lokasi wisata khusus untuk tempat penerapan travel bubble.
Tempat yang dipilih adalah yang tidak ada penduduknya.
Adapun tempat yang terpilih, Nongsa, Lagoi, Pulau Telunas, Cempedak, Pulai Nikoi, Kepri Coral, Ranoh.
"Kita prioritaskan, yang tidak ada masyarakat umum," ujar Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Kepri, Buralimar, Senin (25/1/2021)
Diakuinya untuk tempat, itu ditentukan negara.
Namun sebagai pemerintah di daerah, mereka membantu, menyiapkan titiknya.
Buralimar mengatakan pembahasan untuk travel bubble masih berjalan sampai saat ini.
Mereka mengusulkan, walaupun tidak ada penduduk, wilayah yang dimaksud memang banyak dikunjungi wisatawan.
"Malam ini kita akan bicarakan lagi. Kami mengusulkan destinasi yang dikunjungi masyarakat secara massal. Protokol kesehatannya bisa diterapkan secara full dan ketat. Kita ujicoba dulu," katanya.
Baca juga: Pernah Dibahas Bareng Menlu Singapura, Sandiaga Uno Ingin Sulap Batam Jadi Travel Bubble
Mereka mengharapkan konsep pengeloloaan tempat wisata, lebih terpadu, untuk travel bubble.
Seperti Lagoi, Bintan yang menjadi kawasan terpadu, dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
"Khusus Bintan, sebelum Imlek kita usahakan dibuka dulu. Ujicoba dulu. Kita undang SG Clean Singapura semacam sucofindonya Singapura untuk mengecek protokol kesehatan kita," beber Buralimar.
Ia menambahkan Kepri dimungkinkan menerima kunjungan wisata, karena kasus Covid-19 sudah menurun.
Dinilai, vaksin berhasil untuk tenaga kesehatan, namun protokol kesehatan harus tetap dijaga.
Sebelumnya diberitakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, terus melakukan upaya dan tindak lanjut mengenai rencana travel bubble antara Indonesia dan Singapura.
Hal ini sebelumnya telah dibahas langsung oleh Menteri Menparekraf RI, Sandiaga Salahuddin Uno bersama Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan beberapa waktu lalu.
Dalam kunjungan ke Kota Batam, Sandi mengakui salah satunya mencari informasi apakah Batam dapat dijadikan sebagai lokasi penerapan travel bubble.
Walau demikian, Sandiaga juga meminta bahwa hal tersebut belum menjadi keputusan resmi.
"Saya kesini untuk melihat dengan mata kepala sendiri, saya tidak bisa janji apakah Batam menjadi lokasi travel bubble. Teman-teman mohon bersabar," kata Sandi saat masih berada di Bandara Hang Nadim.
Diakuinya potensi Batam menjadi travel bubble sendiri saat ini sudah dalam tahap pemikiran. Bahkan prosesnya tengah dalam tahapan fact finding atau pencarian fakta.
Nantinya hasil peninjauan ini, akan dibahas kembali bersama dengan Kementerian Kesehatan RI dan Menteri Luar Negeri sebelum diputuskan oleh Presiden Joko Widodo.
"Saat ini saya mencari faktanya dulu, kemudian disampaikan ke Menteri Kesehatan dan Menteri Luar Negeri. Mudah-mudahan bisa menjadi bekal bagi saya saat kembali ke Jakarta," tuturnya. (TRIBUNBATAM.id/ Roma Uly Sianturi)
Baca berita terbaru lainnya di Google!