Gunung Merapi Meletus, Mengenang Mbah Maridjan Juru Kunci Meninggal Posisi Bersujud

Kisah Gunung Merapi tidak bisa lepas dengan tokoh yang melegenda yakni Mbah Maridjan.

ist
Mbah Maridjan dan Gunung Merapi 

Selain itu, Mbah Maridjan juga diberi tanggung jawab sebagai wakil juru kunci dengan pangkat Mantri Juru Kunci, mendampingi ayahnya yang menjabat sebagai juru kunci Gunung Merapi.

Gunung Merapi dan Mbah Maridjan seperti sudah menjadi satu kesatuan mistis. Maka ketika gunung itu mulai bergolak, si kuncen (juru kunci)-lah yang pantas menjadi rujukan.
Gunung Merapi dan Mbah Maridjan seperti sudah menjadi satu kesatuan mistis. Maka ketika gunung itu mulai bergolak, si kuncen (juru kunci)-lah yang pantas menjadi rujukan. (Tribunnews Batam / Istimewa)

Setelah ayahnya meninggal, Mbah Maridjan diangkat menjadi juru kunci Gunung Merapi pada 1982.

Sejak saat itu, Mbah Maridjan dan Merapi seakan tak bisa dipisahkan.

Pada suatu waktu, seperti dikutip dari pemberitaan Kompas.com, 28 Oktober 2010, Mbah Maridjan menyebut Merapi adalah rumah sendiri.

Merapi adalah rumah yang harus diterima dalam kondisi apa pun, baik atau buruk.

"Kalau turun, nanti diomongin banyak orang. Hanya senang enaknya, tapi tak mau terima buruknya. Bagus atau buruk, ya ini rumah sendiri," kata Mbah Maridjan.

Bagi para pendaki dari jalur Kinahrejo, belum lengkap rasanya jika belum 'sowan' atau bertemu dengan Mbah Maridjan di kediamannya.

Mbah Maridjan-lah yang memegang izin kapan suatu rombongan pendaki boleh naik, karena ia tahu kondisi jalur pendakian aman atau bahaya.

Meninggal posisi bersujud

Pemberitaan Kompas.com, 27 Oktober 2010, menuliskan, saat terjadi erupsi Merapi, Mbah Maridjan memilih menuju masjid di dekat rumahnya dan urung ikut bersama rombongan yang menjemputnya.

Ketika ia berjalan menuju masjid, salah seorang anggota tim SAR meminta semua orang untuk meninggalkan lokasi.

"Rekomendasi BPPTK, kita harus kosongkan tempat ini dan segera turun," kata anggota tim SAR kala itu.

Ketika Mbah Maridjan belum sampai ke pintu masjid, sirine bahaya peringatan letusan pun telah berbunyi.

Orang-orang yang masih berada di sana mulai panik.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved