TRIBUN WIKI
Sudah 23 Tahun Belum Ada Vaksin, Ini Gejala dan Penularan Virus Nipah yang Mematikan
Sudah 23 tahun tapi belum ada vaksin, ini gejala dan penularan virus Nipah yang mematikan.
TRIBUNBATAM.id - Sudah 23 tahun tapi belum ada vaksin, ini gejala dan penularan virus Nipah yang mematikan.
Corona belum usai, virus lain mengintai.
Meski saat ini dunia masih bertahan dari pandemi virus corona, ancaman virus lain tetap tak bisa dipandang sebelah mata.
Salah satu virus yang kini tengah menjadi perhatian adalah virus Nipah (NiV).
Virus ini termasuk zoonosis yang bisa menular dari hewan seperti kelelawar dan babi ke manusia.
Dikutip dari laman Litbang Kementerian Pertanian, kelelawar pemakan buah Pteropus sp. sebagai pembawa virus tersebut.
Hingga saat ini, belum ada vaksin untuk virus Nipah.
Padahal, virus ini telah ditemukan sejak 1998.
Virus Nipah termasuk berbahaya dan tak bisa disepelekan, sebab tingkat kematiannya mencapai 75&.
Bahkan, di India, tingkat kematian virus ini mencapai 100%.
Baca juga: Muslim Digambarkan Teroris atau Orang Jahat, Virus China Ikut Jadi Target Rasisme: Buruk Sekali !
Pertama kali ditemukan di Malaysia
Penyakit ini pertama kali muncul di Malaysia pada tahun 1998.
Sejak saat itu, virus ini menyebabkan wabah respirasi pada babi, yang kemudian menyerang manusia.
Selain di Malaysia, antibodi dan virus Nipah pada Pteropus sp ini juga telah terdeteksi ada di sejumlah negara lain di Asia.
Hal ini terlihat dari ditemukannya virus Nipah dari urine dan saliva kalong Pteropus tersebut.
Dua negara dengan kasus tertinggi seperti Bangladesh dan India.
Kasus di dua negara itu menyebabkan kematian yang terbilang sangat tinggi.
Lantas, bagaimana gejala dan cara penularan virus mematikan ini?
Baca juga: Gejala dan Ciri-ciri Penyakit Campak, Mudah Menular Lewat Bersin dan Batuk
Baca juga: Langka dan Ganas, Ini Gejala dan Ciri-ciri Kanker Kulit Melanoma, Waspada Tahi Lalat Baru
Gejala dan cara penularan virus Nipah
Dikutip dari laman WHO, periode inkubasi virus Nipah mencapai 4 hingga 14 hari bahkan pernah dilaporkan mencapai 45 hari.
Seseorang yang terinfeksi virus Nipah dapat mengalami gejala-gejala seperti batuk, sakit tenggorokan, meriang dan lesu, dan ensefalitis, pembengkakan otak yang dapat menyebabkan kejang-kejang dan kematian.
Cara penularan virus Nipah kepada manusia yakni melalui makanan yang terkontaminasi maupun kontak dengan kelelawar maupun babi tanpa menggunakan pelindung.
Berdasarkan laporan di Bangladesh dan India, cara penularan virus Nipah yakni melalui konsumsi buah maupun produk olahan buah yang terkontaminasi dengan urin maupun air liur kelelawar yang terinfeksi.
Baca juga: Gejala dan Ciri-ciri Rematik yang Jarang Disadari, Waspada bila Muncul Benjolan
Baca juga: Gejala dan Ciri-ciri Kanker Tulang yang Jarang Disadari, Waspada bila Nyeri di Bagian Ini
Virus Nipah di Indonesia
Kondisi virus Nipah di Indonesia telah dijabarkan oleh Sendow et al., 2008, yang menyatakan bahwa secara serologis babi di Indonesia masih bebas
terhadap infeksi Nipah.
Di Sumatera Utara, virus Nipah telah terdeteksi pada urin dan swab saliva kalong Pteropus vampyrus menggunakan RT- PCR, yang kemudian dikonfirmasi dengan sekuensing.
Hasil penelitian ini merupakan temuan pertama di Indonesia, yang dapat dijadikan bahan masukan bagi kebijakan peternakan di Indonesia mengingat Sumatera Utara berbatasan dengan Malaysia.
Deteksi virus Nipah pada Pteropus sp. juga akan dilakukan di Kalimantan barat dan Sulawesi Utara.
Penelitian lebih lanjut untuk mendeteksi virus Nipah pada reservoir host perlu dilakukan, terutama di daerah perbatasan Malaysia.
Artikel ini telah tayang di Kontan.
Baca berita terbaru lainnya di Google!