Kisah The Sin Nio dan Ho Wan Moy, 2 Srikandi Tionghoa yang Berjuang untuk Kemerdekaan RI

Ada sejumlah perempuan Tionghoa, demi cintanya untuk negeri ini, bersedia tampil di garis depan perjuangan fisik dan bergerilya dengan para pejuang

Editor: Mairi Nandarson
VIA INTISARI
Sosok The Sin Nio, salah satu veteran pejuang kemerdekaan Indonesia yang merupakan warga keturunan Tionghoa. 

Sesaat melewati pos-pos Belanda, ia juga mencatat jumlah tantara yang berjaga.

Ia mengungkapkan bila tentara yang berjaga adalah pasukan Belanda Hitam (sebutan untuk tentara KNIL pribumi saat itu), dan sedikit yang Belanda putih.

Setelah melewati perjalanan yang menegangkan, ia langsung memberikan data-datanya kepada Soediro Wirjo Soehardjo—ayah dari Herman—yang menangani masalah logistik Batalyon IV Resimen XI Divisi III Siliwangi.

Desember 1947, Ho Wan Moy dipercaya oleh Soediro untuk dititipkan rombongan perempuan ketika kampungnya hendak digempur.

Ia mendapat kabar bahwa orang Tionghoa di Banjar, Jawa Barat, menjadi sasaran pembantaian di tengah-tengah suasana kacau.

Ia juga menyampaikan kesaksiannya saat nekat ke kota untuk mencari Soediro yang bergerilya.

Ia menemukan jasad bapak—panggilannya untuk Soediro—tak bernyawa tak jauh dari jenazah pamannya yang juga turut berjuang.

Malam itu juga, keduanya dimakamkan Ho Wan Moy bersama ibu dan neneknya.

.

.

.

sumber: intisari.grid.id, baca berita lainnya di google news

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved