KEPRI TERKINI

Karantina Pertanian Tanjungpinang Waspada Virus Nipah, Cek Pelabuhan ASDP Tanjunguban

Kemunculan virus Nipah buat Balai Karantina Pertanian Tanjungpinang waspada. Mereka langsung mengecek kondisi Pelabuhan ASDP Tanjunguban.

Penulis: Endra Kaputra | Editor: Septyan Mulia Rohman
TribunBatam.id/Istimewa
Karantina Pertanian Tanjungpinang Waspada Virus Nipah, Cek Pelabuhan ASDP Tanjunguban. Foto Karantina Pertanian Tanjungpinang Gelar Operasi Patuh di Pelabuhan ASDP Tanjung Uban (30/1) kemarin. 

TANJUNGPINANG, TRIBUNBATAM.id - Balai Karantina Pertanian Tanjungpinang waspada dengan munculnya virus Nipah.

Penyakit yang menyerang peternakan babi di Malaysia ini, menjadi atensi sendiri bagi mereka.

Tim Pengawasan dan Penindakan (P2) Karantina Pertanian Tanjungpinang bergerak melaksanakan Operasi Patuh Karantina di Pelabuhan ASDP Tanjunguban, Sabtu (30/01) kemarin.

Pemeriksaan dilakukan terhadap seluruh alat angkut yang datang maupun yang akan berangkat.

Tidak hanya itu, media pembawa dan penumpang serta barang tentengan baik yang dari Batam maupun yang akan menuju Batam juga ikut diperiksa.

Petugas Karantina Pertanian Tanjungpinang Gelar Operasi Patuh di Pelabuhan ASDP Tanjung Uban (30/1) kemarin.
Petugas Karantina Pertanian Tanjungpinang Gelar Operasi Patuh di Pelabuhan ASDP Tanjung Uban (30/1) kemarin. (TribunBatam.id/Istimewa)

Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, beberapa alat angkut yang membawa sayuran, buah-buahan, kelapa, ayam broiler telah dilengkapi dengan sertifikat kesehatan baik dari Batam maupun yang akan menuju Batam.

Pelaksanaan operasi patuh merupakan implementasi dari Pasal 82 UU No. 21 Tahun 2019.

Dengan dilaksanakannya operasi patuh ini, maka akan diketahui tingkat kepatuhan dan kepedulian masyarakat akan pentingnya kesehatan, keamanan komoditas pertanian yang dilalulintaskan.

Kepala Karantina Pertanian Tanjungpinang, Raden Nurcahyo Nugroho menyatakan, apabila ditemukan pelanggaran maka dikedepankan mengedukasi masyarakat untuk patuh dan lapor karantina.

"Virus Nipah yang terjadi di Malaysia harus menjadi kewaspadaan kita semua.

Karena penyakit ini bersifat zoonosis yang artinya dapat menular dari hewan ke manusia," ujar Raden, Senin(1/2/2021).

Baca juga: Jadi Ancaman Global, Virus Nipah di China Berpotensi jadi Pandemi Baru, Gejala Mirip Flu

Baca juga: Muncul Ancaman Pandemi Baru di Asia datang dari Virus Nipah, Virus Apa Lagi Itu?

Petugas Karantina Pertanian Tanjungpinang saat melakukan pengecekan karet Bintan.
Petugas Karantina Pertanian Tanjungpinang saat melakukan pengecekan karet Bintan. (ISTIMEWA)

Operasi patuh karantina merupakan eksistensi Pejabat Karantina Pertanian ke masyarakat di semua tempat pemasukan dan pengeluaran, baik itu di pelabuhan maupun bandara.

Operasi patuh juga bertujuan untuk meningkatkan sinergitas dengan instansi terkait di pelabuhan, sehingga hasil operasi patuh akan menjadi bahan evaluasi dan penentu kebijakan pimpinan.

Apa Itu Virus Nipah ?

Sudah 23 tahun tapi belum ada vaksin, ini gejala dan penularan virus Nipah yang mematikan.

Corona belum usai, virus lain mengintai.

Meski saat ini dunia masih bertahan dari pandemi virus corona, ancaman virus lain tetap tak bisa dipandang sebelah mata.

Salah satu virus yang kini tengah menjadi perhatian adalah virus Nipah (NiV).

Virus ini termasuk zoonosis yang bisa menular dari hewan seperti kelelawar dan babi ke manusia.

Dikutip dari laman Litbang Kementerian Pertanian, kelelawar pemakan buah Pteropus sp. sebagai pembawa virus tersebut.

Hingga saat ini, belum ada vaksin untuk virus Nipah.

Padahal, virus ini telah ditemukan sejak 1998.

Virus Nipah termasuk berbahaya dan tak bisa disepelekan, sebab tingkat kematiannya mencapai 75%.

VIRUS NIPAH - Sudah 23 tahun tapi belum ada vaksin, ini gejala dan penularan virus Nipah yang mematikan. FOTO: ILUSTRASI
VIRUS NIPAH - Sudah 23 tahun tapi belum ada vaksin, ini gejala dan penularan virus Nipah yang mematikan. FOTO: ILUSTRASI (IST)

Bahkan, di India, tingkat kematian virus ini mencapai 100%.

Pertama kali ditemukan di Malaysia

Penyakit ini pertama kali muncul di Malaysia pada tahun 1998.

Sejak saat itu, virus ini menyebabkan wabah respirasi pada babi, yang kemudian menyerang manusia.

Selain di Malaysia, antibodi dan virus Nipah pada Pteropus sp ini juga telah terdeteksi ada di sejumlah negara lain di Asia.

Hal ini terlihat dari ditemukannya virus Nipah dari urine dan saliva kalong Pteropus tersebut.

Dua negara dengan kasus tertinggi seperti Bangladesh dan India.

Kasus di dua negara itu menyebabkan kematian yang terbilang sangat tinggi.

Lantas, bagaimana gejala dan cara penularan virus mematikan ini?

Dikutip dari laman WHO, periode inkubasi virus Nipah mencapai 4 hingga 14 hari bahkan pernah dilaporkan mencapai 45 hari.

Ilustrasi kelelawar yang disebut menularkan Virus Nipah
Ilustrasi kelelawar yang disebut menularkan Virus Nipah (pexels.com)

Seseorang yang terinfeksi virus Nipah dapat mengalami gejala-gejala seperti batuk, sakit tenggorokan, meriang dan lesu, dan ensefalitis, pembengkakan otak yang dapat menyebabkan kejang-kejang dan kematian.

Cara penularan virus Nipah kepada manusia yakni melalui makanan yang terkontaminasi maupun kontak dengan kelelawar maupun babi tanpa menggunakan pelindung.

Berdasarkan laporan di Bangladesh dan India, cara penularan virus Nipah yakni melalui konsumsi buah maupun produk olahan buah yang terkontaminasi dengan urin maupun air liur kelelawar yang terinfeksi.

Virus Nipah di Indonesia

Kondisi virus Nipah di Indonesia telah dijabarkan oleh Sendow et al., 2008, yang menyatakan bahwa secara serologis babi di Indonesia masih bebas
terhadap infeksi Nipah.

Di Sumatera Utara, virus Nipah telah terdeteksi pada urin dan swab saliva kalong Pteropus vampyrus menggunakan RT- PCR, yang kemudian dikonfirmasi dengan sekuensing.

Hasil penelitian ini merupakan temuan pertama di Indonesia, yang dapat dijadikan bahan masukan bagi kebijakan peternakan di Indonesia mengingat Sumatera Utara berbatasan dengan Malaysia.

Deteksi virus Nipah pada Pteropus sp. juga akan dilakukan di Kalimantan barat dan Sulawesi Utara.

Penelitian lebih lanjut untuk mendeteksi virus Nipah pada reservoir host perlu dilakukan, terutama di daerah perbatasan Malaysia. (TribunBatam.id/Endra Kaputra) (Kontan)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Sebagian artikel ini telah tayang di Kontan.

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved