BATAM TERKINI
SARAN Akademisi Jaring Wisatawan Nusantara ke Batam, 'Cari Landmark dengan Ciri Khas Unik'
Akademisi membagi tips untuk menjaring wisatawan nusantara datang ke Batam. Tujuannya agar Pariwisata Batam bangkit akibat pandemi Covid-19.
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Pariwisata Batam masih berjuang melawan pandemi Covid-19.
Selama ini, Batam begitu bergantung dari kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman, serta masih lemah dalam menjaring wisatawan nusantara atau wisnus.
Direktur Batam Tourism Polytechnic (BTP), M. Nur A Nasution, S.Sos., M.Pd., CHA, tak mengelak jika dampak pandemi Covid-19 terhadap Pariwisata Batam sangat besar.
Ia mengajak pemerintah untuk memikirkan ulang terkait kebijakan sektor pariwisata agar tepat sasaran.
Nur menilai, perlu dibentuknya suatu sentralisasi pusat perbelanjaan barang-barang bermerek yang lengkap dengan harga terjangkau untuk menjaring wisatawan nusantara.
"Dulu ketika saya ke Batam tahun 2012, Batam kan terkenal sebagai pusat barang-barang elektronik dan branded yang murah.
Sekarang sepertinya ciri itu mulai hilang. Kebanyakan daerah saat ini sudah ada pusat perbelanjaan seperti itu," ucap Nur, Senin (1/2/2021).
Selain itu, perlu dibentuk suatu destinasi wisata baru ikonik dan berciri khas Batam yang tidak dapat ditemukan di daerah-daerah lain.
Pemko Batam dapat membangun landmark kota yang unik dan menonjolkan sejumlah tokoh pahlawan asli Batam.
Ia juga membandingkan landmark Kota Batam saat ini dengan patung terkenal Merlion di Singapura.
Dari sekian banyak daerah atau negara, patung air mancur berbentuk hewan berkepala singa dan berekor ikan itu hanya satu-satunya di negara tetangga.
Baca juga: Angin Segar Usaha Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Tangan Sandiaga Uno
Baca juga: ASITA Kepri Bakal Gelar Batam Treasure Hunt, Dongkrak Pariwisata Batam

Nur menambahkan, di situ lah letak keunikan objek wisata Singapura yang membuat para wisatawan berminat mengunjungi negara tersebut.
Batam juga harus membuat landmark kota dengan ciri khas yang sama uniknya, sehingga dapat berdaya saing dari daerah-daerah lain.
"Batam punya Jembatan Barelang dan pantai-pantai yang bagus. Nah, tinggal kita kembangkan, apa yang menarik dan unik dari jembatan itu?
Apa bedanya dengan jembatan Ampera di Palembang, misalnya. Keunikan itu yang harus ditonjolkan," ujar Nur.
M. Nur A Nasution juga mendorong pemerintah daerah, agar mensinkronkan pengembangan destinasi wisata dengan perluasan publikasi.
Kalau bisa, gaung tentang destinasi atau event wisata baru di Batam dapat mencapai media-media nasional.
Publikasi melalui media, menurutnya adalah salah satu aspek yang penting dalam pengembangan pariwisata, khususnya di tengah pandemi Covid-19.

Hal ini guna mendorong tidak hanya wisman, tetapi juga wisnus, tertarik berkunjung ke Batam.
"Apalagi kalau masa pandemi ini, wisman sudah tidak datang lagi, otomatis kita berharap dari wisatawan nusantara.
Event-event dan destinasi wisata perlu dipromosikan lagi secara nasional, tidak hanya lokal," tambah Nur.
Hotel di Batam Babak Belur Lawan Pandemi Covid-19
Memasuki Awal Tahun 2021, gairah sektor Pariwisata Batam belum juga membaik. Salah satu contohnya di bidang perhotelan.
Tingkat hunian kamar atau okupansi pun ikut terkena imbasnya.
Rata-rata, tingkat okupansi sejumlah hotel di Kota Batam hanya 30 sampai 45 persen saja.
“Bulan Januari ini, agak menurun jauh. Tingkat hunian diprakirakan hanya 30 sampai 40 persen,” ujar salah satu pelaku usaha perhotelan di Batam, Hastan kepada TribunBatam.id, Selasa (26/1/2021).
Hastan mengakui jika kondisi ini telah terjadi sejak bulan Maret 2020 lalu. Awal pandemi Covid-19 di Kota Batam.

Berbagai cara untuk bertahan pun dilakukan oleh pihaknya agar operasional hotel tetap berjalan.
“Semuanya kami coba maksimalkan. Sebab, karyawan juga harus tetap digaji. Karena tidak ada ceritanya work from home,” ungkapnya lagi.
Diakuinya, okupansi hotel memang sempat naik 60 sampai 70 persen pada akhir tahun 2020 lalu. Namun, kondisi itu tak bertahan lama.
“Naiknya karena banyak yang staycation. Mungkin karena suasana tahun baru, jadi banyak yang mengganti perayaannya dengan menginap di hotel,” tambah dia.
Hastan pun berharap, pemerintah dapat mengikutsertakan insan pariwisata sebagai prioritas vaksinasi Covid-19 setelah tenaga kesehatan (nakes).
Mengingat, pariwisata juga merupakan sektor penting untuk meningkatkan gairah perekonomian warga Batam.
“Kami ini juga sebagai garda terdepan untuk membangkitkan ekonomi. Berharap yang terbaik saja,” ujarnya.
Belum membaiknya tingkat hunian kamar hotel juga diakui oleh Hotel Manager OS Hotel Airport Batam, Ari Wibowo.
Menurut dia, okupansi di bulan Januari 2021 ini hanya sebesar 55 persen saja.

Dimana, tamu korporasi dan wisatawan domestik masih menjadi prioritas pihaknya. Hal ini dikarenakan belum dibukanya pintu masuk warga negara asing (WNA) asal Singapura dan Malaysia menuju Kota Batam.
“Jakarta masih PSBB dan airport sepi. Jadi, masih belum ramai.
Malah, mulai 20 Januari lalu semakin menurun,” katanya kepada TribunBatam.id.
Dengan adanya program vaksinasi Covid-19, Bowo pun berharap agar sektor pariwisata dan sektor lainnya kembali membaik.
Saran Dispar Kepri
Dinas Pariwisata atau Dispar Kepri meminta para pekerja pariwisata divaksin terlebih dulu setelah tenaga kesehatan, TNI dan Polri.
Hal ini menurutnya penting guna mendukung pembukaan akses wisatawan Batam - Bintan - Singapura.
Awalnya, Buralimar meminta agar vaksinasi corona bagi pekerja pariwisata dilakukan secara bersamaan dengan tenaga kesehatan.
Namun karena jumlah vaksin terbatas, permintaan itu urung dilakukan.
"Walaupun begitu, sudah ada tenaga pariwisata yang sudah diswab 2 minggu sekali atau sebulan sekali.
Seperti Nongsa dan Lagoi," katanya saat ditemui di Batam Center, Selasa (26/1/2021).

Menurutnya, vaksinasi corona dapat menekan kekhawatiran wisatawan untuk berkunjung ke destinasi Pariwisata Kepri.
Kemudian, untuk menekan penularan Covid-19, terhadap pekerja pada bidang pariwisata.
"Sehingga masyarakat tak perlu khawatir. Karena Pariwisata Kepri ini identik dengan berkerumun dan berkumpul," katanya.
Buralimar berharap vaksinasi terhadap tenaga kerja keparawisataan, dapat meningkatkan kepercayaan kepada pariwisata kepri.
Termaksud kepada untuk target meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara (winus).
"Wisatawan mancanegara bukan target utama. Kita berharap pada wisatawan nusantara saja.
Seperti provinsi, kabupaten, dan dalam daerah sendiri," katanya.
Menurutnya, target wisatawan nusantara juga menghasilkan devisa untuk Negara.

Hal ini untuk menutupi ditengah pandemi Covid-19, wisatawan mancanegara (wisman) belum bisa masuk ke Indonesia terutama Kepri.
"Mereka belanja 1 hari Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta sangat berpengaruh terhadap tingkat ekonomi di Kepri," katanya.
Sementara untuk target wisatawan, pihaknya akan menyesuaikan dengan target Menteri pariwisata dan ekonomi kreatif.
Kemudian, pihaknya akan membuat kalender event pariwisata.
"Kalender even tetap kita buat. Sehingga kita punya target yang lebih jelas," katanya.
(TribunBatam.id/Hening Sekar Utami/Roma Uly Sianturi/Ichwan Nur Fadillah)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google