BATAM TERKINI

Jeritan Penambang Boat Pancung di Pelabuhan Rakyat Sagulung Batam saat Pandemi Covid

Wakil Ketua Penambang Boat Pancung di Pelabuhan Sagulung Batam, Musdi bercerita, untuk mendapat Rp 20 ribu saja susah saat ini

Editor: Dewi Haryati
tribunbatam.id/Ian Sitanggang
Jeritan Penambang Boat Pancung di Pelabuhan Rakyat Sagulung Batam saat Pandemi Covid. Foto penambang boat pancung di Pelabuhan Rakyat Sagulung. 

"Itu sudah pasti, belum lagi kalau ada carteran. Tapi saat ini hal itu sudah seperti mimpi," kata Musdi.

Ia melanjutkan ceritanya, sebelum ada wabah virus corona, aktivitas di Pelabuhan Rakyat Sagulung jarang sepi.

"Paling lama itu antrean yang kita lakukan paling lama 20 menit. Berapa pun penumpang kalau sudah giliran harus berangkat. Sementara saat ini jangankan 20 menit, satu jam pun belum tentu ada penumpang," kata Musdi.

20 Tahun Jadi Penambang Boat Pancung

Sementara itu, inilah kisah Budi (40), penambang boat pancung di Batam bertahan hidup saat pandemi Covid-19.

Siang itu, Budi hanya duduk terdiam menatapi setiap penumpang yang lewat di Pelabuhan Rakyat Sekupang Batam.

Ya, ia sedang menunggu giliran boat pancungnya jalan. Sambil menunggu waktu, Budi bisa duduk santai.

"Nunggu jadwal bang, kayaknya masih lama. Dari kemarin belum jalan," kata Budi sembari menggaruk kepalanya di pojokan Pelabuhan Rakyat Sekupang, Kamis (4/2/2021).

Budi sebenarnya sudah jenuh menunggu lamanya antrean. Namun ia tak punya pilihan lain selain menunggu demi penghasilan.

"Sabar-sabar aja lah bang kalau sekarang ni, penumpang sepi. Penambang kapal banyak, harus nunggu jadwal antrean. Ini saya dari kemarin belum jalan, dapat jadwal hari ini. Itupun cuma satu kali," ucap Budi.

Hari itu, Budi hanya mengenakan celana jins pendek, baju hitam dengan topi. Ia bak orang kesepian duduk di pojokan dermaga Pelabuhan Pancung seorang diri.

"Kapal saya jalan diurut berapa bang," tanyak Budi kepada rekannya, petugas loket sembari langsung melihat nomor antrean kapal yang ditempel di papan tulis hitam, tepat di samping loket.

Budi memang tak seperti penambang lainnya yang menunggu jadwal antrean sambil ngopi, dan bercerita di kantin pelabuhan.

"Bukan tak ada duit, biar irit saja nunggu di sini," ujar Budi.

Usia Budi memang tak lagi muda, ia sudah beranjak 40 tahun.

Halaman
123
Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved